Part 3

1.1K 186 24
                                    

I prayed for this moment with closed eyes. I’ve been waiting for this day for so long.

EXO-K - Baby

Deru napas bersahut angin, bersama langkahnya tergesa. Bulir keringat menetes dari pelipis, akibat geraknya tergesa. Dia sudah terlambat hampir satu jam dari waktu yang dijanjikan, begitu sial akibat lupa pada janji yang dibuatnya sendiri. Kedatangannya disambut beberapa pria berpakaian rapi, bertubuh kekar mempersilahkan padanya mengikuti. Mengacuhkan tatap beberapa palayan memandangnya takjub.

Hingga tiba di depan pintu penghubung balkon, semilir udara malam menyambut. Beserta tubuh mungil duduk membelakangi. Sang lelaki menoleh ke kanan dan kiri, mengetahui bahwa hanya mereka berdua yang ada di balkon ini. Gemuruh jantungnya bersautan derap langkah, lantas lidah kelunya berusaha menyebut nama.

"Nona?" ia merasa bodoh telah lupa menanyakan nama putri Choi Jeehwan.

Sinar rembulan samar menerangi menampakkan sosok yang tidak lagi asing, sejenak lelaki itu sama terpakunya dengan gadis di sana.

"Op-oppa..."

Manik jernih bersiborok miliknya, lantas ia tersenyum tipis. Memilih maju melepas belenggu, mengulur tangan memperkenalkan diri. "Aku Byun Baekhyun, senang bertemu denganmu nona..."

"Hyein, Choi Hyein."

Sebelumnya Baekhyun tidak pernah tau bahwa Dunia sesempit ini, dan kehadiran gadis berparas ayu di hadapannya memberi bukti. Dia tidak mungkin salah mengenali, gadis ini pernah hadir saat fansign. Gadis yang sempat menarik perhatiannya oleh obsidian indah serta kepolosannya. Ia menarik kursi berseberangan namun matanya enggan melepas sang gadis.

"Apakah takdir sedang menagih janji?" Kening Hyein berkerut tidak mengerti. "Aku mengajakmu berkencan lewat tulisanku yang semula hanya menggodamu dan kini kau duduk di sini seakan memintaku menepati."

Mata bulat itu berbinar memantul cahaya remang, menambah keterpakuan Baekhyun akan sosok di hadapannya. Kemudian sudut bibir si gadis mengembang beserta kekehan kecil. "Aku tidak tahu bahwa harapan bisa membawaku sejauh ini, terima kasih telah sudi datang padaku." dan Baekhyun tidak pernah tahu bahwa bertemu dengan orang baru akan semenyenangkan ini.

***

Malam semakin larut, dingin berlomba-lomba menusuk kulit. November memang semenyiksa itu, namun tak jua mengusik dua insan yang asik bercengkrama, memenuhi gulita dengan canda-tawa. dan gestur sang gadis kala mengusap lengan menjadi pertanda bahwa malam semakin memaksa mereka menyudahi pertemuan.

"Kurasa malam tidak mengijinkan kita bersama lebih lama lagi." ungkapnya sembari melepas jaket.

"Ya, kurasa begitu." balasnya muram, ia sungguh tidak rela jika mereka berpisah sebentar lagi.

Lelaki itu, Baekhyun menyerahkan jaket yang kemudian Hyein kenakan sendiri. "Mungkin kita bisa bersama lebih lama jika kau mengizinkanku mengantarmu pulang." Ia memberi saran namun menyelipkan harap di dalamnya.

"Benarkah?" Maniknya kembali berbinar, tak menutupi buncahan bahagia. "Aku akan sangat senang jika kau melakukannya." 

Malam semakin larut, namun mereka tak pernah kehabisan bahan guna bercengkrama. Baekhyun memang lelaki yang menyenangkan seperti dugaannya. Hyein bersumpah akan selalu mengingat hari ini, dan menetapkan menjadi hari terbaik sepanjang hidup.

"Apa ini rumahmu?" Baekhyun bertanya, cukup takjub dengan kemewahan.

"Ah sudah sampai." gadis itu bergumam muram. "Omong-omong, ini rumah ayah. Aku hanya pengangguran yang menggerogoti hartanya." Baekhyun terkekeh, Hyein terlalu merendah.

"Baiklah, malam semakin memaksaku kembali. Suho sudah menghubungiku sejak tadi." ia menggerakkan ponelnya menampakkan pop-up bertuliskan Junmyeonee hyung yang kemudian diangguki. Hyein melepas sabuk pengaman, membuka pintu hendak beranjak. Lantas genggaman erat di tangan membuatnya menoleh dengan mata melebar terkejut.

Baekhyun tersenyum mengusap punggung tangan dalam genggaman, "Aku harap ini bukan pertemuan terakhir, semoga kita bertemu lagi, besok, lusa, dua hari lagi— ah tidak, dua hari lagi aku harus berangkat ke Jepang." ia menggaruk pelipis yang tidak gatal. Sedang Hyein terdiam dalam lamunan.

"Hye." panggilnya menyadarkan, Hyein menatap Baekhyun linglung. "Sepulang dari Jepang aku akan menjemputmu."

Kemudian kecupan di pipi berhasil membuat Hyein kehilangan akal, hingga berdiri dibalik pintu kamar dengan keadaan setengah sadar. Gadis itu melompat menaiki ranjang, berteriak heboh, menggulingkan tubuh kesana-kemari sembari menyentuh pipi kiri yang telah tersentuh bibir lembut milik Baekhyun. Hyein seperti mendapat lotre.

Dan gedoran dari luar kamar serta pekikan nyaring dari wanita paruh baya di susul bariton berucap khawatir menghentikan. Ia berlari membuka pintu memeluk tubuh keduanya yang merupakan ayah dan ibunya, mengecup pipi mereka dengan senyum merekah mengurangi raut cemas yang semula tergambar jelas.

"Ayah, ibu, jika ini mimpi. Tolong jangan bangunkan aku."

***
Hai, sudah lama ga up. Sebenarnya aku sempat mau menghapus cerita ini, karena aku anggap ga menarik sama sekali. Tapi ya jalani ajalah ya, kalo jelek aku mohon maaf hehe

Be With You [BBH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang