Happy Reading🖤
______________________________________Weekend, hari yang paling di tunggu-
tunggu oleh semua orang terutama para pelajar, khususnya Nadine. Mengapa demikian? Karena weekend adalah hari di mana seluruh aktivitas sibuk seperti belajar dan bekerja di istirahatkan. Artinya, hari yang bebas."Qill gue berangkat ya!" dengan hoodie maroon dan rok mini berwarna hitam, lengkap pula dengan sepasang sepatu casual dan tas selempangnya, Nadine bergegas keluar dari apartemennya. Kali ini tidak dengan mobil merahnya, perempuan itu ingin menikmati sudut kota yang selama ini menjadi tempat persembunyiannya.
"Gue mau masak apa ya hari ini?" memang kebiasaan memasak tak luput dari sosok wanita. Tak jarang orang-orang menganggap memasak sebagai sebuah kegiatan yang bisa menjadi hoby yang menyenangkan. Begitu pula dengan Nadine.
"Hoaamm." Mulut Aqilla terbuka lebar, matanya yang masih sayu mencoba melihat ke sekeliling. Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, Ia beranjak dari kasur empuknya. "Nadine, lo dimana?" tangan Aqilla meraba-raba, mencari pegangan untuk menopang tubuhnya.
Haccuhh! "kok kayak ada yang manggil gue!?" benak Nadine.
"Bentar, kayaknya tadi Nadine bilang sesuatu deh" Aqilla berfikir.
Kilas balik.....
"AQILLAAA! Woy bangun!" Nadine menarik paksa selimut Aqilla.
"Hmmm, masih pagi tauu!" Aqilla kembali menarik selimutnya.
"Udah jam 7 tauu! Gue mau belanja! Buruan! Kan jadwal lo yang bersihin rumah!" ucap Nadine kesal.
"Lima menit!" pinta Aqilla.
"Awas ya gue balik lagi rumah masih berantakan, gak gue kasi makan lo!" ucap Nadine lalu pergi.
"Iya! Iya! Bawel banget si!"
Beberapa saat Aqilla termenung, Ia tersadar bahwa Nadine yang berusaha keras untuk membangunkannya putus asa kemudian pergi begitu saja dan meninggalkan setumpuk pekerjaan rumah untuknya.
"Nadinnnee! Tega banget sih lo!" keluh Aqilla sambil membasuh wajahnya.
Tok tok tok! Seseorang tampak tengah berdiri di depan pintu kamar Senja. "Senja bangun!" Evan, laki-laki itu tengah berusaha membangunkan Senja.
Tok tok tok! "Gue dobrak nih!" ucap Evan tak sabaran.
"Siapa sih! Pagi-pagi udah berisik banget!" Senja tak ingin bangkit dari tempat tidurnya.
"Gue tinggalin ya" ancam Evan.
"Hmmm!" Senja hanya berdehem.
Mengetahui reaksi Senja, sontak Evan semakin kesal lalu pergi meninggal- kannya. Di pagi yang cerah itu, Evan yang sudah berpakaian rapi tampak- nya ingin mengunjungi suatu tempat bersama Senja. Namun, karena sifat Senja yang terlalu lalai dan dirinya yang tidak sabaran, membuatnya memutuskan untuk pergi sendirian.
"Rasanya udah lama banget gak jalan- jalan kayak gini" Gumam Nadine. "Papa gimana kabarnya ya?" Nadine memandang langit, "Mama bahagia disana kan?"
Nadine kembali melangkah, senyuman manis terpancar dari wajahnya. Entah itu senyuman palsu atau senyuman yang nyata, Nadine hanya akan tetap melangkah dan menikmati hidupnya.
"Hari yang tenang..." Nadine menghirup udara dalam-dalam. Langkahnya terhenti tepat di depan sebuah supermarket. "Oke saatnya belanja."
"Hoaamm..." Senja menguap panjang, perlahan Ia membuka mata. "Jam berapa sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA [On-Going]
Romance"SENJA..... Gue cinta sama lo!" suara teriakan Nadine terdengar ketika ia hendak melangkahkan kaki untuk meninggalkan Senja. "Nadine gue percaya! gue percaya sama lo! suatu saat kita bakal ketemu lagi!" balas Senja, perlahan air matanya jatuh. "Lo g...