Epilog

2K 166 14
                                    

Kim mencium bibir Porchay saat dia menjemput anak itu setelah menyelesaikan kuliahnya malam ini, dia tidak perduli teman-teman Porchay tengah menatap mereka di belakang Che yang berlari lebih dulu untuk menemuinya, dia hanya melakukan apa yang ingin dia lakukan, karena terlalu banyak penyesalan yang dia rasakan selama ini.

"P' Kim..." Porchay mendorong bahu orang yang tidak tahu malu itu.

"Apa?! Apa phi tidak boleh mencium pacar phi sendiri?" Kim membela diri.

Porchay menggeleng tak percaya. "Apakah phi benar P' Kim yang ku kenal?".

"Kim seperti apa yang kau kenal?".

"Huuui... Wadee kha/krub P' Kim" Ketiga teman Porchay menghentikan bunga-bunga yang mulai tumbuh di sekitar keduanya.

"Ai Che" Pong menyikut Porchay meminta penjelasan.

"Arai?" Porchay berpura-pura tidak mengerti maksud Pong dan tatapan mata teman-teman padanya.

Kim tersenyum menatap teman-teman baru Porchay itu, "Wadee krub, Aku Kim" katanya mengulurkan tangan pada pemuda yang terlihat paling normal diantara ketiganya.

Namun belum sempat Flute mengulurkan tangan untuk menyambut tangan orang lain, tangan lentik di sebelahnya menyerobot antrean. "Namaku Pey na krub P' Kim, aku adalah penggemar beratmu phi..." kata Pey bersemangat.

Mata Pong melotot melihat tingkah Pey kemudian dia memaksa tangan temannya itu terlepas dari Kim, menggantinya dengan tangannya sendiri. "Aku... Ak-aku Pong na krub phi, aku sahabat Porchay, itu... aku juga penggemar beratmu phi..." Pong tidak berani berlama-lama menyalami Kim, dia terlalu gugup sampai tidak tahu dimana harus meletakkan tangannya.

"Namaku Flute phi..." yang terakhir menyalaminya dengan normal seperti dugaan orang lain. "Lalu... Porchay, bukankah kau harus mengatakan sesuatu sekarang?" tanya Flute yang sebenarnya penasaran sekali dengan hubungan mereka berdua.

Porchay menggaruk kepalanya yang tak gatal sebelum akhirnya menjawab. "Umm itu... P' Kim...".

"Faen Porchay na krub" kata Kim percaya diri.

"Hhui...!!!!" katiga teman Porchay berteriak heboh.

"Bukankah beberapa waktu lalu kalian masih kucing-kucingan, kenapa sekarang jadi mesra-mesraan... Huui! Ai Che aku iri sekali padamu..." Pong.

Setelah menerima banyak godaan dari ketiga teman Porchay, laki-laki yang lebih tua membawa pemuda itu menuju mobil mereka. Deru mesin mobil mulai menyala sesaat kemudian kita dapat melihat mobil itu melaju meninggalkan gerbang universitas menuju bangunan besar milik klan utama Teeraphanyakul.

Sepanjang perjalanan Kim menggenggam tangan Porchay penuh dengan senyuman, mata mereka saling memandang dalam pemahaman diam-diam.

Dalam malam yang kacau kau mungkin akan menemukan seseorang, seseorang yang takdir janjikan kepadamu. Tapi dalam malam yang kacau pula kamu mungkin akan kehilangan orang itu, karena takdir akan mengambilnya kembali seperti yang dia janjikan bahkan saat kau belum bertemu dengannya.

Orang-orang bertemu kemudian berpisah pada saat berikutnya, yang bisa kau lakukan hanyalah memegang orang itu seerat mungkin saat dia masih berada di sisimu. Karena kau tidak tahu kapan semua kebahagiaan akan berakhir. Menjalin setiap ruas jari-jari tanganmu dengan jari-jari indah milik orang lain yang kau cintai.

Mencintai seseorang itu membutuhkan banyak keberanian, karena seperti bunga mawar yang indah memiliki duri di sepanjang tangkainya. Cinta pun demikian, kita dapat saling menyakiti dan memberikan luka pada orang yang kita cintai.

Cinta dan derita memiliki berat timbangan yang sama, karena semakin kau mencintai semakin banyak pula luka yang mungkin akan kau tanggung. Karena cinta melibatkan dua hati dan dua insan yang berbeda. Karena mereka memiliki pikiran, sikap dan perasaan yang tak sama, maka mereka tidak akan pernah selalu berjalan di sisi yang sama.

Ada kalanya perbedaan membuat dua hati yang tadinya satu menjadi renggang dan berjarak, tapi ada masanya saat perbedaan itu membuat hati mereka terikat lebih kuat dari saat-saat sebelumnya.

Kim dan Porchay mengetahui semua itu, karena sedikit banyak mereka telah melalui jalan yang berliku untuk dapat bertemu satu sama lain. Dan mereka juga tahu jalan di depan mereka tidak akan semudah dan seindah yang mereka inginkan. Akan ada banyak batu kecil ataupun besar yang menghalangi jalan mereka.

Akan ada banyak duri dan rintangan yang menutup jalur mereka menuju bahagia. Cinta mereka mungkin juga tidak akan pernah sampai pada "Bahagia selama-lamanya", tapi mereka hanya ingin saling menjalin tangan mereka, saling berpegangan hingga tiba waktunya mereka dipisahkan oleh takdir.

Ya, semua orang yang jatuh cinta berpikir kalau orang yang kita cintai adalah takdir mereka, terdengar klise bukan. Lalu apa? Kita tidak akan pernah tahu jalan seperti apa yang menanti kita di depan sana, atau siapa yang kita temui selanjutnya. Kita hanya bisa melakukan apa yang menurut kita benar dan takan pernah menyesali keputusan kita saat kita menengok pada jalan yang kita tinggalkan.

Jadi berbahagialah, atau mungkin kau akan menyesalinya saat kau tak melakukan apa yang kau ingin lakukan sekarang.

KIMPORCHAY The Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang