Chapter 2

3.1K 178 0
                                    

"Sayang, ayo bangun. Kita sudah sampai." Ujar Jaehyun membangunkan istri mungilnya yang terlihat tidak terganggu oleh guncangan pesawat barusan.

Mengusap pelan pipi berisi Taeyong, kemudian mulai menciumi seluruh permukaan wajah si mungil, karena istri cantiknya itu tak kunjung bangun.

"Hyun-ie~," rengek Taeyong kala ia mulai merasa terganggu oleh ulah sang suami yang masih saja menciumi wajahnya.

"Ayo bangun, little prince. Kita sudah sampai. Bukankah istri cantikku ini ingin melihat Panda, hmm?" Jaehyun berucap seraya mengusap rambut Taeyong dengan lembut.

Mendengarkan kata Panda, seketika mata Taeyong terbuka. Dengan wajah setengah mengantuk, ia pun bangun sembari mengusap pelan kedua matanya. Jaehyun senantiasa menunggu hingga si cantiknya benar-benar telah sadar dari tidurnya.

"Apakah terasa pusing, sayang?" tanya Jaehyun.

"Sudah tidak lagi, Jae. Ayo kita turun, aku sudah tidak sabar ingin melihat Panda," girang Taeyong.

"Baiklah, saatnya turun! Hupp." Jaehyun berseru seraya mengangkat tubuh mungil Taeyong dalam gendongan. Tentu saja hal itu membuat Taeyong sedikit terkejut.

"Astaga, Jaehyun! bisakah kau berhenti membuatku kaget?! kau ingin aku terkena serangan jantung?" omel Taeyong memukuli dada bidang sang suami. Kesal sekali rasanya, karena suaminya ini selalu membuatnya terkejut dengan tingkah absurdnya.

Jaehyun terkekeh pelan melihat reaksi lucu dari sang istri.

"Menggemaskan sekali istriku ini, hmm." Ujar Jaehyun seraya mengusapkan hidungnya ke hidung mungil Taeyong.

Lalu Jaehyun membawa Taeyong untuk turun dari pesawat. Apa yang mereka lakukan barusan tentu saja menjadi tontonan gratis bagi pramugari disana, yang masih setia menunggu hingga penumpang telah turun semua. Karena memang hanya mereka yang tersisa di pesawat.

Asisten Jaehyun telah turun sedari tadi, dengan sebuah koper milik Jaehyun dan Taeyong, serta sebuah travel bag miliknya.

Jika ditanya, kenapa Jaehyun membawa asistennya. Itu semua agar Jaehyun bisa memfokuskan dirinya untuk si cantik tanpa memikirkan bawaan mereka. Taeyong juga tidak mempermasalahkannya, karena jujur ia sangat menyukai segala bentuk perhatian yang diberikan oleh sang suami. Walaupun tak menampik bahwa Taeyong terkadang juga kesal jika sang suami sudah mulai bertingkah berlebihan.

"Jae, bisa kau turunkan aku? Aku masih bisa berjalan asal kau tahu. Dan lihatlah orang-orang tak berhenti memperhatikan kita, Jae!" ucap Taeyong. Tentu saja ia merasa malu karena sedari mereka keluar dari pesawat, mereka telah menjadi tontonan orang-orang yang berada di dalam bandara.

"Biarkan saja mereka, sayang. Lagipula aku hanya ingin memanjakan istri cantikku ini. Tidak ada hubungannya dengan mereka." Jaehyun terus berjalan menuju mobil yang telah dipesankan oleh asistennya untuk membawa mereka ke hotel.

Sesampainya di kamar hotel, Jaehyun mendudukkan Taeyong di tepian ranjang. Kemudian menghampiri asistennya yang juga masuk ke dalam kamar tersebut. Menerima koper kemudian menyuruh sang asisten untuk makan siang dan istirahat.

Setelah sang asisten pamit, Jaehyun menghampiri Taeyong, mendudukkan dirinya disamping si mungil.

"Kita makan siang dulu ya, sayang," ujar Jaehyun seraya mengusap lembut rambut Taeyong.

"Tidak langsung melihat Panda, Jae?" 

"No, kau harus makan, baby juga harus makan."

Taeyong mengangguk walau bibirnya mengerucut lucu, membuat Jaehyun tak tahan ingin mengecup belah bibir ranum itu.

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang