Suatu pagi yang tenang di hari sabtu, seorang pemuda yang tinggal sendirian tengah disibukkan dengan semua kekacauan selama dia bermalas-malasan. Karena tinggal sendiri dia akan membereskan pekerjaan rumahnya hanya saat dia ingin melakukannya, dan hari ini adalah harinya.
Mengumpulkan pakaian kotor dan melemparkannya ke mesin cuci, mencuci piring lalu mengelap mereka hingga kering kemudian membereskannya ke tempat mereka sebelumnya berada. Menyapu dan mengepel lantai, kemudian kembali lagi untuk mengambil cucian dan mengeringkannya di bawah terik matahari.
Hari ini terasa begitu sibuk dan melelahkan, setelah semua itu dia masih harus menyiram tanaman yang hampir mati karena kekeringan. Porchay menyalakan kran air dan memulai memberikan minuman pada tanaman yang mulai bergoyang senang.
Bocah itu sangat fokus dengan kegiatannya sambil sesekali menguap malas, tidak menyadari kalau seseorang tengah menatapnya. Orang itu hanya diam untuk waktu yang lama, wajahnya terlihat lelah dan tertekan namun matanya memperlihatkan perasaan bahagia ketika mengamati pemuda yang lebih muda darinya.
"Porchay...." Orang itu tidak tahan lgi dan memanggil nama adiknya.
"Hiaa,,,!!!!" Che meninggalkan kran air tanpa mematikannya, melemparkan dirinya pada orang itu.
"Aku merindukanmu Che..." Ungkap pria berkulit eksotis itu."Aku lebih merindukanmu hia... Kenapa kau kembali tanpa memberi tahuku?!" Porchay melepas pelukan kakaknya pura-pura cemberut, "Kau bahkan tidak pernah membalas pesanku, aku pikir kau mati di pulau terpencil itu..." candanya lagi.
"Dasar kau ini, jadwalku sangat sibuk, tidak mudah untuk mencari waktu luang dan mengabarimu..." Jelas Porsche sabar, sembari melangkah menuju rumah mereka dengan adiknya tak lepas dari rangkulannya.
"Hia,,, lepaskan tanganmu..."
"Kenapa... Kau sudah tidak merindukanku lagi...?"
"Jangan berlebihan,,, aku hanya ingin mematikan kran air,... lihat airnya sudah memenuhi halaman,,, aku takut rumah kita akan kebanjiran..." kata Porchay melebih-lebihkan, kemudian berlari mematikan kran air lalu menarik tangan Porsche kembali merangkulnya.
Porsche tidak bisa menyembunyikan senyumannya, mengacak rambut pemuda itu dan membawanya masuk kerumah. Perasaan beratnya sebelum kembali terasa lebih ringan sekarang, stres yang menumpuk di otak dan hatinya sedikit banyak telah berkurang setelah melihat tawa adiknya.
"Kau baru saja beres-beres... apa kau mengeluarkan semua baju dari lemari?" Porsche memicingkan matanya, dengan tatapan menyelidik melihat adiknya.
"Itu... Jangan salahkan aku,... karena hia tidak dirumah tidak masalahkan kalau aku... tidak maksudku,,, terserah aku, aku hanya sedang ingin melakukannya... setidaknya kau tidak melihat kekacauan yang aku buat sebelum ini..." Suara Che perlahan menghilang saat mengatakan kalimat terakhirnya, dia menunduk takut hianya akan marah padanya.
"HHuuuii,,, Aku tidak marah padamu...," Porsche memegang kedua pipi adiknya, membuat pemuda yang lebih pendek darinya untuk menatap matanya. "Kau sudah besar che,,, kau bisa memilih apa yang baik dan buruk untukmu, tapi kau juga harus bertanggung jawab atas pilihan yang kamu buat sendiri, dan aku mempercayaimu..." Kata Porsche yang malah membuat mata adiknya memerah.
"Aku tahu..." Porchay berusaha melepaskan diri dan berlari kedapur, menyembunyikan air matanya yang mungkin akan terus meluncur jika terus menatap saudaranya. "Hia sudah makan? aku akan merebuskanmu mie instan..." Lanjut Porchay, tapi gerakannya canggung hingga membuatnya lupa dimana dia menyimpan panci kecilnya.
"Tidak baik terlalu sering memakan makanan instan, ayo masak bersama..." Porsche meletakkan tasnya di sofa, kemudian menyusul adiknya.
Pemuda yang lebih tinggi itu menepuk kepala adiknya dua kali, menenangkannya tanpa membuat suara. Dia benar-benar percaya pada adiknya, hanya saja,... adiknya ini kadang terlalu polos dan mudah mempercayai apa yang orang lain katakan padanya, dan Porsche takut dia akan terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIMPORCHAY The Series
ФанфикKim dan Porchay, dua orang dari dua dunia yang berbeda namun dipertemukan oleh cinta yang pelik. Bagaimana kisah mereka berdua, akankah berakhir dengan bahagia?! #Fanfiction Peringatan! Ini adalah fiksi penggemar dan bukan terjemahan, yang mungki...