Chapter 14

1.7K 107 3
                                    

👻 Happy Reading 👻


Hope U Enjoy It...

Jaehyun berjalan kesana kemari, menggigit jarinya, sambil sesekali menatap ke arah pintu kamar rawat, dimana Taeyong saat ini tengah diperiksa. 

Tergambar jelas raut khawatir di wajah tampan Jaehyun. Dalam hati ia berdoa agar Taeyong dan bayi mereka baik-baik saja. Jaehyun akan sangat menyalahkan dirinya jika terjadi sesuatu yang buruk pada dua kesayangannya itu. 

Cklek

"Bagaimana keadaan istri saya dan anak saya, Dok?" 

Jaehyun segera menghampiri dokter paruh baya yang baru saja keluar dari ruang rawat sang istri.

Dokter paruh baya itu tersenyum, "Untuk saat ini kondisi istri dan bayi anda baik-baik saja, Tuan." 

Jaehyun seketika menghela nafas lega mendengar ucapan dokter tersebut. Namun Jaehyun kembali menanamkan pendengarnya mendengarkan kalimat selanjutnya yang diucapkan sang dokter. 

"Kram pada perut istri anda sudah berangsur hilang. Saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter kandungan. Untuk memastikan tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi kembali." 

Jaehyun pun mengangguk, sepertinya ia harus menghubungi Seulgi untuk memeriksa ulang Taeyong. Bukan karena tidak mempercayai dokter kandungan di rumah sakit tempat Taeyong dirawat saat ini. Akan tetapi karena sebenarnya mereka memang telah mengatur waktu besok untuk melakukan pemeriksaan rutin pada kandungan Taeyong. Sepertinya Jaehyun harus mempercepatnya malam ini. 

"Baik, Dok. Terima kasih banyak." 

"Sama-sama, Tuan. Saya permisi dulu."

Jaehyun mengangguk, kemudian ia pun masuk ke dalam ruang rawat Taeyong. 

Cklek

Taeyong menoleh saat mendengar suara pintu terbuka.

"Jaehyun-ie," lirih lelaki cantik itu. Matanya berkaca-kaca saat melihat sang suami. Merentangkan tangannya ke arah Jaehyun, meminta sang suami untuk memeluknya. Taeyong butuh pelukan hangat sang suami saat ini. 

Namun Jaehyun hanya berdiri diam di tempatnya. Entah apa yang dipikirkan pria tampan itu, Taeyong tidak tahu. Mungkin saja suaminya itu masih marah padanya karena telah membahayakan anak mereka.

Taeyong menunduk, menyeka air mata yang mula mengalir turun dari mata bulatnya. Namun rasa hangat yang melingkupi tubuhnya, membuat Taeyong justru tidak bisa menahan jalur air matanya untuk tidak terjatuh.

"Hiks, Maafkan, Yongie." Taeyong memeluk erat tubuh kekar sang suami.

Jaehyun hanya diam, ia menepuk pelan punggung Taeyong guna menenangkan sang istri yang masih menangis.

Taeyong mendusalkan wajahnya di dada bidang Jaehyun.

"Istirahatlah."

Satu kata yang mampu membuat Taeyong tertegun. Bukan karena kata yang dilontarkan Jaehyun, tapi nada suara sang suami terdengar begitu dingin di telinganya. Sepertinya Jaehyun masih begitu marah kepadanya. 

Taeyong menggeleng, “Yongie ingin pulang saja.”

“Istirahatlah dahulu, setelah kau merasa sudah cukup baik, baru kita akan pulang."

Taeyong pun mengangguk. Ia semakin menenggelamkan kepalanya di dada bidang Jaehyun. 

Cukup lama mereka berada dalam posisi tersebut. Hingga Jaehyun melonggarkan pelukan mereka. Terlihat wajah tidak rela Taeyong karena terlepas dari pelukan hangat sang suami. 

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang