Ritual (2)

263 42 1
                                    

"Mina." Sana saat ini sedang sangat frustasi dan bingung. Bagaimana tidak, besok dia diminta untuk menghapus kutukan di Bukit Kaca.

"Ahhkk kenapa Minatozaki bikin repot banget sih!" Sana mempoutkan bibirnya.

Mina tertawa pelan. "Minatozaki itu kehidupan masa lalu mu, masa lalu kita. Sama saja kau bilang dirimu sendiri merepotkan."

"Mina tidak salah," sahut Nayeon dan Momo.

Saat ini keempat gadis ditemani oleh Jihyo. Sedangkan putri yang lainnya sedang bersiap untuk ritual besok.

"Kau hanya perlu mengucapkan
Revenite," ucap Mina.

"Kalau aku tidak bisa bagaimana? Mina, jiwa Minatozaki bukan hanya aku tapi kamu juga."

Mina menggeleng. "Andresea hanya mengenal satu Minatozaki dan itu adalah dirimu bukan aku."

"Tapi kau juga reinkarnasi Minatozaki."

"Tapi kaulah yang mempunyai wajah mirip dengan Minatozaki."

"Sudah-sudah jangan ribut. Kalian berdua Minatozaki." Jihyo melerai.

Jihyo menatap Mina. "Apa kau ingat tentang alasan kenapa Minatozaki mengutuk Bukit Kaca."

Mina menggeleng, dia tidak ingat.

***

Seluruh penyihir diseluruh penjuru Negeri Andresea terkejut ketika melihat Sana yang mereka kira adalah Minatozaki.

"Minatozaki?" Minhyuk dan Soobin anak kembar Woosik menatap kaget kearah Sana.

Sana tersenyum tipis. Semua penyihir kelas atas sudah berkumpul. Kejadian yang sudah tidak pernah terlihat semenjak seribu lima ratus tahun.

"Para penyihir sekalian! Sudah lebih dari seribu tahun lamanya kita tidak melakukan ritual di Bukit suci ini Bukit Kaca. Ritual akan diadakan sesuai dengan aturannya dan tidak ada perubahan! Penyihir sekalian, Aku Raja Siwon meminta agar kalian menyalurkan energi kalian untuk keberhasilan Ritual kali ini!" Raja Siwon selesai menyampaikan pidatonya. Tepuk tangan meriah terdengar.

Mina, Momo, dan Nayeon berdiri diantara penyihir lainnya. Mereka memakai Jubah dan masker.

"Minatozaki. Aku minta kau membebaskan kutukan dari Bukit Kaca terlebih dahulu," ucap Raja Siwon menatap Sana.

Sana mengangguk, netranya menatap Para Putri dengan ragu. Para Putri tersenyum hangat.

Sana memejamkan matanya untuk berkonsentrasi. Tak lama kemudian angin kencang tiba-tiba berhembus, yang membuat keributan dikalangan Penyihir lainnya.

"Sana...," Mina menatap kearah Sana yang masih memejamkan matanya dan tak merasa terganggu dengan angin.

"Angin apa ini!" Seru salah satu penyihir.

"Ini pasti kutukan lain dari Minatozaki!" Seru penyihir lainnya.

Sana membuka matanya. Bola matanya berubah biru terang. "Revenite!."

Boooommmmm!!!!

Suara dentuman keras terdengar setelah Sana mengucapkan mantra. Para penyihir kelas atas termasuk Sana dan anehnya Mina, Momo, dan Nayeon ikut melayang tinggi menuju kearah puncak bukit.

Para penyihir yang lain yang tadinya ribut dan kebingungan sekarang mereka semua fokus membagikan energi mereka.

Raja Siwon dan Woosik bertatapan ketika melihat 3 orang asing yang ikut melayang juga kepuncak bukit.

Mereka semua sudah berada diatas puncak bukit kaca. Ikatan benang merah mulai terlihat. Sana dan Tzuyu terikat. Jeongyeon dan Mina. Dahyun dan Nayeon. Chaeyoung dan Momo. Jihyo dan Daniel.

Tzuyu tersenyum tipis dan menatap Sana.

"Yanda." Jihyo memanggil Raja Siwon yang masih belum mengucapkan mantra untuk memulai ritual.

Raja Siwon menatap Jihyo lalu kemudian Woosik. Woosik mengangguk kepada Kakaknya itu. Raja Siwon akhirnya mengucapkan mantranya. Ritual berjalan dengan lancar walaupun ada keanehan karena Mina, Nayeon, dan Momo ikut andil dalam ritual Penyihir kelas atas. Mina sudah pasti jelas karena dia adalah bagian dari Minatozaki, tapi Nayeon dan Momo?

Setelah ritual selesai Raja Siwon, Woosik, Si kembar Minhyuk dan Soobin langsung berteleportasi menuju ke kastil tanpa memberikan pidato penutup.

"Kenapa dengan mereka?" Dahyun kebingungan dengan tingkah keluarganya itu.

"Ritual tidak bisa berakhir tanpa pidato penutup," ucap Jihyo.

"Ya. Kau kan penerus tahta jadi silahkan ucapkan pidatonya." Jeongyeon menatap kearah Jihyo yang sekarang menggeleng.

"Penerus resmi adalah kau Kak. Jadi kau yang harus mengucapkannya," ucap Jihyo.

Jeongyeon berdecak kesal tapi dia menuruti perkataan Jihyo dan memberikan pidato penutup untuk mengakhiri Ritualnya.

***

"Ini hal buruk Kak!" Woosik menatap cemas.

"Apa yang Ayah maksud?" Soobin menatap Ayahnya itu.

"Soobin, Minhyuk aku minta kalian tinggalkan kami berdua dulu," ucap Raja Siwon.

"Baik yang mulia."

Raja Siwon menghela napasnya. "Mereka berdua benar-benar sudah kembali ke Andresea."

"Sebentar lagi Raja Iblis akan datang Kak. Ramalan Kakak ipar akan menjadi kenyataan."

"Kita harus membunuh mereka semua termasuk Minatozaki Woosik-ahh."

Woosik terdiam. "Tapi ada yang aneh tadi Kak. Ada 3 gadis asing yang ikut terbang keatas bukit."

Raja Siwon menatap Woosik. "Apa kau lupa ramalan Kakak iparmu sebelum dia meninggal? Dua orang asing yang sejatinya satu akan membawa kembali pemilik Sah Kerajaan Andresea."

Woosik kembali terdiam.

"Apa kau tau kenapa hanya Jihyo yang mempunyai pedang?" Raja Siwon bertanya.

Woosik menggeleng.

"Pedang milik Jihyo bukan pedang sembarangan. Pedang yang bisa menjadi penyelamat dan juga kematiannya. Pedang Suci yang tak terkalahkan milik pemilik Sah Kerajaan Andresea Im dan Hirai."

"Jadi bagaimana bisa pedang itu akhirnya jatuh ketangan Jihyo?"

"Aku tidak tau. Sejak Jihyo lahir pedang itu sudah ada disebelahnya. Tapi hanya satu pedang yang dimiliki Jihyo."

Woosik menatap bingung. "Maksudmu?"

"Apa kau lupa ketika kita menyerang mereka berdua?"

Woosik menjentikkan jarinya ketika dia teringat kejadian 2000 tahun lalu dengan jelas. "Pedang Suci itu adalah satu pasang. Satu milik Im dan satu milik Hirai."

"Tapi Kak, apa hubungannya ini dengan membunuh mereka berempat?"

Raja Siwon menatap adiknya itu. "Jika kita membunuh dengan cara seperti 2000 tahun mereka akan kembali bereinkarnasi. Kita harus membunuh jiwa nya juga, dan hanya Pedang Suci yang bisa melakukannya."

Woosik tersenyum lebar. "Jadi kau ingin Jihyo menjadi memihak kita benar?"

Raja Siwon mengangguk.

***

Heyy maaf baru update
Dan maaf kalo banyak typo dan gaje ceritanya

Love and Secret (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang