Andresea 30 tahun kemudian
30 tahun telah berlalu sejak perang. Keadaan Negeri Andresea juga berubah seperti dulu. Kastil yang sekarang disebut Istana itu terbuka untuk seluruh Rakyat. Jamuan-jamuan dilaksanakan kembali.
Pemimpin Andresea saat ini bukanlah Nayeon dan Momo, melainkan Jeongyeon. Jeongyeon awalnya sempat menolak ketika Nayeon dan Momo menyerahkan tahta kepadanya, tapi karena kepercayaan Rakyat dan saudarinya Jeongyeon akhirnya naik tahta dengan gelar Jeongyeon yang Agung. Tidak ada ratu atau raja.
Jeongyeon memiliki Anak dengan Mina. Pewaris Agung Ryujin anak Jeongyeon dan Mina tumbuh dengan baik dan cerdas berkat kedua orang tuanya.
"Yang mulia," seorang prajurit mendatangi Jeongyeon yang sedang mengobrol dengan Mina.
"Ada apa?" Jeongyeon menatap prajurit tersebut.
"Kabar bahagia dari Putri Dahyun dan yang agung Nayeon."
Jeongyeon dan Mina saling menatap. Dahyun dan Nayeon tinggal di Andresea bagian barat. "Apa itu."
"Pewaris telah lahir."
Jeongyeon dan Mina tersenyum bahagia. "Undang seluruh Rakyat Andresea. Kita akan mengadakan jamuan untuk merayakan kelahiran Pewaris dari Putri Dahyun dan yang agung Nayeon."
"Baik yang mulia."
"Kita harus mengunjungi mereka segera Jeongi," ucap Mina.
Jeongyeon mengangguk. "Aku akan mengabari yang lainnya juga."
Jeongyeon segera menuju kearah meja dan menuliskan berita bahagia itu. Kemudian meniup kertas itu mengirimnya ke yang lain.
"Soobin!" Jeongyeon memanggil saudaranya, anak dari Woosik. Yang dia angkat menjadi Kepala Prajurit bersama dengan Minhyuk saudara kembarnya.
"Ya yang mulia." Soobin mendekat dan memberi hormat keada Jeongyeon dan Mina.
"Aku dan Mina akan pergi mengunjungi Putri Dahyun dan yang agung Nayeon. Kau sudah tau kabar bahagianya kan?"
Soobin mengangguk. "Ya yang mulia, saya sudah tau."
"Tolong jemput Pewaris Agung Ryujin dari rumah Sir Mingyu. Suruh dia menyusulku."
Soobin mengangguk. "Baik yang mulia."
***
Mereka semua—Jeongyeon, Mina, Jihyo, Tzuyu, Sana, Momo, dan Chaeyoung —sudah berada dirumah Dahyun dan Nayeon.
"Siapa nama keponakan ku yang ganteng ini?" Tzuyu menoel pipi bayi laki-laki itu.
"Jiwoo. Namanya Jiwoo," ucap Dahyun.
"Pewaris Jiwoo," ucap Tzuyu.
"Kenapa putraku harus memiliki gelar yang berat itu," ucap Nayeon.
"Karena kau orang tuanya memiliki gelar yang agung." Jeongyeon datang mendekat untuk melihat Jiwoo.
"Tidak bisakah kau menghapus gelarku?" Nayeon menatap Jeongyeon.
Jeongyeon menggelengkan kepalanya. Nayeon mendengus kesal. Dahyun terkekeh. "Tidak perlu kesal begitu Nay. Gelar Putra kita hanya Pewaris, bukan Pewaris Agung. Jadi itu tidak terlalu berat."
"Kau selalu berpikir positif." Nayeon tersenyum kearah Dahyun.
"Dimana Pewaris Agung Ryujin?" Tzuyu menatap Jeongyeon dan Mina secara bergantian.
"Nanti dia akan menyusul, dan sudah berapa kali aku bilang. Tidak usah menyebut Ryujin dengan gelarnya," ucap Mina.
Tzuyu menyengir. "Dia sudah semakin tua Min," ucap Sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/311519579-288-k603574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Secret (END)
Hayran KurguNayeon, Sana, Momo, dan Mina sedang menikmati liburan bersama disebuah kapal pesiar menuju ke pulau yang mereka lupa namanya. Perjalanan yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi misterius dengan menghilangnya mereka berempat. Kabar menghilangnya...