Chapter 11

1.7K 99 0
                                    


Hope U Enjoy It...




Taeyong sedang menikmati cemilannya, saat suara ketukan pintu rumah terdengar. Meletakkan toples cemilan ke atas meja, Taeyong beranjak dari sofa untuk membukakan pintu rumah.

Bibi Ahn yang juga mendengarkan suara ketukan pintu, terlebih dahulu sampai di depan dan membukakan pintu untuk memeriksa tamu yang datang, "Tuan?!" Kaget Bibi Ahn tetapi setelahnya tak lupa membungkukkan tubuhnya sedikit untuk menyambut tamu tersebut.

'Siapa yang berkunjung?' pikir Taeyong saat melihat wajah terkejut Bibi Ahn dan sikapnya.

Dengan langkah pelan dikarenakan kandungannya yang sudah mulai terasa berat, Taeyong menghampiri Bibi Ahn. "Siapa yang datang, Bi?" tanyanya. Seketika matanya membola melihat sosok yang tengah tersenyum hangat, berdiri tepat di pintu masuk. "Daddy!!!" teriaknya senang, melangkahkan kakinya menuju sosok pria paru baya yang sangat dirindukannya. Lalu menghambur ke dalam pelukan seseorang yang dirinya panggil daddy.

"Aduh, sayang, pelan-pelan. Segitu rindunya dengan Daddy, hmm?" goda pria paruh baya tersebut sembari mengelus lembut surai Taeyong.

Taeyong mengangguk dan semakin menenggelamkan kepalanya ke dada bidang sang ayah. "Daddy lama sekali perginya! Sepertinya betah sekali di sana sampai-sampai melupakan Yongie di sini!" rengeknya saat pelukan tersebut melonggar.

Donghae tertawa renyah, "Haha, lucu sekali anak Daddy, sudah menikah tapi masih saja manja begini." goda Donghae sambil mencubit pelan hidung Taeyong.

Taeyong mengerucutkan bibirnya mendengar godaan sang ayah. Ingin kembali protes tapi terpotong saat mendengar suara yang tak asing baginya.

"Sepertinya aku terlupakan di sini. Apa lebih baik aku balik saja, karena adik kesayanganku melupakan aku?" ujar pria yang sedari tadi berdiri di belakang Donghae dengan suara yang dibuat semenyedihkan mungkin.

"Hyung!!!" pekik Taeyong, menoleh pada pria tersebut. Segera melepas pelukan Donghae dan beralih memeluk tubuh tegap pria tersebut.

"Yongie rinduuuu~" rengeknya manja. Taeyong menduselkan wajahnya di dada bidang pria itu, membuat yang dipeluk terkekeh pelan, sambil mengelus lembut rambut Taeyong.

"Hyung juga merindukanmu."

"Sudah-sudah... Lebih baik kita masuk dulu," ajak Donghae kepada anaknya yang masih setia memeluk pria yang dipanggil Hyung itu.

Dengan wajah riang Taeyong melangkah masuk sambil menggandeng lengan pria tersebut.

Saat mereka telah duduk di sofa ruang tamu, Bibi Ahn pun datang dengan membawa minuman dan cemilan.

"Bagaimana kandunganmu, sayang?" Donghae bertanya sambil mengelus pelan perut buncit Taeyong.

"Baik, Dad. Baby sangat sehat di dalam sini. Yongie jadi tidak sabar menunggu Baby lahir," ujar Taeyong dengan senyum yang mengembang.

"Jaehyun menjagamu dengan baikkan?" timpal Chaenyol yang juga ikut mengusap perut Taeyong.

Taeyong menjawab dengan anggukan semangat, membuat dua laki-laki dominan tersebut tersenyum.

"Daddy berdua saja dengan Hyung? Mommy kemana?" tanya Taeyong saat sadar jika daddynya hanya datang berdua saja dengan Chaenyol.

"Mommymu nanti menyusul. Katanya ingin membeli sesuatu terlebih dahulu, Daddy juga tidak tahu apa itu," jawab Donghae.

Taeyong mengangguk, "Jadi... Daddy di sini sampai kapan?"

"Daddy di sini hanya seminggu, sayang. Setelahnya Daddy akan kembali ke Kanada."

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang