Prolog

4.3K 295 18
                                    

Hembus angin menerpa jiwa kosong terbawa ombak kala senja. Ombak deras berkejaran menghapus kenangan, terhempas, lenyap tak tersisa. Menyisakan jiwa hampa di bibir pantai menghadap menatap surya tanpa makna.

Berpuluh meter di punggungnya, seorang pria meraba tubuh dengan pandangan. Raga di sana dulunya begitu hidup, lebih cerah dibanding mentari. Namun kini layu, berlarut dalam kekosongan.

Tungkainya menuntun mendekat, hangat pasir pantai tak mampu menghangatkan tubuhnya yang kedinginan dan gemetar ketika jarak tubuh mungil si wanita semakin menipis. Dentum jantung berpacu mempora-porandakan kata yang telah tersusun rapi. Netranya berkabut sesak penuh haru.

Hingga permadani biru yang di duduki sang wanita menyentuh telapak kaki. Ia memberanikan diri duduk di sana, di samping pemilik asa tertinggi dalam hati.

Kemudian obsidian berpendar jernih bertemu maniknya yang kecoklatan. Sunggingan tipis di sudut bibir kian membuncah asa, kalbunya terisi penuh bak bertemu oasis di tengah Sahara.

Jemarinya saling menggenggam menahan diri untuk menarik si wanita dalam rengkuh erat sarat rindu yang telah lama ia telan pahitnya sendiri. Sembari bertanya pada malam, akankah hampa mengisahkan rindu yang sama pada wanita ini untuknya yang terhapus masa?

Kegugupan menyerang tanpa ampun, deheman tak tertahan guna membasahi tenggorokan yang seketika meredam suara. Bibir tipis bergetar mengucap 'hai' pada sang wanita yang berbalas senyum manis.

Dua insan terpaku pada langit jingga, hening bukan berarti canggung. Tapi nyaman berada dalam jangkauan satu sama lain meski dalam sunyi.

"Ada sebuah kisah romansa yang aku tahu." Si pria memberanikan diri membuka topik.

"Apa ini kisah Romeo dan Juliet? Jika ya, lupakan. Aku terlalu bosan dengan kisah biasa."

Gelengan serta senyum tipis menjadi jawaban, sedang binar netra wanita tergambar jelas tertuju padanya.

"Apakah ini cerita sedih yang berakhir bahagia?" Kejar si wanita penasaran.

Sang pria meraba setiap raut yang terlukis di wajah cantik si wanita. Merekam setiap detik dalam ingatan. "Entahlah, aku sendiri belum tahu kisah ini akan menjadi happy ending atau... berakhir menyedihkan." Jika wanita itu menelaah lebih jauh, ia akan tersadar akan getir yang terselip di akhir jawab.

"Kalau begitu ceritakan, mungkin aku bisa mengisinya sebagai memoriku." Bibirnya tertarik miris dan secepat kedipan mata, rautnya kembali ceria. Gadis ini, masih pemeran yang handal. "Dan tolong jadikan ini happy ending, aku ingin dipasangkan dengan pangeran tampan."

"Bagaimana denganku?"

"Hah? Apanya yang bagaimana?"

Lama bertatap, si wanita tersenyum lebar. "Kau juga boleh, setidaknya kau cukup tampan untuk ukuran idol Negara ini."

Pria itu mendengus.

"Jadi? Bagaimana kisahnya?"

Netranya kembali memandang pada langit yang semakin kelam, bersamaan dengannya yang menggali kisah dalam tembang kenangan.

"Ini tentang wanita yang terlalu mencintai pria bodoh."

Dan sang pria membuka satu-persatu tabir nyata membiarkan lukanya kembali berdarah beriring tiap kata dalam kisahnya.

***

Aduh apa sih ini? Wkwk
Aneh banget perasaan tapi pengen diup. Maafkan diriku ya, nanti aku edit lagi deh kalo sempat hehe

My new story
Karakter baby Baek sesuai janjiku dulu sama salah satu pembaca
Semoga suka ^^

My new storyKarakter baby Baek sesuai janjiku dulu sama salah satu pembacaSemoga suka ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Be With You [BBH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang