Part 30

432 65 9
                                    

This isn't reality, when I close my eyes, it'll become a dreamI try denying it but it is a break upMy tears are dried and I'm only mumbling your nameI can't even move, I'm curled up into a ball, crying out to you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This isn't reality, when I close my eyes, it'll become a dream
I try denying it but it is a break up
My tears are dried and I'm only mumbling your name
I can't even move, I'm curled up into a ball, crying out to you

4men - Break Up In The Morning

Kedua anak manusia itu masih di sana, memandang hamparan laut bergelung bersama tarian ombak kala mentari menarik diri dari peradaban menyisakan langit yang kian menggelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua anak manusia itu masih di sana, memandang hamparan laut bergelung bersama tarian ombak kala mentari menarik diri dari peradaban menyisakan langit yang kian menggelap.

Sang lelaki terpekur memandang pasir putih berhias cayaha lampu yang mulai menyinari sekitar pantai. Matanya telah basah mengakhiri kisah cinta menyedihkan yang ia tidak tahu kemana akhirnya.

Sementara di sampingnya, seorang gadis diam-diam menghapus air mata yang menetes tanpa permisi meski senyum tipis mengembang di sudut bibir.

Kisah ini terasa tidak asing, ia sangat mengenal kisah menyesakkan yang terlontar dari bibir lelaki di sampingnya. Sangat tidak asing hingga rasa sakit itu mengoyak relung hatinya yang ternyata tidak pernah sembuh.

"Terima kasih."

Sang lelaki sontak menatap pada gadis yang masih setia memaku pandang pada hempasan ombak.

"Terima kasih sudah menceritakannya padaku." Kemudian menoleh padanya dan tersenyum tipis. "Kisah ini lebih terdengar sepeti jalan hidupmu, setiap kata yang terucap darimu terdengar sangat menyakitkan."

Lelaki itu menunduk membasahi bibir, "Karena itu memang kisahku." Ungkapnya getir.

Sang gadis tersenyum sedih, berdiri dari tempatnya dan menepuk dress yang ia kenakan.

"Oppa..." Panggilnya membuat lelaki itu mendongak menatap padanya.

"Jika saja, perempuan itu memintamu melepaskannya. Apa kau akan melakukannya?"

Ia menelan saliva kelat, wajah terluka dan tangis gadis itu memenuhi pikiran. Mengingatkan akan ketidakpantasannya mengharap kembali memiliki. Lelaki itu menunduk dalam, ia bahkan kesulitan bernapas dengan benar.

"Aku akan melepaskannya." setetes kesedihan mengalir bersama kata yang terucap. Ia tidak pernah bisa menghapus cinta yang terlanjur melekat, namun ia akan menerima perpisahan sebagai balasan atas perbuatannyaa.

Selama gadis itu masih di sini, menatap langit yang sama, menghirup udara yang sama. Selama Tuhan tidak merenggut gadis itu selamanya. Ia akan mencoba merelakan, jika memang itu berarti kebahagiaan bagi gadis itu.

"Maka... Tolong lepaskan aku, oppa."

***

Dan Baekhyun benar-benar melepaskan gadis itu, membiarkan perempuan yang ia cintai menggapai bahagia yang tak sempat ia beri.

Dia sangat tahu melepas Hyein sama saja dengan menghilangkan separuh jiwa, menjadikan hatinya jauh lebih hampa dan terluka. Namun ia belajar mengerti bahwa cinta tidak harus bersatu. Belajar bahagia atas kebahagiaan orang yang ia cintai walau ia bukan lagi bagian dari kebahagiaan itu.

Juga berlajar bertahan dan bertanggungjawab atas luka yang ia torehkan sendiri, menghadapi akibat dari perbuatannya. Memahami jika Hyein sudah bertahan sehebat itu untuk berada di sisinya hingga hatinya tidak mampu lagi menahan, karena hatinya sudah terluka hebat.

Gadis itu sudah berjuang, ia pun telah berusaha meraih pengampunan atas dosanya. Mereka sama-sama memahami jika mereka hanya saling menyakiti. Maka, sudah saatnya mereka berhenti.

Kaleng bir berserakan di lantai ketika lelaki berkulit putih memasuki aprtemen gelap.

"Apa begini bentuk keikhlasanmu melepasnya?" ia melihat lelaki itu terkulai di atas lantai, sementara punggung dan kepala ia sandarkan pada kaki sofa. Jejak air mata tampak mengering di pelipis dan pipi. Lelaki itu terkekeh meneguk lagi bir yang masih tersisa sedikit.

"Kali ini dia benar-benar pergi, Sehun." kedua bola mata itu berkaca-kaca. "Dia bahkan tidak lagi mengizinkanku melihatnya dari jauh."

"Kau sudah berjanji melepasnya, hyung."

"Aku hanya butuh waktu untuk terbiasa." air matanya mengalir tanpa bisa dicegah. "Ketika dia meninggalkanku, aku baru menyadari cintaku sudah sebesar ini."

Sehun memandang iba lelaki yang perlahan mulai kehilangan kesadarannya, ia turut menyandarkan tubuh di kaki sofa.

"Bahkan aku tidak tahu aku bisa mencintai gadis lain."

"Kau hanya tidak membuka hatimu selama ini, memberikan celah pada perempuan sialan itu menguasaimu."

Setelah semua yang Hyein lewati, Sehun merasa haram menyebut nama perempuan itu, Baekhyun pun sama salahnya. Namun setidaknya lelaki itu mnyadari dan mencoba memperbaiki kesalahan. Tidak seperti perempuan tidak tahu malu yang masih saja gencar mengejar Baekhyun kembali.

"Hyein berhak bahagia." racaunya dengan kedua netra memejam, "Dia bahagia tanpaku." sudut matanya mengalirkan bukti kesedihan.

Baekhyun tidak mampu lagi berpikir jernih, setelah menghabiskan kaleng kesepuluhnya malam ini. Lelaki itu hanya meracau menyebut satu nama, gadis yang telah meninggalkan Korea hari ini tanpa kabar. Yang menyebabkan kadaan Baekhyun jauh lebih buruk dan di benerapa hari belakangan.

"Suatu saat, mari bertemu lagi ketika kita sudah menjadi manusia yang lebih baik lagi."

Baekhyun mengerjap pelan, memori perpisahan mereka kala senja hari itu terbesit. Senyum terakhir yang Hyein beri untuknya.

"Berkali-kali melupakanmu, tidak cukup untuk membohongi hatiku. Aku selalu mencintaimu, oppa. Bahkan ketika aku tidak mengingat namamu, cinta itu tidak pernah hilang."

Sudah berapa kali Hyein mengatakan cinta padanya? Sementara Baekhyun tetap tidak mampu mengungkap cinta dengan benar hingga Hyein menghilang dari pandangan.

Dan mereka benar-benar berakhir.


***END***

Note :
Untuk yang bingung bisa baca ulang prolognya ya

Be With You [BBH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang