Nayeon dan Momo sekarang sudah berada didepan Jihyo, dan tidak jauh dari belakang Jihyo ada King Soohyuk.
"Jihyo! Kita ini teman! Sadarlah!" Momo berteriak sambil menghindar dari serangan Jihyo.
Nayeon berdiri didepan Momo dan membalikkan serangan Jihyo. Nayeon menolehkan kepalanya kearah Momo. "Jihyo berada dibawah pengaruh mantra, satu-satunya cara adalah membebaskannya dari mantra."
Momo mengangguk. "Bombarda!"
Momo berhasil memundurkan pasukan lawan. Momo mengumpulkan semua pihak Im dan Hirai.
"Kita harus menangkap Jihyo, itu satu-satunya cara untuk mengalahkan lawan," ucap Momo.
"Tzuyu?"
Tzuyu menoleh kearah Momo.
"Sanatio." Momo menyentuh dahi Tzuyu. "Kutukan yang diberikan Siwon sudah aku hilangkan. Bertarunglah dengan semua kekuatanmu, aku tau kau penyihir hebat."
Tzuyu tersenyum. Netranya menatap kearah Sana yang berada disamping Mina. Tzuyu meraih telapak tangan Sana dan memegangnya. "Sana akan bersamaku."
"Tapi Tzu?" Mina hendak memprotes.
"Aku tau. Kekuatan kalian berdua lengkap ketika bertarung bersama, tapi aku tidak bisa bertarung dengan tenang jika Sana tidak berada didekatku."
"Bucin," ucap Nayeon.
Pertarungan kembali dimulai ketika musuh berhasil mendekat. Kali ini target mereka adalah Jihyo.
"Apa kita tidak perlu membantu Kak?" Woosik menatap Raja Siwon yang hanya diam berdiri sambil melihat pertempuran.
Raja Siwon menggeleng. "Kita tidak bisa menempatkan diri kita dalam bahaya."
"Tapi Kak, King Soohyuk akan melakukan sesuatu setelah perang ini. Dia tau kita tidak bertarung sama sekali."
"Iblis itu akan mati ditangan kita selesai perang."
Bunyi pertarungan terasa semakin mencekam. Kedua pihak sama-sama kuat.
"Jihyo!" Jeongyeon berteriak ketika berada didepan Jihyo. Jeongyeon menangkis dan bertahan dari semua serangan Jihyo tanpa ada niat melawan.
Jihyo menggertak kesal. "Lawan aku Jeong!!!"
Jeongyeon menggeleng. "Kau adikku! Aku tidak akan melawanmu!"
Jeongyeon bertelepati dengan adiknya yang lain, untuk segera mendekat kearahnya.
"Jihyo! Aku tau kau bertelepati denganku! Ini bukanlah yang kau inginkan!"
"Aegra!"
"Scutum!"
Dahyun, Chaeyoung, dan Tzuyu datang dengan napas terengah. Jeongyeon menatap ketiga adiknya itu.
"Kak."
Jeongyeon mengangguk. "Duplicate."
Jeongyeon membagi dirinya menjadi dua. Jeongyeon menatap Jihyo. Jeongyeon berlari mendekati Jihyo, Jihyo tersenyum miring melihat Jeongyeon.
"Kau sangat gegabah." Saat Jihyo hendak memukulkan pedang kearah tanah, tangannya tertahan sesuatu. Sebuah tali mengikat tangannya. Jihyo menoleh kebelakang, menatap Dahyun dan Chaeyoung yang sedang memegang tali yang mengikat tangannya.
"Sejak kapan kalian disitu!"
Dahyun dan Chaeyoung saling tatap. "Sepertinya kau lupa jika kita berdua sangat cepat."
Jeongyeon berlari kearah Jihyo hanya sebagai pengalihan fokus Jihyo sehingga Dahyun dan Chaeyoung bisa menahan Jihyo.
Jeongyeon sekarang berada didepan Jihyo dengan senyum mengembang diwajahnya. Sementara Tzuyu melindungi mereka dari serangan lawa. Sana sekarang bersama Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Secret (END)
FanfictionNayeon, Sana, Momo, dan Mina sedang menikmati liburan bersama disebuah kapal pesiar menuju ke pulau yang mereka lupa namanya. Perjalanan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi misterius dengan menghilangnya mereka berempat. Kabar menghilangnya...