Hujan dari semalam masih terus turun hingga pagi ini, dan langit tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menyudahi tangisannya. Seorang pemuda yang mengenakan kaos biru dan celana kolor selutut berwarna hitam terlihat sibuk menyiapkan sarapan untuk satu orang.
Seperti biasa, dia hanya menyiapkan satu lembar roti tawar yang telah dipanggang dan telur mata sapi di atasnya, ditambah satu gelas susu putih yang masih mengepul sebagai minumannya.
Porchay membawa sarapannya ke sofa agar dapat melihat langit yang tengah muram seperti dia sedang jengkel padanya. Tapi orang yang tengah meminum susu putihnya itu menatap langit dengan gembira, masih segar dalam ingatannya saat kemarin dia menyanyi di depan P' Kim melihat seulas senyumannya membuat Porchay hampir merobek mulutnya saking senangnya dia.
Setelah menyelesaikan makan paginya, pemuda itu membersihkan peralatan sebelum pergi membasuh dirinya sendiri. Hari ini adalah hari pelaksanaan ujian praktik untuk memasuki fakultas musik di Universitas Anantramecha, dan hujan hari ini dia anggap sebagai berkah untuknya serta do'a yang dikirim turun oleh orang-orang yang disayanginya.
Sebelum pergi Porchay menyapa potret kedua orang tuanya, berdoa di depan mereka untuk meminta restu darinya. Rasanya sudah bertahun-tahun lamanya mereka meninggalkan dunia ini, terkadang dia sampai lupa bagaimana rupa mereka di dalam ingatannya. Karena usianya yang terlalu muda saat mereka tiada, tidak banyak kenangan yang tersisa, dan itu kadang membuatnya merasa kecewa. Jika saja mereka masih ada, ia dan saudaranya takan menderita.
"Pho, Mae... Aku juga akan bekerja keras untuk Hia,..." Porchay mengusap gambar mereka lembut, senyum tidak pernah meninggalkan matanya. "Hia... jaga dirimu baik-baik, dan jangan terluka..." kemudian berlanjut mencolek potret kecil kakaknya.
Porchay berangkat menuju universitas tempat P' Kim dulu belajar dan jika dia dapat lolos seleksi nanti ia bisa belajar di tempat yang sama dengan idolanya, tidak... maksudnya belajar di tempat yang sama dengan orang yang disukainya. Pemuda itu terkikik, hanya membayangkannya saja orang ini sudah sangat bahagia.
Porchay bertemu dengan Ohm disana, temannya satu ini juga memiliki minat yang sama. Kedua pemuda itu memasuki ruangan yang di sediakan pihak universitas dan menerima pengarahan kemudian melanjutkan ujian praktik mereka.Seperti yang mereka (pihak universitas) katakan sebelumnya, Porchay dan calon mahasiswa lain harus memainkan satu lagu umum dan satu lagu ciptaan mereka di tempat, mereka memberikan waktu pada peserta untuk menciptakan sebuah lagu kemudian menampilkannya di depan juri. Beberapa peserta pergi ke tempat-tempat yang di rasa akan memberikan mereka inspirasi.
Porchay sendiri memilih pergi ke sudut ruangan, dia tidak ingin pergi terlalu jauh, ia hanya membutuhkan tempat yang cukup tenang, kemudian mulai mempraktikkan apa yang P' Kim ajarkan padannya lalu mulai menyusun draft yang akan dia buat menjadi sebuah lagu.
"Che... Kau baik-baik saja?" Tiba-tiba seseorang mengagetkannya.
Porchay dikejutkan pemandangan di depannya, wajah Ohm tiba-tiba berada di jarak yang cukup dekat dengannya hingga nafas hangat orang lain dapat Porchay rasakan mengenai wajahnya.
"Sia... Jauhkan wajahmu dariku ai Ohm..." Porchay tidak bermaksud untuk kasar pada temannya itu, tapi akhirnya yang dia lakukan membuat orang lain terjungkal karena ia mendorong kepala Ohm reflek.
"Sial!" Ohm
"Toht toht toht,,, kau baik-baik saja?" Porchay memegang gitarnya lalu membantu Ohm berdiri.
"Eee,,, Lalu kenapa kau membuat ekspresi aneh, wajahmu terlihat bengkok... Kau tidak membayangkan sesuatu yang aneh kan...?" Ohm memberikan sebotol cola pada Porchay.
"Khop chai, apa yang terjadi? Aku hanya sedang memikirkan lagu yang akan ku buat... kau sudah selesai?" Porchay menerima botol yang diberikan temannya, lalu meletakkannya di sisinya. "Duduklah!" Perintah Porchay.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIMPORCHAY The Series
FanficKim dan Porchay, dua orang dari dua dunia yang berbeda namun dipertemukan oleh cinta yang pelik. Bagaimana kisah mereka berdua, akankah berakhir dengan bahagia?! #Fanfiction Peringatan! Ini adalah fiksi penggemar dan bukan terjemahan, yang mungki...