Peringatan!
Persiapkan diri sebelum membaca bagian ini, yang terjadi biarkanlah terjadi.
Dan aku mohon dengan sangat, kalian jangan marah, dan jangan memakiku setelah kalian selesai membacanya oke!!! 55555Baiklah...
Selamat membaca....----------------------------------------------------------
Kebanyakan orang akan melihat kemungkinan terburuk terlebih dahulu daripada kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin terjadi. Begitupun dengan dua pemuda yang dihadapkan pada situasi hidup dan mati ini. Saat mereka melihat darah menyembur dengan mata kepala mereka sendiri telinga mereka mulai berdengung hingga tak bisa mendengarkan apa yang terjadi di sekitar mereka.
Porchay jatuh terduduk dengan tubuh bersimbah darah segar dari dua orang yang tertembak di depannya. Matanya yang jernih terbelalak terbuka karena terkejut dan sebagian wajahnya terkena cipratan warna merah yang kontras dengan kulitnya yang putih pucat. Peluru yang di tembakan orang itu meleset mengenai lengan kirinya dan juga orang dibelakangnya. Dia dapat merasakan tubuh orang dibelakangnya gemetar hebat sebelum tangan kekarnya menyelimuti dirinya kedalam pelukan hangat yang selama ini dia rindukan.
Pemuda yang lebih muda itu menatap sisi wajah Kim dengan mata nyalang, ia melihat laki-laki yang dia pikir telah mengenal baik dirinya. Namun ekspresi Kim saat ini telah membuat dia sadar kalau dia tidak pernah tahu seperti apa orang ini sebenarnya.
Kim dengan mata panas benar-benar menakutkan, pupil matanya menyusut ketingkat dimana dia tenggelam dalam perasaan ketakutan yang ekstrim. Kim menembaki dua orang yang mendatanginya dengan membabi buta. Ia terus melakukan hal yang sama hingga senjata yang ada ditangannya tak lagi mempu mengeluarkan peluru satupun.
Hanya ada suara klik terus-menerus yang berasal dari senjata kosong itu. Pendengaran Porchay telah kembali untuk beberapa waktu, matanya masih tertuju pada mata orang lain yang kini dibasahi dengan air jernih yang menuruni wajahnya. Tanpa dia sadari tangannya yang masih gemetaran mencoba untuk menyeka wajah orang itu. Porchay dapat merasakan orang di depannya menegang karena kejutan yang baru saja dia terima.
"P' Kim...".
Mata Kim melebar, ekspresi dingin yang dia tunjukan lenyap dalam sekejap saat suara pemuda itu menyadarkannya. "Che,,, Porchay, dimana kau terluka? Aku akan membawamu ke rumah sakit segera..." Kim dengan panik ingin bergegas membawa orang lain di pelukannya, namun dihentikan oleh pemuda kecil yang menahan gerakannya.
"Aku baik-baik saja, aku hanya sedikit shock phi..." Anak itu menarik tubuhnya untuk duduk.
"....." Mata Kim masih meneliti keadaan orang di depannya dengan seksama, pemandangan dirinya yang kejam seperti hanya sebuah mimpi buruk yang kemudian terlupan saat terbangun dari tidur.
"P' Kim!" Porchay menarik wajah Kim untuk bertemu dengan matanya. "Aku baik-baik saja na, hanya sedikit luka tidak akan membuatku mati" Porchay mengangkat lengan kirinya yang terluka, namun dia berusaha untuk tidak menujukkan rasa sakit di wajahnya. "Kau seharusnya lebih mengkhawatirkan dirimu..." Katanya lagi.
Kim menatap lurus mata pemuda itu dalam waktu yang lama, senjata kosong yang selama ini ia genggam erat terjatuh begitu saja. Tangannya yang hampir kehilangan tenaganya dengan cepat mengisi ulang dayanya, kemudian terulur untuk menyentuh wajah orang yang di cintainya.
"Maafkan aku!" bisik Kim dengan susah payah mengeluarkan suara dari kerongkongan yang terasa sangat kering. "Maaf,,, maafkan P' Kim, Porchay" Kata-kata yang sudah lama tersimpan dalam hatinya saat ini keluar tak terbendung lagi. "Maafkan aku..." Pemuda yang lebih tua itu menarik yang lebih muda ke dalam pelukannya sekali lagi.
Dibalik punggung Kim, Porchay hanya bisa tersenyum dan membalas pelukan orang itu, dia dengan sadar menepuk-nepuk bahu yang terus bergetar di pelukannya. Mereka saling perpelukan untuk beberapa waktu sampai Anon yang membawa Barret M82 (Salah satu senapan yang digunakan oleh para sniper yang diproduksi oleh salah satu perusahaan di Amerika Serikat) di dalam tasnya dikejutkan dengan pemandangan yang tidak sengaja dia temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIMPORCHAY The Series
FanfictionKim dan Porchay, dua orang dari dua dunia yang berbeda namun dipertemukan oleh cinta yang pelik. Bagaimana kisah mereka berdua, akankah berakhir dengan bahagia?! #Fanfiction Peringatan! Ini adalah fiksi penggemar dan bukan terjemahan, yang mungki...