Negeri Andresea (Kastil Kerajaan)
"Apakah kau yakin akan melakukan ritual itu lagi Choi Siwon?!" Woosik tampak sangat tidak setuju dengan keputusan Kakaknya itu.
"Jaga mulutmu itu Woosik. Atau aku akan memenggal kepalamu. Aku adalah Raja Negeri Andresea Choi Siwon."
Woosik menghela napasnya kasar. Dia mengusap wajahnya frustasi. "Kau tau jika mengadakan ritual lagi itu akan semakin melemahkan Kita?! Apapun yang sudah kita raih akan hancur Kakak!"
Raja Siwon menatap Woosik dengan tatapan datar. "Oh? Aku kira kau mendukung kembalinya dua penyihir itu ke Andresea Woosik-ahh?"
"Aku sama sekali tidak mengharapkan Ramalan keponakanku menjadi kenyataan Kakak! Aku sama sekali tidak menginginkan hal itu!"
"Oh? Lalu sikapmu seribu tahun lalu dengan beberapa hari yang lalu itu apa Choi Woosik!" Raja Siwon menaikkan nada suaranya.
Woosik memejamkan matanya. "Itu demi kebaikan kita. Demi kebaikan anggota kerajaan Kak. Bukankah lebih baik jika kau bersikap seperti itu juga?"
"Lalu membiarkan kedua penyihir itu kembali? Kau lupa dengan perjanjian yang kita buat untuk mendapatkan Kerajaan ini?" Raja Siwon menatap adiknya itu.
"Bukit Kaca sudah dikutuk Minatozaki Kak. Ritual akan memperburuk semua keadaan yang sekarang sudah rumit."
Raja Siwon duduk sambil menutup wajahnya frustasi. "Iblis itu akan kembali jika kedua penyihir itu mendapat kemampuan sebenarnya mereka."
"Seluruh Penyihir di Negeri Andresea akan tau siapa kita sebenarnya. Aku tidak menginginkan itu Kak."
"Mari lakukan ritual lagi Woosik-ahh. Jika benar Minatozaki kembali maka dia bisa mematahkan kutukan Bukit Kaca," ucap Raja Siwon yang sekarang terdengar sudah tidak tau harus berbuat apa.
"Apa tidak terlalu terlambat? Kedua Penyihir itu sudah berada disini Kak. Cepat atau lambat Raja Iblis akan tau itu," ucap Woosik.
Semenjak kejadian Minatozaki tidak sengaja mengutuk Bukit Kaca. Ritual sudah ditiadakan, tapi diganti dengan setiap tahunnya pasti ada bayi yang hilang. Para Penyihir sudah menuntut Kerajaan untuk menindaklanjuti tapi Kerajaan tetap diam, bukan mereka atau lebih tepatnya Raja Siwon dan Adiknya Penasihat kerajaan Woosik tidak tau tapi mereka berdua memilih bungkam dan lebih memilih menggunakan mantra pelupa setiap ada yang melapor.
***
Pengumuman tentang akan diadakannya ritual telah menyebar keseluruh penjuru Andresea. Berita yang sangat menghebohkan itu membuat keributan dikalangan para Penyihir.
"Apa Yang Mulia sudah kehilangan kewarasannya gara-gara para putri meninggalkan kastil?" Gosip-gosip menyebar luas. Teori-teori juga menyebar. Semua Penyihir seperti sedang berlomba untuk mendapatkan informasi alasan Ritual diadakan kembali.
Kabar itu juga sudah sampai ketelinga para Putri dan keempat gadis. Para Putri juga sama kagetnya seperti penyihir lainnya.
"Raja memang sudah gila," komentar Dahyun kepada Ayahanda nya itu.
"Dia mau bunuh diri mengajak kita," timpal Chaeyoung.
Keempat gadis kecuali Mina bingung dengan apa yang diucapkan Dahyun dan Chaeyoung.
Mina tersenyum pelan melihat wajah bingung temannya. "Ritual itu dilakukan selama setahun sekali. Hal berbahaya yang Chaeyoung dan Dahyun katakan karena Minatozaki sudah mengutuk tempat ritualnya. Yaitu Bukit Kaca, bukit yang suci."
"Mengutuk? Kutukan apa?" Sana bertanya dengan bingung.
Mina menatap Sana. Mina tertawa pelan ketika dia seperti melihat dirinya sendiri. Oh ayolah Mina dan Sana sebenarnya satu jiwa dengan tubuh berbeda.
"Kutukan yang akan membuat siapapun yang mendekati Bukit Kaca akan langsung berubah menjadi abu," jelas Mina.
Mereka semua terdiam. Para gadis yang masih mencerna apa yang terjadi, dan Para Putri dengan pemikirannya tentang apa sebenarnya alasan Raja Siwon mengadakan ritual ini lagi.
"Raja pasti sudah tau jika Minatozaki kembali. Karena hanya Minatozaki lah yang bisa mematahkan kutukan di Bukit Kaca tempat ritual," ucap Jihyo menatap Mina dan Sana secara bergantian.
Oh iya. Sana sudah mendapatkan penjelasan tentang siapa dia sebenarnya dan kenapa dia terhubung dengan semua ini. Itu juga menjelaskan kenapa Sana bisa membuka portal menuju Andresea.
"Kekuatan sihir Minatozaki terpecah menjadi dua. Akan sangat sulit untuk mematahkan kutukan," ucap Jeongyeon.
Ya, setelah mendinginkan kepalanya dengan menghilang entah kemana Jeongyeon akhirnya kembali dan mendengar penjelasan dari Mina.
"Mungkin Sana bisa mematahkan kutukan itu. Karena Sana sangat menguasai ilmu hitam soal kutukan kutukan," ucap Tzuyu yang entah kenapa terdengar sangat kasar. Tzuyu hanya memandang kearah Mina sedaritadi dan mengabaikan kehadiran Sana.
Bunyi dentuman tiba-tiba terdengar di Agro. Raja Siwon, Woosik, sikembar Minhyuk dan Soobin, Sir Mingyu, dan Daniel muncul setelah suara dentuman itu.
Para putri otomatis melindungi keempat gadis. Jihyo dengan sengaja atau tidak mengeluarkan pedangnya.
Raja Siwon melihat Jihyo atau lebih tepatnya pedang milik Jihyo. "Kami datang tidak untuk menyerang."
"Apa yang Raja katakan benar keponakanku. Kami kesini untuk meminta bantuan kalian. Paman yakin kalian sudah mendengar tentang ritual," ucap Woosik.
Raja Siwon dan Woosik menatap kebelakang Para Putri. Menatap keempat gadis.
"Dan, eum kami juga meminta bantuan dari anda nona," ucap Woosik menatap kearah Sana.
"Aku?"
Woosik mengangguk. "Kami tidak akan melukaimu. Jadi tidak usah takut."
Tzuyu tanpa sadar menggenggam telapak tangan Sana. "Jika kalian melukainya sedikit saja, maka aku pastikan kalian akan mati ditanganku."
Wajah Raja Siwon terlihat mengeras. "Aku ini Ayahandamu Tzuyu!"
Tzuyu menatap tajam Raja Siwon. "Ayahandaku sudah mati 1500 tahun yang lalu."
Woosik segera melerai perdebatan mereka, sebelum terjadi perkelahian diantara Ayah dan anak itu.
"Kami tunggu kedatangan kalian besok. Dan usahakan datang sebelum para penyihir dari segala penjuru berkumpul," ucap Woosik sebelum berteleportasi bersama Raja Siwon dan si kembar.
"Tenang Tuan Putri. Aku akan melindungi Nona Sana," ucap Sir Mingyu. Lalu kemudian Sir Mingyu berteleportasi.
Daniel mendekat kearah Jihyo. "Tenanglah."
Jihyo memejamkan matanya kemudian pedangnya menghilang.
"Kau tau alasan Raja selalu memintaku untuk menjagamu? Karena pedang yang kamu miliki sejak lahir," ucap Daniel. "Pedang yang bisa menjadi pelindung sekaligus menjadi kematianmu itu."
Setelah mengucapkan kata-kata itu Daniel berteleportasi menyusul yang lainnya.
"Tzu," panggil Sana pelan sambil melihat tangannya yang digenggam oleh Tzuyu.
Tzuyu menatap Sana. "Buktikan lewat ritual itu, jika kau memang Minatozaki ku seperti yang Mina katakan."
Tzuyu melepaskan genggaman tangannya.
****
Tbc!!
Hehe maaf baru update
Dan maaf kalo ceritanya makin gaje
![](https://img.wattpad.com/cover/311519579-288-k603574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Secret (END)
Hayran KurguNayeon, Sana, Momo, dan Mina sedang menikmati liburan bersama disebuah kapal pesiar menuju ke pulau yang mereka lupa namanya. Perjalanan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi misterius dengan menghilangnya mereka berempat. Kabar menghilangnya...