Chapter 10

2K 98 0
                                    

Hope U Enjoy It...




Waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Jaehyun beranjak dari duduknya, dirinya akan memeriksa keadaan Taeyong yang tertidur setengah jam lalu. Istrinya itu kelelahan setelah sebelumnya mengganggu Doyoung bekerja sehabis makan siang tadi.

Taeyong memang selalu menganggu Doyoung jika keduanya bertemu. Entah kenapa Taeyong begitu menyukai reaksi Doyoung yang tak hentinya mengomel karena keusilannya. Istri Jaehyun itu akan tertawa riang jika dirinya telah berhasil mengerjai Doyoung.

Jika saja Doyoung tidak mengingat, jika Taeyong sahabat sekaligus istri atasannya dan juga sekarang tengah mengandung. Doyoung pasti akan membalas keusilan Taeyong. Memang begitulah mereka jika dipertemukan, seperti Tom and Jerry.


Cklek


Jaehyun tersenyum ketika melihat sang kekasih hati masih terlelap dalam tidurnya. Rasanya tidak tega jika membangunkan Taeyong saat ini. Keinginannya untuk pulang lebih awal pun sepertinya akan ia tunda.

Jaehyun kembali menutup pintu kamarnya, bertepatan dengan Doyoung yang masuk setelah mengetuk pintu beberapa kali.

"Bos—" ucapannya terhenti kala Jaehyun menoleh dan memberikan tatapan tajam padanya.

"Jae, sepertinya kita harus mengadakan rapat dadakan sore ini. Terjadi sesuatu pada pabrik Y karena terjadi korsleting listrik di sana dan membuat beberapa mesin ikut terkena dampak, mesin memercikkan api dan mengenai beberapa bahan baku yang mudah terbakar," ujar Doyoung menjelaskan.

"Bagaimana keadaan sekarang?"

"Mobil pemadam kebakaran telah tiba dan sekarang mereka masih berusaha untuk memadamkan apinya. Kita belum tahu apakah ada korban nyawa atau tidak." Doyoung menghela nafas sebentar, "Akan tetapi bahan baku dan stock kita yang harus disalurkan minggu depan dipastikan hangus terbakar, Jae."

Jaehyun memijit keningnya pelan," Baiklah, siapkan rapatnya. Aku akan menyusul ke sana lima menit lagi."

Doyoung mengangguk lalu melangkah keluar dari ruangan tersebut.

Jaehyun kembali menghela nafasnya. Cukup terkejut akan berita yang baru diterimanya. Dengan kebakaran yang terjadi bisa dipastikan perusahaannya mengalami kerugian besar. Saat ini dirinya harus segera bersiap menuju ruang rapat. Akan tetapi sebelum itu ia memilih melangkah masuk kembali ke kamar dimana Taeyong berada.

"Sayang, aku pergi rapat sebentar, ya. Aku usahakan untuk menyelesaikannya segera mungkin." Jaehyun berucap sambil mengecup lembut kening Taeyong. Mengusap helaian halus rambut Taeyong dan kemudian ia beranjak meninggalkan kamar.



***



"Enggh... Hyun-ie??" Taeyong terbangun saat hari sudah mulai gelap. Mata bulatnya mengerjap-ngerjap guna menyesuaikan diri dengan cahaya lampu. Kemudian ia menelusuri sudut kamar, mencari keberadaan Jaehyun. Namun nihil, Taeyong tidak menemukan Jaehyun membuat dirinya sedih.

"Hyun-ie... Hiks." Tangisan Taeyong mulai terdengar samar di kamar tersebut. Taeyong mulai menangis karena merasa dirinya ditinggal sendirian oleh Jaehyun di kantornya. Apalagi hari sudah menjelang malam, semakin membuat lelaki mungil itu merasa takut berada di sana sendirian. 

"Hiks... Hiks... "

Taeyong terus menangis, hingga sepuluh menit kemudian Jaehyun datang membuka pintu kamar tersebut.

"Astaga... Sayang! Kau kenapa? Apa yang terjadi? Apa ada yang terasa sakit? Kenapa menangis?" panik Jaehyun saat melihat mata Taeyong yang telah sembab dan masih basah karena cairan bening itu masih mengalir dari mata bulatnya.

UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang