Part 8

761 144 54
                                    

"Bae..."

Panggilan itu menghentikan langkah, nafasnya tercekat untuk sesaat. Lantas menarik nafas panjang melanjutkan langkah yang sempat terhenti.

"Bae, aku mohon..." Kembali ia terhenti ketika gadis itu mencekal lengannya, dengan cepat ia menghindar saat si gadis hendak mendekap, membuatnya tertegun.

"Kau mengabaikanku, Bae. Kau berhenti menghubungiku, bahkan tidak lagi membalas pesan dariku. Apa yang terjadi?"

"Baekhyun. Panggil aku Baekhyun mulai sekarang." Lelaki itu, Baekhyun melepas cekalan di lengannya perlahan. Matanya menelisik ruang, enggan mendapati raut terluka dari perempuan di depannya.

Meski netranya tak tertuju pada gadis itu, Baekhyun tahu bahwa ia tengah menangis. Tangannya mengepal menguatkan agar tak merengkuh tubuh rapuh itu. Ia harus bertanggungjawab atas jalan yang ia pilih.

"Katakan apa salahku? Apa kekuranganku hingga kau memilih gadis itu? Bukankah kau hanya bermain-main dengannya?" Ucapnya sumbang oleh tangis yang tak juga mendapat jawaban dari lelaki itu, "Ya, kau pasti hanya bermain-main." Gumamnya pada diri, seakan meyakinkan bahwa lelaki ini tidak mungkin meninggalkannya untuk bersama gadis lain.

"Kali ini, aku bersungguh-sungguh. Kami sudah bertunangan dan mulai hidup bersama."

Sontak manik yang telah basah itu menatap padanya tak percaya. Kepalanya menggeleng menolak kenyataan.

"BOHONG! Dia hanya anak kecil, kau pasti—"

"Dia bukan anak kecil, Jin Ae. Usianya 25 tahun, dia sedang melanjutkan pendidikan magister dan kami akan menikah setelah dia menyelesaikan pendidikan. Jadi, aku rasa hubungan kita cukup sampai di sini."

Air mata kian deras membasahi pipi Jin Ae, ia tidak mau menerima ini. Baekhyun hanya mencintainya, dan akan selalu begitu.

"Kenapa? Apa yang kurang dariku?"

"Kurangmu adalah kau sudah menikah!"

Baekhyun mengusap wajahnya kasar, jauh dalam lubuk hatinya ia terluka. Selama apapun ia menunggu, mereka tidak akan pernah bersatu. Ia menyadari kebodohannya, yang harusnya tersadar ketika Jin Ae menerima lamaran lelaki lain di hadapannya. Jin Ae tidak lagi mencintainya.

"Aku sudah memikirkan ini untuk waktu yang lama, dua tahun aku menunggumu dalam hubungan ini. Tapi kau tidak pernah berniat berpisah dengan suamimu. Aku sadar aku hanya menunggu sesuatu yang tidak akan pernah terjadi."

Baekhyun menyentuh kedua lengan Jin Ae menghadapnya, "Hubungan ini hanya menyakiti kita, Jin Ae. Saatnya kau bahagia dengan keluarga kecilmu, jangan lupakan putra kecil kesayanganmu." Ia memeluk perempuan yang telah mengisi hidupnya selama sepuluh tahun, medekapnya seolah itu adalah pelukan terakhir mereka.

"Aku ingin bebas, Ae-ya... Tolong lepaskan aku..."

Detik jarum jam berputar laju, hingga pelukan itu terurai penuh duka. Baekhyun mengecup kening perempuan yang ia cintai, kemudian berbalik pergi. Menyisakan Jin Ae dalam raung tangis.

***

Di ujung koridor, sepasang netra jernih berkaca memegangi dadanya lantas bersembunyi di balik pintu.

***

Ruang latihan dipenuhi kebisingan yang dibuat oleh idol dan aktris SM Entertainment. Dahinya berkerut tak mendapati keberadaan Hyein di sana.

"Dimana Hyein?" Ia bertanya pada Junmyeon, member yang pertama terlihat olehnya.

"Ke kamar mandi, tadi Taeyeon noona menemaninya."

Be With You [BBH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang