“Nadine karena lo berani main-main sama gue, gue juga bakal main-main sama lo! Liat aja nanti!” benak Fany.
Entah rencana busuk apa yang akan fany lakukan kepada Nadine. Yang pasti hari ini akan menjadi hari yang buruk bagi Nadine.
Kringg....
Bel telah berbunyi menandakan jam pulang sekolah telah tiba
“Qil lo duluan aja gue mau ke wc bentar.” Ucap Nadine.
“Oke deh gue tungguin di depan ya.” Saut Aqilla sambil beranjak pergi meninggalkan Nadine.
Nadine melangkahkan kakinya menuju wc sekolah itu. Tanpa tau apa yang akan ia alami di sana. Nadine pergi ke tempat itu sendiri tak ada seorang pun yang menemaninya. Atau bahkan mengetahui apa yang terjadi padanya. Ya, sesuatu terjadi kepadanya.
Nadine tiba di salah satu wc yang tak jauh dari gerbang sekolahnya. Ia membuka keran air yang ada disana. Kemudian mencuci wajahnya. Terkejut bukan main, ketika ia menatap dirinya di cermin ada dua perempuan yang berdiri tepat di belakangnya.
“Lo!” ucap Nadine terkejut.
“Nadine! Udah gue bilang sama lo urusan kita belum selesai!” ucap Fany.
Ya, salah satu perempuan itu adalah Fany dan yang satunya adalah Meisie. Dua perempuan yang memiliki kebencian pada Nadine. Tak disangka mereka menyerang Nadine secara tiba-tiba. Bahkan berniat untuk mencelakainya.
“Lo berdua mau ngapain?” tanya nadine yang sedikit ketakutan.
Dengan kasarnya Meisie menarik rambut Nadine hingga Nadine merintih kesakitan. Kemudian memasukkan kepala Nadine kedalam wastafel dengan keran yang masih
menyala. Nadine berusaha melepaskan diri namun ia gagal dan perlahan Nadine mulai kehilangan kesadarannya.“Lo pikir Samuel pantes buat lo! Dasar cewek murahan!” ucap Meisie.
“Rasain lo! Cewek rendahan kayak lo gak pantes buat Senja!” ucap Fany.
Beberapa saat kemudian Meisie mengangkat kepala Nadine yang tadinya berada di dalam wastafel. Nadine tak lagi sanggup melawan ataupun sekedar berbicara. Ia telah benar-benar lemas dan tak berdaya. Tanpa pikir panjang Fany membawa Nadine ke dalam wc kemudian mengguncinya di sana. Belum puas, Ia mematikan seluruh lampu dan menyiramkan air ke tubuh Nadine.
“Hehe... lo bakal mati kedinginan di sana!” ucap Fany sambil mengunci pintu dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
“Nadine tamat riwayat lo!” benak Meisie.
Nadine sangat ketakutan karena Ia mengidap Nyctophobia atau takut akan kegelapan. Sekujur tubuhnya bergetar, dadanya sesak dan Ia terus menyebut nama ibunya.
“I..I..Ibu..” ucap nadine pelan.
Di lain sisi Aqilla yang sedari tadi menunggu Nadine mulai merasa cemas karena Nadine tak kunjung muncul dan berniat untuk mencarinya.
“Nadine! Lo kemana sih...” ucap Aqilla cemas.
Di tengah perjalanannya mencari Nadine, Aqilla bertemu dengan Fany dan Meise.
“Lo berdua liat Nadine gak?” tanya Aqilla.
“Nadine? Palingan juga dia udah pulang.” Jawab Meisie.
Mengerutkan dahi, “Pulang?” ucap Aqilla kebingungan.
“Iya, kayaknya sih sama cowok.” Saut Fany.
“Cowok? Siapa?” tanya Aqilla yang masih kebingungan.
“yah mana gue tau! Dia itu kan temen lo bukan temen kita!” ucap Meisie.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA [On-Going]
Romance"SENJA..... Gue cinta sama lo!" suara teriakan Nadine terdengar ketika ia hendak melangkahkan kaki untuk meninggalkan Senja. "Nadine gue percaya! gue percaya sama lo! suatu saat kita bakal ketemu lagi!" balas Senja, perlahan air matanya jatuh. "Lo g...