#4Senja

204 136 76
                                    

Keesokan harinya...

Nadine tengah sibuk bersiap-siap untuk pergi menjemput sahabatnya Aqilla di bandara. Hari ini kebetulan adalah hari minggu. Sehingga leluasa baginya untuk merehatkan tubuh dan fikiran sejenak dari hiruk-pikuk sekolah. Dengan mengenakan dres berwarna merah muda dan rambut ikalnya yang tergerai rapi dilengkapi dengan sepasang sepatu pansus berwarna hitam milikknya nadine segera beranjak pergi dari apertemennya. Dengan menggunakan sebuah mobil berwarna merah miliknya nadine segera melaju menuju bandara.

“Yaampun... Hari minggu kok macet banget si!”keluh nadine yang saat itu tengah terjebak macet di jalan raya.

Duk!

Terdengar suara benturan keras dari arah belakang mobilnya

“ini kayaknya ada yang nabrak mobil gue deh! Siapa sih nih orang ngeselin banget!” nadine bergumam kesal dan segera turun dari mobiilnya menghampiri mobil yang ada di belakangnya.

“WOY! Turun gak lo! Gak liat apa ada mobil di depan main nyosor aja!” ucap nadine kesal sambil menggedor-
gedor jendela mobil orang itu menggunakan tangannya.

“WOY!” nadine masih mencoba memanggil orang itu.

Tiba-tiba jendela mobil itu diturunkan sehingga terlihatlah sosok yang ada di dalamnya dan orang itu adalah “SENJA”

Nadine kaget bukan main, “Lo!” ucapnya.

“Apa?” saut senja.

“lo gak liat mobil gue lecet gara-gara lo!” bentak nadine.

Senja menyodorkan selembar cek beserta pena ke arah nadine,”nih tulis.” Ucapnya.

Nadine kesal melihat tingkah senja yang sombong itu dan merobek cek yang di berikan senja kepadanya. “gak semua orang butuh uang lo!” ucap nadine yang kemudian pergi meninggalkan senja.

“Lo kira gue cewek matre apa?” gumam nadine kesal.

Dilain sisi...

“Cewek aneh!” gumam senja.

Senja mengambil ponselnya, mencari nama seseorang di kontaknya. Evan, nama itu yang tertulis di layarnya. Kemudian segera membuat panggilan telpon dengannya.

“Halo.” Suara evan terdengar diponsel senja.
“Bantu gue cari info seseorang.” Pinta senja.

“siapa?” tanya evan.

“Cewek yang waktu itu.” Jawab senja.

“apes banget tu cewek.” Ledek evan.

“Diem! Lakuin aja apa yang gue suruh!” saut senja tak perduli.

“Iya!” jawab evan singkat kemudian menutup panggilan ponsel itu.

Senja membayangkan wajah nadine yang begitu manis dan menyejukkan. Pelukan hangat yang di berikan senja saat itu telah membekas di benaknya. Akankah hubungan keduanya dapat berubah dari yang sebelumnya?

“lo itu siapa sih?” benak senja.

***

Waktu berlalu nadine akhirnya tiba di bandara. Entah bagaimana ekspresi yang di tunjukkan aqilla saat ini. Yang pasti dia bakal ngeluarin suara ceprengnya yang bikin sakit telinga.

Nadine berjalan menyusuri bandara, namun masih belum bisa menemukan keberadaan Aqilla. Dan dia mulai merasa khawatir takut terjadi sesuatu padanya.

SENJA [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang