Chapter 8

1.8K 103 0
                                    


Hope U Still Enjoy the Story...




Setelah menghabiskan waktu sekitar dua jam mencari beberapa restoran Indonesia, Jaehyun akhirnya menemukan 'Seblak' yang diidamkan sang istri. Dengan wajah semringah ia membawa dua bungkus seblak tersebut ke rumah.

"Sayaaaaaang... Aku pulaaang!!" teriak Jaehyun saat memasuki rumahnya.

Taeyong yang memang sedang berada di ruang tamu menunggu sang suami, segera beranjak dari duduknya dan menghampiri Jaehyun.

"Jangan berlari, Yongie!" teriak Jaehyun kembali saat melihat Taeyong yang berlari kecil menghampirinya.

Taeyong terkekeh, "Maaf, Jaehyun-ie, Yongie lupa," ujarnya diiringi dengan cengiran lebar, lalu memeluk Jaehyun, saat dirinya telah berada tepat di hadapan sang dominan.

Jaehyun mengelus surai belakang Taeyong, lalu mengecup sayang pucuk kepala si mungil. Pria tampan itu melepas pelukan mereka perlahan, mengangkat bungkusan Seblak yang berada di tangan satunya. "Ayo, kita ke dapur, sayang. Seblak pesananmu sudah siap untuk disantaaap," ujar Jaehyun riang yang membuat Taeyong terkikik. Lelaki mungil itu menarik tangan Jaehyun yang menganggur, menggiring tubuh besar sang suami menuju dapur.

"Jaa, Jaehyun-ie duduk dulu, biar Yongie siapkan mangkuk untuk Seblaknya," ujar Taeyong hendak mengambil bungkusan seblak dari tangan Jaehyun. Namun Jaehyun menjauhkan bungkusan tersebut, meletakkannya di atas meja dapur. Jaehyun menggeser kursi dan mendudukkan Taeyong di sana.

"Biar, Jaehyun-ie saja yang Menyiapkannya, Yongie duduk manis saja di sini, ya." Taeyong menganggukkan kepalanya dan duduk tenang menunggu sang suami menyiapkan Seblaknya.

Setelah Jaehyun menghidangkan seblak di atas meja. Taeyong dengan semangat langsung menyantap makanan berkuah tersebut.

Jaehyun tersenyum kemudian mengusap lembut kepala Taeyong. "Pelan-pelan makannya, sayang. Nanti kau tersedak." Lelaki mungil itu hanya mengangguk tanpa menghentikan suapannya.

Pria tampan itu pun beralih pada mangkuk di hadapannya, ikut menyantap Seblak tersebut. Namun baru satu suapan, ia tersedak karena rasa pedas yang menjalari kerongkongannya. Dengan segera ia mengambil segelas air putih dan menenggaknya hingga tandas.

Setelah rasa pedas itu mereda, Jaehyun beralih ke arah Taeyong. Tanpa aba-aba ia mengambil sendok yang di pegang oleh sang istri. Membuat Taeyong tersentak akan tindakan Jaehyun, "Jaehyun-ie!! Kenapa mengambil sendok Yongie?!" pekiknya.

"Maaf, maaf, sayang. Cukup, ya, makan Seblaknya. Aku tak ingin kau dan little peanut kesakitan nantinya karena makan makanan ini," ujar Jaehyun dengan nada khawatir.

"Huh?!" Taeyong mengerutkan dahinya bingung.

"Maksud Jaehyun-ie, apa?"

"Seblaknya terlalu pedas, sayaaaang. Aku takut kau akan sakit perut dan baby juga ikutan sakit."

"Ishh... Perut Yongie kan kuat. Baby juga tidak kesakitan kalau pun Yongie  makan pedas. Sini sendoknya, Yongie ingin lanjut makan!" ketus Taeyong mengangkat tangannya berusaha mengambil sendok yang berada ditangan Jaehyun. Tapi tak berhasil, karena Jaehyun kembali menjauhkannya.

"Tidak, tidak... Kau tak boleh memakannya lagi," tolak Jaehyun. "Aku akan membelikan makanan baru yang lebih aman dan sehat," tawar Jaehyun kepada Taeyong.

"Jung Jaehyun!!!" Taeyong melototkan matanya, menatap marah sang suami. Namun justru wajah Taeyong saat ini terlihat makin menggemaskan bagi Jaehyun.

Jaehyun tetap menggelengkan kepalanya. Taeyong merengut masam, nafsu makannya menghilang begitu saja dan memilih untuk pergi dari dapur. 

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang