Pelajaran dan Cerita Masa lalu (DaYeon)

324 46 2
                                    

Disisi lain. Dahyun dan Nayeon berada di sebuah bukit. Bukit berwarna merah, tentu juga bernama Bukit Merah. Mereka berdua sekarang sedang berkutat dengan buku sihir. Nayeon yang memiliki rasa penasaran tinggi tapi rasa malas membaca juga tinggi membuatnya kesusahan.

"Nay," panggil Dahyun. Dia sudah lelah.

"Tunggu-tunggu. Apa kau berbicara dipikiranku? Aku akan membalas lewat pikiran juga," ucap Nayeon sambil memejamkan matanya.

"Nay!" Panggil Dahyun sekali lagi. "Istirahat dulu. Kita makan dulu daritadi aku lapar."

Nayeon mengangguk. Sekarang mereka berdua sedang makan. Sedari tadi Nayeon terus mencoba mantra-mantra, ada beberapa yang berhasil dan ada beberapa yang gagal.

"Hyun," panggil Nayeon.

"Hm?"

"Bolehkah aku bertanya?"

"Tanya apa?"

"Tentang kisah masa lalu."

"Kita ti-" ucapan Dahyun terpotong.

"Aku tau aku tau. Tapi apa salahnya jika aku tau? Aku sekarang terlibat. Aku harus tau bahaya apa yang sedang aku hadapi," ucap Nayeon.

Dahyun menghela napasnya. "Dahulu seperti kalian. Ada seseorang yang datang kesini dari dunia luar. Dia menjadi salah satu penyihir terhebat. Sayangnya sebuah penglihatan menghancurkan kejayaannya. Dia diburu oleh Raja ayahandaku. Kau ingat apa yang dikatakan Chaeyoung? Jika sekarang Choi bersaudari berada disisi Tzuyu?"

Nayeon mengangguk.

"Itu karena waktu kejadian itu beberapa dari kami menentang Tzuyu dan menganggap penyihir luar itu adalah ancaman. Andai waktu itu aku berada disisi Tzuyu. Andai aku tidak berusaha memisahkan Tzuyu dengan penyihir luar itu. Aku terlalu termakan oleh omongan Raja."

Nayeon berpikir sejenak. "Apakah penyihir itu adalah Minatozaki?"

Dahyun mengangguk. "Minatozaki gadis yang memecah belah Choi bersaudari."

"Karena?"

"Cinta. Kak Jeongyeon dulu sangat menyukai Minatozaki, dia menutup mata jika Tzuyu juga menyukai Minatozaki."

"Apakah Jeongyeon yang berusaha membuat Tzuyu dan Minatozaki berpisah?"

Dahyun menggeleng. "Tidak sepenuhnya seperti itu. Aku sudah bilang, ini karena penglihatan."

"Penglihatan?"

"Ya. Penglihatan Chaeyoung. Chaeyoung melihat Raja Choi turun Tahta jika Minatozaki terus berada di Negeri ini," jelas Dahyun.

"Chaeyoung bisa melihat masa depan?!"

Dahyun tertawa melihat reaksi lucu Nayeon. "Ya. Tapi tidak selalu. Maka dari itu Raja selalu menginginkan Chaeyoung berada di Kastil."

"Lalu Jihyo?"

"Kak Jihyo. Eum anggap saja dia mengalah. Karena Kak Jeongyeon yang tertua sudah tidak mau menerima tahta."

"Apa yang terjadi?" Nayeon sekarang semakin penasaran.

Dahyun memukul jidat Nayeon pelan. "Tidak ada waktu untuk bernostalgia. Ayo kembali ke pelajaran."

Nayeon merengut. "Haish, kau menyebalkan."

"Dan kau sangat imut."

Blushh

Pipi Nayeon memerah. Dia memukul Dahyun karena malu. Sedangkan Dahyun hanya tertawa menanggapi Nayeon.

Media Nayeon adalah sebuah kalung berbandul D.

"Aku akan menghilangkan sesuatu dan kau akan memunculkannya. Bagaimana?"

Nayeon mengangguk dengan masih setengah kesal.

Dahyun tersenyum. "Jangan kesal begitu. Mantra mu tidak akan berhasil jika begitu."

"Siapa suruh kau menyebalkan!"

Dahyun tertawa pelan. "Andai rasa penasaran sama rasa ingin membaca buku mu sama-sama besar. Kau pasti sudah menjadi penyihir sehebat Minatozaki."

"Jangan membandingkan aku dengan dia. Dia orang jahat."

Dahyun mengangkat satu alisnya. "Minatozaki orang baik."

"Dia sudah membuat Tzuyu kehilangan senyumnya. Terus membuat Jeongyeon kehilangan tahta nya. Dan membuatmu menjadi jahat karena melawan saudari sendiri. Dia orang jahat," jelas Nayeon.

Dahyun terkekeh. Nayeon sekarang terlihat sangat imut dimatanya. "Bukan begitu. Itu semua kan demi kebaikan. Minatozaki itu orang yang baik."

"Ya ya. Sekarang cepat hilangkan barangnya."

Dahyun memutar bola matanya malas. "Dasar tidak sabaran."

"Evanescet."

Dahyun menghilangkan sebuah batu besar. "Ayo cepat munculkan kembali."

Nayeon memejamkan matanya. Mencoba untuk fokus.

"Apparent."

Batu itu muncul kembali. Dahyun bertepuk tangan. Kemampuan Nayeon perlahan mulai membaik.

"Aku rasa hari ini cukup. Kita istirahat saja dulu, terus lanjutkan besok."

Nayeon mengangguk menuruti perkataan Dahyun.

****

Maaf kalo gaje

Love and Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang