15: Q&A Discussion

23 4 0
                                    

Jika ada hari yang paling menyebalkan entah mengapa orang pasti setuju jika jatuh pada hari Senin. Padahal Senin adalah hari penggerak kehidupan dimana roda mingguan berakhir. Ibarat sebuah gong yang dipukul pertanda dimulainya kembali aktifitas yang semula mangkrak. Namun rasa sebal itu tidak berlaku bagi orang yang tidak terlena akan akhir pekan. Hari di awal minggu menandakan terbukanya jendela baru dengan semangat baru.

Terus semangat mengejar pendidikan meskipun jam kuliah mengisyaratkan untuk berangkat dikala sinar mentari sedang terik-teriknya.

"Hmmm..."

Kerutan pada dahi mahasiswa dibuat naik turun sejak dimulainya pembelajaran. Didalam terasa panas pengap meskipun semua jendela telah dibuka. Penyebabnya tak lain adalah pendingin dan penyaring udara ruangan yang entah kenapa rusak. Suasana pembelajaran jadi sedikit terganggu meski mereka dituntut untuk tetap menjalani aktivitas secara biasa.

"Kuliah mahal tapi sarana prasarana malah begini hadeh", gumam Kriss sebal.

"Jadi demikian presentasi dari kelompok kami, setelah ini kita akan melaksanakan diskusi tanya jawab"

Terlepas dari perkuliahan yang masih berjalan, disamping bangku Kriss terdapat seseorang yang dari tadi melamun melihat keatas.

"Oi Zeyn, apa kau ingin bertanya pada sesi diskusi?", tanya Kriss melirik kesamping.

Sayang Zeyn tidak menjawabnya dan masih saja diam melamun.

Materi perkuliahan hari ini adalah membahas pasal sejarah. Kita pun tahu betapa kayanya negeri ini akan kisah-kisah baik yang sudah terkuak maupun yang belum. Tidak peduli meskipun cukup kelam untuk diingat, antusiasme sejarawan tidak pernah pudar sampai masa sekarang. Sejarah kita dipenuhi dengan cerita perjuangan para pahlawan yang tidak pernah gentar untuk melawan penjajahan. Belum lagi cerita rakyatnya yang notabene menjadi bagian dari sejarah asli itu sendiri, meski kadang harus ada pembuktian secara metafisika.

"Baik, mari kita mulai diskusi dimana akan diisi 3 orang penanya. Bagi teman-teman yang ingin bertanya, dipersilakan"

Pembawa materi (pemakalah) didepan bersama satu lagi temannya yang merupakan mahasiswi menjadi presenter dan pengumpul data masih berusaha professional. Untung saja presentasinya yang berjudul "Semangat 3G (Gold, Gospel, Glory) Dalam Pelayaran" berjalan lancar tanpa ada kendala. Hanya saja mungkin karena panas, memang entah kenapa hawanya ikut terbawa emosi. Dia ingin cepat-cepat menyelesaikan semua ini agar bisa rebahan di rumah.

"Izin untuk bertanya", ucap Kriss tegas sembari berdiri. "Perkenalkan nama saya Kriss Howard. Saya ingin bertanya kenapa buku sejarah sekolah yang beredar dalam lingkup pendidikan kita semuanya mengajarkan seolah-olah kita bangga dijajah?"

"Hah? bangga telah dijajah? Bisa jelaskan lebih detail pertanyaannya?"

"Maksud saya, bahkan di negara lain penjajahan dianggap sebagai aib sampai orang tidak mau membahasnya dan menjadi tabu. Kenapa literatur kita malah selalu mencantumkan sejarah tentang negara kita yang dijajah seakan kita bangga dan tidak trauma? Apakah memang orang-orang kita bukan tipikal pendendam?"

Semua orang menatapnya bingung karena pertanyaannya terkesan off-topic. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan isi materi.

"Boleh kah bertanya seperti itu? Pak dosen?"

"Bebas, lumayan untuk topik diskusi. Semua pertanyaan ditampung dulu", jawab dosen didepan kelas.

"Heeee???"

Mendadak presenter jadi keringat dingin karena merasa jawabannya akan sulit untuk dijawab. Bisa-bisanya ia mendapat pertanyaan yang terlalu keluar dari pokok bahasan. Memang sih bangsa barat sempat menjajah beberapa negara dalam perjalanan 3G mereka, namun apa hubungannya dengan buku sejarah yang beredar di sekolah? Lagipupa, apa maksudnya dengan bangga telah dijajah?.

The Endless Hollow IDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang