#9Senja

150 98 53
                                    

Happy Reading❤
______________________________________

Tak tak tak... Suara langkah kaki memecah keheningan. Bangunan tua yang dulunya dipakai sebagai aula di sekolah itu adalah sebuah tempat dimana Takdir Seseorang di pertaruhkan. Hati, perasaan, seluruh jiwa raga, laki-laki bernama Chris, takdirmu telah di tentukan.

“Ahkirnya yang di tunggu datang juga.” Senja berdiri di dalam gedung itu. “Ternyata lo di sini.” Saut Chris, berjalan ke arah Senja.

“Ya.. karena di sini gak ada siapa- siapa, dan gue gak mau basa basi, apa mau lo?!” Ucap Senja, sinis. “Gue juga gak mau lama-lama di sini.” Chris menghentikan langkahnya tepat di
hadapan Senja. Tatapan dua pasang mata laki-laki itu tampak sangat tajam, “Gue mau lo jauhin Nadine!” Sambung Chris sambil menghujaman pukulan keras ke wajah Senja.

Bukk! Tubuh Senja terhempas, Darah tampak keluar dari mulut dan hidungnya. Walau demikian Senja masih sanggup untuk berdiri kembali. “Hey hey, tenang dulu dong.” Senja
menyeka darah yang keluar dari hidungnya. Senja berjalan menghampiri Chris. Tanpa pikir panjang Senja membalas pukulan keras yang diterima olehnya hingga tubuh Chris terjatuh ke lantai.

“Apa hak lo ngelarang gue deket sama Nadine Hah?!” teriak Senja sambil meletakkan kakinya diatas tubuh Chris. “Gue sahabat Nadine!” jawab Chris tegas.

“Sahabat?! Hahaha!” Senja tertawa mendengar perkataan Chris, kemudian berniat pergi meninggal- kan Chris di tempat itu. Namun tanpa mereka sadari, ternyata Nadine tidak sengaja melintas di depan gedung itu lalu melihat pertengkaran mereka.

“Nadine!” Senja terkejut, berlari menghampiri Nadine. “Nadine gue bisa jelasin—”

“Chris!” teriak Nadine, berlari
menghampiri Chris. “Lo gak apa-apa kan?” tanya Nadine. “Iya gue gak apa- apa kok.” Jawab Chris, mencoba untuk berdiri.

Nadine memapah tubuh Chris, kemudian mereka pergi meninggalkan aula itu. Nadine dan Senja berpapasan, “Lo boleh nyakitin gue, tapi jangan sahabat gue!” ucap Nadine pada Senja.

Ck, Lo tanya aja sama sahabat lo itu.” Senja pergi meninggalkan Chris dan Nadine.

***

Nadine membawa Chris ke ruang UKS untuk mengobati lukanya. Disana Nadine bertanya kepada Chris tentang apa yang baru saja Ia saksikan di gedung aula itu.


“Chris, yang barusan cowok nyebelin itu kan yang mulai duluan.” Nadine mengambil kotak P3K, “Gue gak nyangka tu orang bakal sampe segitunya."

“Ini salah gue kok.” Ucap Chris. Nadine terkejut, “Gue yang cari masalah sama dia.” Sambung Chris.

Tiba-tiba suasana menjadi hening. Nadine tidak mengeluarkan sepatah katapun. Beberapa saat kemudian Ia kembali mengobati luka di wajah Chris.

“Gue suka lo, Nadine.” Ucap Chris.

Nadine terkejut, kedua bola matanya membulat, “Lo bercanda kan, ga lucu tau.” Sautnya.

“Gue serius Nad!” balas Chris, tegas.

Nadine tidak menyangka Chris akan mengatakan hal sebesar dan semengejutkan itu kepadanya. Kalimat itu membuat dadanya terasa sesak, kecewa, dan teramat sakit. Karena selama ini mereka sudah bersahabat bahkan Nadine menganggap Chris sebagai saudaranya. Namun menurutnya apa yang baru saja Chris katakan adalah penghianatan terbesar atas persahabatan mereka.

Dengan rasa kekecewaannya, Nadine pergi meninggalkan Chris. Tanpa sadar air mata perlahan jatuh di pipinya. “Chris, kenapa harus gue.” Benaknya.

“Maaf, maafin gue Nadine.” Chris tak sanggup menahan tangisnya.

“Percuma lo nangis, mending lo kejar deh si Nadine.” Saut Aqilla, sedari tadi mengamati Chris dan Nadine dari luar ruang UKS.

Mendengar ucapan Aqilla, Chris yang tadinya putus asa, sekencang mungkin berlari mengejar Nadine untuk menjelaskan perasaannya pada Nadine. Juga ingin memperbaiki hubungan persahabatan mereka yang telah dirusak oleh dirinya sendiri. Chris mencari Nadine ke setiap sudut sekolah itu. Namun, Ia tidak menemukan keberadaan Nadine. Hingga akhirnya Chris mengingat sebuah tempat, dimana Nadine selalu berada disana ketika sedang bersedih ataupun terpuruk.

“Nadine lo dimana si?!” Gumamnya. “Tunggu, lo pasti disana kan?!” Chris kembali berlari menuju tempat itu.

Sebuah danau tersembunyi tepat di belakang gedung SMA itu. Kedamaian dan ketenangan menyertai tempat itu. Udara yang sejuk, lagit biru, dan pepohonan yang rimbun. Seorang gadis berseragam SMA duduk di tepian danau biru. Nadine, rambut pirangnya yang menjuntai indah di terpa oleh angin. Air mata yang baru saja dikeluarkan membuat kelopak
matanya terlihat sembab.

“Nadine!” Chris berlari ke arah Nadine. “Gue cariin ga ketemu- ketemu ternyata lagi disini.” Chris duduk di samping Nadine.

“Lo inget ga dulu kita sering banget ke sini, gue, Aqilla, sama lo.” Ucap Nadine. “Inget kok, soalnya ini kan tempat rahasia kita bertiga.” Saut Chris. “Din maafin gue—“ sambung Chris , “Gak apa-apa kok.” Potong Nadine, “Gue ngerti kok.”

“Gara-gara gue, persahabatan kita—” Chris menundukkan kepala tak sanggup melanjutkan kata. “Gue gak nyesel kok, gue Cuma kaget aja. Gue seneng kok udah disukai sama cowok yang selalu baik sama gue.” Jelas Nadine. “Tapi gue gak bisa balas perasaan lo.” Sambungnya.

“Gue gak butuh!” ucap Chris, sontak Nadine terkejut. “Gue gak butuh balasan, gue cuma mau lo tau perasaan gue. Dan gue Cuma mau lo maafin gue karena selama ini gue gak nganggep lo sahabat. Gue gak apa-apa kok itu semua udah cukup buat gue.” Chris menatap mata Nadine. “Maafin gue.”

Tanpa sadar Nadine kembali meneteskan air mata, “loh kok nangis?” tanya Chris, meraih tubuh Nadine kemudian memeluknya dengan erat. “Habisnya lo jahat banget sama gue.” Terdengar suara serak Nadine di dalam peluakan Chris. “Cup cup cup...” bujuk Chris.

Hari yang dipenuhi dengan persoalan rumit itu akhirnya berhasil mereka lewati. Chris dengan perasaannya, Nadine yang belum mengenal isi hatinya, dan Senja yang entah kapan bisa mulai benar-benar mencintai seseorang dengan tulus. Hari esok menanti kisah cinta mereka.

***

Mohon KRITIK dan SARAN -Nya teman-teman😊
Dukung terus karya Aku ya!!! Caranya, pantengin terus deh update-update terbarunya😉


Arigatou Gozaimasu❤

SENJA [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang