Part 9

720 145 54
                                    

Baekhyun menatap wajah damai dalam dekapnya, lantas menghela napas lega. Hampir saja akal sehatnya lenyap. Menyentuh Hyein terlalu jauh akan menjadi petaka kala hubungan mereka masih bergelayut dalam bimbang.

Beruntung gadis itu terlelap ditengah cumbuannya, Baekhyun bersyukur atas hal itu. Walau dalam hatinya merasakan keanehan. Baru pertama kali ada gadis yang tertidur ditengah cumbuan sepanas tadi.

Ia menggeleng dan terkekeh, Hyein memang seunik itu.

Jemarinya kembali bergerak mengusap kulit punggung Hyein, dan Baekhyun baru menyadari bahwa gadis itu memiliki kulit yang sangat lembut. Juga... Baekhyun menelan saliva, mengingat kembali lekuk tubuh Hyein yang ternyata sangat seksi.

Seksi?

Baekhyun menggeleng menghalau pikiran kotor, ia memilih mencari posisi nyaman dan tidur daripada membayangkan yang tidak-tidak.

Bermenit-menit berlalu, napas teratur beriring dengkuran halus terdengar. Hyein membuka mata, bernapas lega. Sedari tadi ia memaksakan diri untuk bernapas dengan teratur.

Ya, ia hanya berpura-pura.

Hyein tidak pernah terjebak dalam situasi ini, dan ia berharap berpura-pura lelap adalah pilihan yang tepat menghindari sentuhan Baekhyun lebih jauh.

Gadis itu menatap paras Baekhyun ditengah remang, lelaki ini begitu tampan dan manis. Hyein yakin banyak di luar sana gadis yang menginginkannya. Hyein tidak munafik bahwa dulu ia juga sempat menginginkan laki-laki ini.

Tapi logikanya menolak menyerahkan kesuciannya pada Baekhyun. Hyein memang lahir dan tinggal di negara bebas, namun ia tidak akan menjadi wanita bodoh dan memberikan kesucian pada lelaki yang tidak mencintainya.

Entah mengapa, Hyein merasa bahwa pada akhirnya Baekhyun tidak akan menjadi miliknya. Hubungan ini mungkin akan sulit diteruskan nantinya. Semua yang Baekhyun lakukan untuknya terasa semu dan hambar.

Lelaki itu terpaksa bersama dengannya, Hyein tahu itu. Dia memaksa bawahan ayahnya membuka mulut atas perjanjian mereka.

Dan kenyataan memang terkadang mengecewakan, Baekhyun tidak ada bedanya dengan semua laki-laki yang mendekat. Hyein membelai paras rupawan, berbisik pelan mengecup bibir Baekhyun.

"Kau yang melemparkan dirimu padaku. Jadi kau tidak akan bisa lepask dariku dengan mudah, Byun Baekhyun."

***

Tidak dapat dipungkiri, kejadian malam itu membuat hubungan mereka kian dekat. Baekhyun bisa merasakan Hyein mulai membuka diri.

Kecanggungan diantara mereka mulai lenyap, dan Baekhyun menyadari sifat asli Hyein yang ceria dan berisik. Gadis itu suka menceritakan apapun dan Baekhyun yang juga tidak bisa diam mampu mengimbangi.

Apartemennya yang semula sepi, kini terasa ramai meski mereka hanya tinggal berdua. Terkadang mereka juga bertengkar untuk hal kecil dan tidak penting. Seperti saat ini, Baekhyun sibuk berteriak memanggil Hyein yang sedang menonton drama dengan khidmat.

"Hye! Di mana celana dalam biru tua ku?! Yang ada tulisan Rider?!"

Baekhyun berdecak, Hyein tidak juga menghampirinya.

"Hye..."

"Hyein!"

"SAYANG!"

"Apa sih?! Berisik sekali!" Hyein muncul dengan raut kesal menatap Baekhyun yang hanya berbalut handuk dari pinggang hingga lutut.

"Giliran dipanggil sayang saja baru datang." Gumam Baekhyun yang tentu saja masih bisa Hyein dengar. Hyein memutar bola mata malas.

"Kenapa?!"

"Celana dalam biru tua yang ada tulisan Ridernya dimana?"

"Di dalam laci lemari."

"Aku sudah mencarinya tapi tidak ada."

Dengan malas Hyein membuka laci di samoing Baekhyun, mencari celana dalam sialan yang mengganggu acara menontonnya di akhir pekan yang indah ini.

"Ini." Ia menyodorkan celana dalam yang Baekhyun cari. "Cari dengan mata dan tanganmu, bukan mulutmu."

Baekhyun tersenyum menampakkan giginya tanpa dosa.

"Lagipula celana dalammu tidak hanya satu, kenapa tidak pakai yang lain? Merepotkan orang saja." Gerutu Hyein.

"Ini yang paling nyaman dipakai latihan." Dengan tidak tahu malu Baekhyun memakai celana dalamnya di depan Hyein.

"ASTAGAAA..."

Hyein meninggalkan Baekhyun sembari menggelengkan kepala tidak habis pikir, mempertanyakan letak saraf malu Baekhyun. Sepertinya Hyein salah menyukai idol. Mungkin harusnya is suka Sehun, tapi saat itu matanya bermasalah sehingga Baekhyun kelihatan lebih tampan.

***

Hari ini, pertama kalinya Hyein harus merelakan Baekhyun pergi mengadakan tour konser. Gadis itu berdiri di depan pintu apartemen dengan lesu. Baekhyun tersenyum merapikan surai Hyein dan mengecup dahinya.

"Aku hanya pergi sebentar, Dave akan menemanimu."

"Tapi Dave tidak asik, dia kaku sekali. Nanti siapa yang mengajakku bertengkar?" Bibir si gadis mengerucut.

Baekhyun terkekeh, mengecup pipi Hyein gemas. "Kau ini aneh sekali, senangnya bertengkar denganku. Kapan kita bisa jadi pasangan romantis?" Hyein mendengus.

"Itu terlalu mainstream."

Baekhyun berdecak menyentil dahi Hyein hingga gadis itu mengaduh dan melotot kesal, hampir saja ia menyemburkan kata-kata ketika lelaki itu mengecupnya cepat.

"Berhenti merajuk dan merengek, calon suamimu mau pergi bekerja untuk masa depan kita."

"Ck! Seperti aku benar akan jadi istrimu saja."

Lelaki itu melotot dan Hyein meringis, ia keceplosan. Dasar mulut bar-bar! Umpat Hyein pada dirinya sendiri.

"Mulutmu itu nyinyir sekali, mengalahkan aku! Jangan bicara sembarangan!"

Setelah menghirup napas dalam, Baekhyun mendekap Hyein erat sekali. Kemudian berpamitan ketika Youngmin sudah memanggilnya.

Sekali lagi ia berbalik memastikan gadisnya baik-baik saja, di tempatnya Hyein melambai tinggi berucap dengan girang yang berhasil membuat Youngmin terbahak.

"Hati-hati oppa, jangan lirik perempuan lain atau aku akan memasukkan kepiting ke dalam celanamu."

***

Peregangan

Be With You [BBH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang