#7Senja

170 120 68
                                    

“Hah?” Nadine tercengang mendengar perkataan Senja.

Senja masih menatap Nadine dari jarak yang sangat dekat. Nadine masih terdiam dan tak dapat berkata- kata. Kedua mata mereka saling bertatapan.

“Jadi pacar gue.” Ucap Senja sekali lagi.

Nadine tersadar dan sontak saja mendorong Senja agar menjauhinya.

“Gue gak mau.” Ucap Nadine sambil menundukkan kepala.

“Gue bakal kasi apapun yang lo mau.” Saut Senja.

“Gue gak butuh.” Ucap Nadine.

Senja tak menjawab perkataan Nadine. Keheningan menyelimuti mereka. Tiba-tiba Senja mendorong tubuh Nadine hingga mereka terjatuh di atas tempat tidur dan tubuh Senja
tepat berada di atas tubuh Nadine.

“Senja! Lo mau ngapain!” Ucap Nadine terkejut.

“SENJA!” teriak Nadine.

Senja hanya diam dan terus menatapinya. Nadine terus mencoba untuk melepaskan diri. Namun genggaman Senja sangat erat hingga Nadine tak mampu untuk melepaskan nya.

“Lepasin gue!” Ucap Nadine.

“Lo mau uang gue kan.” Tiba-tiba Senja mengeluarkan kata-katanya.

“Hah?” sontak Nadine terkejut dan tercengang.

“Lo deketin gue karna uang gue kan.” Sambung Senja.

Nadine masih terdiam dan tidak memahami maksud perkataan Senja.

“Gue bakal kasi uang gue.” Ucap Senja.

Mendengar itu Nadine segera mendorong tubuh Senja dan....

PLAK! Nadine menamparnya.

“Lo pikir gue butuh uang lo? Lo pikir gue yang ngejar-ngejar lo? Lo pikir gue suka sama harta lo? Lo pikir gue cewek matre? Lo pikir semua cewek itu sama? Hah! Lo salah besar!” ucap Nadine yang kemudian pergi meninggalkan Senja.

Dengan rasa kecewa Nadine pergi dari rumah senja. Entah tau arah atau tidak dia hanya memikirkan untuk pergi saja. Entah mengapa rasanya sangat menyakitkan. Sangat menyakitkan. Bahkan air mata mengalir di pipinya. Tanpa tau apa penyebabnya.

“Nadine kalau bukan karna uang, kenapa?” Gumam Senja.

Nadine meninggalkan tempat itu. Menyusuri jalan sepi sendiri. Tak tahu arah dan tak tahu tujuan. Ia hanya melangkah saja mengikuti alur mengikuti irama kehidupan.

“Yaampun... gue gak tau jalan lagi!” gumam Nadine sambil menepuk jidatnya.

Selang beberapa waktu sebuah mobil berwarna hitam terlihat melintasi jalan itu.

Tin tin!

Suara klakson yang mengarah pada Nadine. Mobil itu terlihat mulai melambat dan menghampirinya.

“Nadine!” Suara seseorang yang berada di dalam mobil itu. Aiden dialah orang nya.

“Aiden!” ucap Nadine kaget.

“Lo kok ada disini?” tanya Aiden.

“Eh gue...”

“Naik! Gue anter pulang.” Ucap Aiden.

“Eh makasih ya.” Balas Nadine sambil berjalan kearah mobil Aiden.

“Iya.” Ucap Aiden.

Entah ini sebuah takdir atau hanya sebuah kebetulan saja Nadine merasa lega karena masih ada seseorang yang perduli padanya. Aiden mengantar nadine ke apartementnya. Hari yang
melelahkan itu berakhir.

SENJA [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang