29. Engagement

48.7K 6.4K 378
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Aula pertemuan di Royal Palace dipenuhi dekorasi bertema emas dan putih. Terlihat mewah, indah, dan elegan. Usai King Philips memberikan beberapa patah kata untuk para tamu undangan, tibalah pada acara inti. Orlaith terlihat memasuki aula tempat di langsungkannya acara. Manusia disana berdecak kagum melihat kecantikan calon Ratu mereka.

Orlaith tampak anggun mengenakan gaun hitamnya. Walau gaun tersebut cukup tertutup, tidak menghilangkan keseksian dan kesempurnaan Orlaith. Tubuh semampai dengan lekukan yang pas tercetak jelas pada gaun yang dikenakan Orlaith. Struktur wajahnya yang sudah sempurna di poles dengan makeup tipis, semakin menambah kecantikan parasnya.

Kesempurnaan Orlaith memang menarik, menggoda dan menghipnotis manusia yang berada dalam ruangan tersebut. Bibir Orlaith mengukir senyuman, tentu saja itu sekedar senyuman untuk beramah tamah kepada tamu undangan. Tidak mungkin ia berwajah masam dihari pertunangannya. 

Eros menghampiri Orlaith, menggenggam tangannya. Keduanya menuju ke tengah aula. "Kau terlihat cantik." Puji Eros dengan tulus.

"Aku tau." Datar Orlaith menjawabnya. Ia sedikit melirik penampilan Eros. Pria di sisinya juga terlihat menawan dengan balutan seragam yang dikenakannya.

"Kau belum mencintaiku?" Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Orlaith menoleh pada Eros.

"Belum." Singkat Orlaith menjawabnya.

"Aku tidak tersinggung." Balas Eros.

"Kita berada disini karena perjodohan. Terserah jika kau mengartikannya yang lain." Orlaith mencoba menguasai diri agar jantungnya tidak berdebar, walau itu sulit karena perkataan manis Eros selalu berhasil membuat hatinya melemah.

Eros justru menanggapinya dengan senyum. Keduanya berhadap-hadapan, bersiap tukar cincin. Eros menyematkan cincin tersebut ke jari manis Orlaith. Walau Eros orang yang tergolong minim ekspresi, namun ekspresinya sama sekali tidak menampakkan keraguan.

Orlaith tidak lantas menarik tangannya. Ia mengamati cincin berlian yang melingkari jari manisnya. Cincin ini tentu saja berharga fantastis, Eros dan keluarganya bukan berasal dari kalangan biasa. Mungkin cincin ini lebih dari 5 karat, desain cushion serta beberapa potong berlian kecil yang disusun layaknya mozaik semakin memperindah cincin ini.

"Ini memang hanya sebuah cincin, tetapi cincin ini juga menjadi tanda kesetiaan dan keberanian seorang laki-laki menjaga pasangannya. Cincin ini aku berikan kepadamu, wanita yang akan aku nikahi." Tutur Eros.

Orlaith menaikkan pandangan hanya untuk bersitatap dengan netra Eros. Apa pria ini benar tidak memiliki banyak pengalaman tentang wanita? Kenyataannya, bibir tipis nan seksi Eros selalu mengeluarkan kata-kata manis yang dapat meluluh- lantahkan hati wanita.

Tidak ada sepatah katapun yang Orlaith katakan untuk menanggapi perkataan Eros barusan. Ia meraih cincin kemudian disematkannya ke jari manis Eros.

The General's RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang