C.14 I Hate You

1.3K 144 42
                                    

Peringatan!!

Bagian ini dan selanjutnya mungkin akan berbeda dengan Series aslinya, karena ada beberapa detail bagian yang sudah terlanjur aku tulis di chapter sebelumnya jadi aku hanya bisa mengubah detail cerita di bagian setelahnya. 5555555

Semoga kalian tidak keberatan,,,

Dan sialnya, di episode 12 cuma dikit banget scene KimPorchay-nya, padahal aku nungguin banget cerita mereka... hhuuhuhu

-----------------------------------------------------------------

Tidak terasa sudah waktunya Porchay dan mahasiswa baru lainnya untuk melapor ke departemen mereka masing-masing. Dan hari ini adalah upacara penerimaan mahasiswa baru di Universitas Ananthamekha.

Sebuah sepeda motor berwarna merah melaju dijalanan Bangkok menuju sebuah bangunan yang sudah ramai oleh mahasiswa baru di departemen yang sama dengan Porchay. Tidak hanya itu banyak juga mahasiswa senior yang berpakaian hitam dan putih dengan tag name bertuliskan "Panitia" yang menggantung di leher mereka. Mereka menyambut adik-adik tingkat mereka di depan gedung universitas dan membantu mengarahkan ke tujuan mereka.

Porchay turun dari motor Porsche, dia membawa gitar butut miliknya di punggungnya, dia bertekad melupakan semua tentang Kim, dan meninggalkan gitar Kim yang ia simpan dalam lemarinya.

Porsche membantu melepaskan helm yang dikenakan adiknya setelah melepas miliknya sendiri. Yang terakhir dengan telaten menyisir rambut pemuda di depannya yang berantakan dengan jari-jarinya. Dia tersenyum menatap Porchay penuh kebanggaan, pemuda itu mengenakan kemeja putih dan celana berwarna hitam, dan juga dasi berwarna hitam yang menggantung di lehernya.

"Bagaimana perasaanmu, Senang?!" Tanya yang lebih tua.

Porchay mengangguk, mencoba menghiasi wajahnya dengan senyumannya yang biasa. "Sangat Senang..." Katanya.

"Sesenang itu?" Porsche, tidak melihat adanya keanehan pada adiknya, dan tersenyum bahagia. "Apa kau membawa semua yang dibutuhkan?" tanyanya, sedikit kekhawatiran terlihat diwajahnya, seperti orang tua yang mengantarkan anaknya untuk sekolah pertama kalinya.

"Eee... Kenapa kau tampak lebih senang dariku?".

"Tentu saja, Ini adalah impianku... Akhirnya kau memasuki universitas, tidakkah kau merasa senang?" Porsche mengusap pipi Porchay lembut, entah sejak kapan adiknya sudah setinggi dan sebesar ini, dan dia sekali lagi merasa bangga pada pemuda di depannya dan pada dirinya sendiri.

".... Yaa, Sekarang pergilah..." Porchay mengusir kakaknya, dia merasa lebih bimbang dengan keputusannya sekarang.

"Apa kau melupakan sesuatu?" Saudaranya sekali lagi bertanya.

Porchay menatap orang yang masih duduk di atas motornya dan berjalan mendekatinya, memeluk tubuh hangat Porsche. Saat merasakan belaian tangan saudaranya di punggungnya, Porchay merasa kalau hatinya seperti dicubit sekali lagi, bibirnya bergetar, giginya menggigit dinding mulutnya agar dia tidak menangis di depan orang yang paling berharga untuknya itu.

"Jika kau memerlukan sesuatu, katakan saja pada Hia, Oke?!".

"Krub...".

"Pergilah...!" Porsche

"Sebentar..." Porchay menahan pelukan saudaranya untuk sementara, rasanya sudah lama sekali Porchay tidak merasakan kehangatan Porsche, sejak dia bekerja sebagai pengawal, kamudian beberapa waktu ini, walaupun mereka berada di rumah yang sama, tapi porsche selalu sibuk dengan pekerjaannya, dan tidur di kamar P' Kinn saat malam tiba.

"Gu rak meng na" Porsche meninju kepalan tangan adiknya sebelum pergi.

Porchay berdiri untuk waktu yang lama, menunggu orang yang mengendarai motor menghilang dari jangkauan matanya. Dia menatap surat penerimaan dirinya yang dia simpan rapi dalam mika.

KIMPORCHAY The Series Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang