#15Senja

46 5 4
                                    

HAPPY READING 😘
______________________________________

Sepanjang malam Nadine tak henti-hentinya bergumam kesal. Pasalnya laki-laki yang ia benci, senja, telah merenggut ciuman pertamanya yang sangat berharga. Nadine juga harus bersabar menghadapi sikap sok narsisnya yang kerap muncul tak terduga.

Beberapa menit yang lalu,

PLAK! Nadine menampar wajah Senja sekuat tenaga. “Ci..Ci..Ciuman pertama gueee!”

Senja memegang pipinya yang terlihat memerah, “Lo mukul gue!?” ucapnya sambil menunjukkan ekspresi terkejut.

Nadine memelototi Senja, “LO! KELUAR!” ucapnya sambil menunjuk ke arah pintu.

“OGAH!” saut Senja.

Nadine kehabisan kata-kata, ia segera mendorong Senja keluar dari rumahnya.

“Nadine tega banget lo! Entar kalo gue pingsan di jalan gimana?!” ucap Senja pura-pura tak berdaya.

“BODO AMAT!” ketus Nadine lalu segera menutup pintu.

Tapi sayang, Senja terlalu licik, ia punya ribuan cara untuk bisa menaklukkan Nadine.

“Hmm... Entar gue ngadu deh ke Evan.. barusan ada cewek yang menikmati ciuman gue.. Eh, pas udah puas guenya langsung diusir..” ucap Senja sambil melangkah perlahan meninggalkan rumah Nadine.

Nadine yang mendengar perkataan Senja, sontak kembali membuka pintu lalu berteriak, “SENJAAA!!”

“CK Masuk!” ucap Nadine, ia benar-benar kewalahan.

“Hmm.. kalo gue gak mau?” sanggah Senja.

Bukannya ia tak ingin, hanya saja menggoda Nadine adalah sebuah kesenangan yang tak bisa ia lewatkkan.

Nadine merasa dirinya sangat kacau balau, ia sudah tak tahan lagi dengan tingkah laku Senja. Nadine menarik paksa Senja masuk ke rumahnya.

Akhirnya sisa-sisa waktu di malam yang singkat dengan suasana canggung mereka lewati bersama.

***

Nadine termenung sambil mengamati Senja dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Ia merasa ada sesuatu yang tak beres pada laki-laki itu.

“Gu..gue gak dijebak ya kan??” Benaknya.

Senja yang tadinya terlihat lemah, lesu, letoy, seketika kembali menjadi sosok yang sangat enegik dan tentunya always sok narsis.

“Sayang, yuk kita berangkat.” Ucap Senja yang sedari tadi menunggu Nadine di mobilnya.

Nadine ternganga, ia terheran-heran dengan perubahan drastis Senja. “Ni orang tadi malem beneran lagi sakit kan? Ga boongan kan?” Benaknya.

Nadine menghela nafas, “Jangan panggil sayang sayang, jijik gue!”

“Sayang.. kok ngomong gitu sihh.. gak inget yaa kemarenkan kita.. ciu-“ ucap senja santai, tapi berhasil Nadine bungkam.

“DIEM!” Brak! Nadine menghempas pintu mobil Senja. “Kalo gak diem gue tonjok nih!” ancam Nadine sambil menunjukkan kepalan tangannya pada Senja.

“Upss.. ampunn ibu negara..” Senja mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

Senja tersenyum, baginya sangat menyenangkan melihat ekspresi Nadine saat merasa kesal. Sangat imut, seperti kucing kecil yang liar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENJA [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang