62. Defenseless

38.2K 5.7K 1K
                                    

Jangan lupa vote 😚

Wajib ramein komen, kalau perlu setiap paragraf komen biar author semangat update chapter selanjutnya 🔥

> super panjang 2500 kata


Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon diingatkan ya 😙

♾♾♾

Situasi dalam ruangan tersebut semakin tidak kondusif. Oliver merasa berang karena Angelina di jadikan sandera, lantas bertindak impulsif dengan melakukan perlawanan. Henry mendatangkan anak buahnya lagi sebanyak 20 orang. Prajurit Istana yang berjumlah 6 mulai tumbang satu persatu. Eros dan Oliver yang masih berusaha melakukan perlawanan. Tangan mereka sudah gatal ingin mematahkan leher Henry namun terhalang oleh anak buah Henry.

Henry segera mengambil tindakan karena tidak ingin membuang waktu. Lantas memberi isyarat pada bawahannya yang berada didekat Angelina. Tidak lama terdengar pekikan dari bibir Angelina.

King Philips ingin beranjak namun dihalangi oleh bawahan Henry. "Jangan menyakitinya!" Hardiknya. Bawahan Henry tega menyakiti Angelina, darah terlihat mengalir dari sisi leher Angelina.

Orlaith ingin maju namun Angelina mencegahnya. "Aku tidak apa-apa. Tetaplah ditempatmu." Angelina tersenyum dengan bibir bergetar, air mata semakin mengalir deras.

Ada sesuatu yang bergumul dalam tenggorokan Orlaith. Pun dadanya terasa nyeri karena menahan luapan emosi yang berlomba-lomba ingin keluar. Tanpa bisa dicegah air matanya menetes juga. Orlaith dan Angelina saling bertatapan dengan berurai air mata.

Sontak, Oliver ingin menghampiri Angelina namun dihalangi. "Jangan sakiti mamaku!" Oliver tidak sanggup melihat orang yang ia sayang disakiti.

"Perintahkan Jenderal Eros dan putramu untuk menyerah jika tidak, Anda akan menyesal!" Desis Henry penuh peringatan.

King Philips memejamkan mata sejenak. Sungguh ia tidak kuasa melihat Angelina disakiti. "Aku perintahkan kalian untuk berhenti melakukan perlawanan." Perintah King Philips pada Eros dan Oliver.

Itu merupakan titah Raja. Tanpa di perintahpun, Oliver akan mematuhinya supaya Angelina tidak disakiti. Oliver menatap Eros penuh permohonan. Pun Eros memilih menyerah. Kedua tangan Eros dan Oliver dicekal, anak buah Duke Henry menyerang mereka secara brutal. Eros dan Oliver hanya bisa pasrah menerima setiap pukulan dan tendangan.

Tubuh Oliver yang sebelumnya sudah lemah kini seolah mati rasa, pandangannya mulai mengabur, pun dengan pernapasannya yang mulai tidak teratur.

Sedangkan pria berpangkat Jenderal tersebut seolah tidak merasakan kesakitan. Tetap dengan ekspresi datarnya, matanya menyorot tajam pada pria yang menghajarnya.

"Hentikan, Henry! Dimana akal sehatmu!? Kau bertindak diluar batas terhadap putraku dan Jenderal Eros?!" Tangan King Philips terulur menekan dadanya yang terasa nyeri. Pun napasnya sedikit tidak teratur. Henry benar-benar kehilangan kewarasan.

Henry mengabaikan perkataan King Philips. Publik tidak mengetahui kebenaran lelaki yang disebut putra oleh King Philips. Untuk Jenderal Eros sendiri, ia memang berniat melenyapkannya begitu rencana ini berhasil. Henry tidak peduli karena saat resmi menjadi suami Orlaith nanti, ia bisa dengan mudah memanipulasi semuanya termasuk memanipulasi kematian keduanya.

The General's RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang