part 3

7.7K 543 3
                                    


Sorry for typo..

Happy reading 🐣

..............

"Eh sini-sini lo,dari mana aja lo sen?dua bocah udah kelimpungan nyariin lo"

  Tio berteriak memanggil arsen yang berjalan terburu-buru.dia melihat gelagat aneh dari arsen tapi hanya menyimpan pertanyaan dalam hati.dimas dan Andre seketika memasang raut wajah lega saat arsen sudah ada didepan mata mereka.

"Bibir,mata sama pantat kenapa pada bengkak sen?

Andre meneliti wajah arsen dari atas sampai bawah.memang mata dan bibir arsen sedikit bengkak dan memerah membuat rasa khawatir mereka kembali.dimas dan tio memutar bola mata mereka malas, bisa-bisanya disaat serius seperti ini tio malah menanyakan pantat arsen yang memang sudah bengkak dari dulu.

    "Tau ah gue malas samo lo bertiga,gue mau pulang aja".

  arsen tidak menghiraukan pertanyaan tio dan membalik badannya meninggalkan mereka yang menatap heran kepergian arsen.

"Lah?kok malah ngamuk si montok?".

   dimas berucap sambil menatap satu persatu temannya yang dibalas angkatan bahu pertanda mereka juga tidak tau.

..........

   "Iya tas lo udah gue bawain,ini gue lagi diparkiran nungguin lo dari tadi gak nyampe juga,lo kemana sih ga?dari tadi kerjaannya ngila...."

    Sean menjauhkan hp nya dari telinga dan melihat layar telepon yang sudah dimatikan angga.

"Gue sabar gaa.."
sean mengelus dadanya dramatis lalu menyimpan hp nya didalam kantong celana.belum sempat dia berbicara banyak,angga malah mematikan sambungan telepon mereka.sean juga sudah paham dengan sikap angga jadi dia sudah terbiasa jika angga hanya berbicara yang penting saja.

Angga yang telah berada di samping sean langsung merampas tasnya.angga berjalan menaiki motor sport yang terpakir disisi motor sean lalu memakai helm full face nya.

   "Lo kemana aja ga?masak orang ganteng nanya dari tadi gak lo jawab,aku sakit hati lo mas"

    Sean berucap dengan nada lebainya pada angga.

"Gue habis nemuin DIA".
angga menjawab pertanyaan sean dengan malas.

"Lo jangan lupa sama rencana nanti malam,lo akan dapat mainan baru"
angga berucap pelan pada sean.

  sean menjawab ucapan angga dengan acungan jempol tak lupa ia memasang raut wajah serius yang dibalas angga dengan seringai tipis yang sayangnya sangat tampan.
Tanpa berlama-lama lagi mereka memacu gas motor meninggalkan area sekolah.

At night.

   disebuah ruangan dengan pencahayaan yang minim ditambah beberapa orang bodyguard bertubuh kekar yang menjaga pintu masuk, terasa aura yang sangat dingin dan mencekam.
Ditengah ruang itu terdapat seseorang dengan tangan dan kaki terikat disebuah kursi ditemani dua orang bodyguard disetiap sisi tubuhnya.

  Byuurr...sshh...
Suara guyuran air disertai ringisan kesakitan memenuhi pendengaran orang yang berada disana.
Setiap lima menit sekali salah satu dari bodyguard disana akan menyiram tubuh lemah itu agar tetap tersadar.mereka melakukannya sambil menunggu seseorang yang akan menjadi malaikat maut bagi lelaki yang sudah menggigil ini.

"Kalian keluar"

Sebuah suara yang terdengar sangat mendominasi menghentikan kegiatan mereka dan membuat pria yang terikat mengangkat wajahnya penasaran guna melihat kedatangan mafia tersadis ditemani seorang psikopat gila yang sudah amat terkenal didunia bisnis.

Hanya mereka yang akan menemui ajalnya lah yang dapat melihat rupa dari pimpinan mafia teratas yang dapat diakui sangatlah rupawan.

"Mau selimut hah?dingin ?"

Angga berucap lirih sambil mengelilingi pria yang diketahui bernama stev tersebut.tangan angga telah meremas kuat rambut stev dan menariknya keatas hingga mata stev membelalak menahan sakit.
Angga melayangkan pukulan pada ulu hati stev yang menyebabkan semburan darah segar keluar dari mulut stev dan mengotori baju yang angga gunakan.
Sementara sean mengeluarkan pisau kerambit tajamnya dari dalam saku jaket yang dia kenakan.

   "Stev,lo mau bisu dulu atau buta?"

Sean mengelus kelopak mata stev dengan lembut dan dengan cekatan satu tangannya membuka lebar kelopak mata stev dan  menggores ujung pisaunya pada retina mata stev.teriakan nyaring memenuhi ruangan gelap itu hingga membuat para penjaga diluar bergidik ngeri.itulah akibatnya jika ada yang berani bermain-main dengan pemimpin mereka,apalagi stev menjual informasi mengenai bisnis keluarga angga.

"Keluarga lo akan habis malam ini juga sama orang suruhan gue stev,lo patut berterima kasih sama gue".
  
angga berucap dengan keras dan diakhiri suara tawa kecil. Angga menoleh melihat sean yang tengah asik bermain dengan mainan barunya.

"Lo sangat menyukai ini kan sean?lo lanjutin aja dan jangan lupa kalo udah bosan lo tinggal tembak aja, nanti mereka yang bakalan beresin sisanya"

Angga menepuk bahu sean sedikit lalu meninggalkan dua orang yang sedang bermain pisau dan daging itu disana.
  angga akan pulang menemui bundanya karena mereka sudah membuat janji untuk makan malam bersama nanti,biarlah kali ini angga menuruti kemauan bundanya,jika tidak maka bundanya itu akan kembali merajuk padanya.

He Is Mine(End) |Bl LokalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang