Chapter 7: The Hunter

32 6 0
                                    

Malam masih menyelimuti kota Grimoir dengan lembut. Langit seakan berubah menjadi gelap, menutupi bintang-bintang. Lagi-lagi cuaca mendung melanda kota dataran tinggi ini. Hawa dingin... menembus memasuki kulit sampai membuat bulu kuduk berdiri. Kabut nampak mulai menutupi area jalan didepan Fotokopi Julius. Tepatnya di Jalan Rowosari dimana disana merupakan kawasan apartemen sepi dengan sedikit penduduk dan sedikit mepet dengan area pelabuhan. Disisi kiri terdapat sebuah Bar atau tempat minum-minum bagi orang dewasa.

"Uaghuppp ahh"

Selang sesaat, seseorang keluar dari tempat itu sembari membawa botol minuman. Ia masih asik menenggak sisa anggur merah yang ia pesan. Dalam botol itu tertuliskan brand AMER. Sebuah brand yang nampaknya malas sekali menuliskan nama usaha karena AMER memang mengacu pada AnggurMerah yang mereka jual. Ini ibarat ada perusahaan yang berjualan jeruk, tapi mereka juga menggunakan nama JERUK sebagai nama brand.

"Ah... haa? kenapa jalannya jadi berkabut gini. Ughpp..."

Sembari meninggalkan area, dia berjalan santai menyusuri jalanan dengan langkah kaki tersendat-sendat dan sempoyongan. Kondisi mabuk membuatnya linglung dan tidak fokus.

"Besok... harus kerja. Ughp lagi-lagi kerja. Kenapa?"

'Hi.. hi hi...'

Langkah kaki pria ini langsung terhenti karena ia mendengar sebuah suara aneh yang menggema. Dia menyapukan pandangan kekanan dan kekiri namun hasilnya nihil, yang ia lihat hanya jalanan sepi dengan kabut tipis sama seperti sebelumnya.

DAGH~

Belum juga selesai mencari, orang ini dikejutkan dengan suara sebuah benda yang menabrak bak sampah diseberang jalan.

Melihat ada bak sampah ia segera menghabiskan minuman hingga tetes terakhir. Bak sampah itu masih hanya berupa siluet, lama kelamaan nampaklah bentuknya yang sudah berkarat dan jelek. Tepatnya ada di pojokan gang gelap dan hanya ditemani sebuah lampu jalan yang berkedip-kedip.

"Sampai rumah... mandi, lem'burr, tidur~ yak ughhpp~ hah hehehe"

Pria ini pun segera berniat membuka bak sampah tua itu. Dia coba untuk mengangkat dan rupanya gagal. Dicoba lagi, dan gagal lagi. Terasa sangat berat untuk diangkat, entah terganjal sesuatu atau karena engselnya sudah berkarat.

"Dih Asu! berat banget"

Ketika masih berusaha membuka, baru ia menyadari jika ada benda aneh yang sejak tadi keluar dari dalam bak sampah. Karena penasaran pria ini berjongkok dan mendekat kearahnya. Terdapat sebuah... rambut panjang yang basah?

"Apaan ini?!"

Anehnya rambut tersebut cukup rapi meskipun sudah tampak kusut. Seakan masih teruntai pada sesuatu yang ada didalam. Dan tak lama setelah melihat hal tersebut, orang ini mencium aroma busuk.

Tatkala masih mencoba memproses benda apa yang sedang dilihat, perlahan bak sampah tersebut terbuka. Perlahan semakin keatas, terlihat sangat ringan padahal sebelumnya begitu berat. Suara gesekan engsel berkarat cukup memekikkan dan menggema disekitar lorong. Dari dalam bak sampah muncul kepala wanita yang naik keatas sembari melirik kearah orang ini.

Bagai terkena jumpscare secara slow motion, orang ini terjerembab dan ketakutan karena syok. Itu benar-benar kepala manusia yang tiba-tiba muncul dari dalam sampah. Menyeringai menatapnya dan tersenyum sangat lebar, nampak begitu menakutkan.

"Se... Setann... haaAAaaaa~"

Pria ini berusaha berdiri, berniat meninggalkan lorong tetapi sedikit dibuat heran karena di ujung sana terdapat seseorang yang merokok santai. Seorang wanita berkepang yang mengenakan rompi hitam dan topi distro. Dia membawa sebuah senapan serbu dan beberapa senjata api lainnya. Dilihat dari perawakan sepertinya adalah pihak kepolisian. Tak elak ia segera berlari sembari mengangkat tangan dengan harapan tidak terkena masalah.

The Endless Hollow IDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang