"SELAMAT PAGI, SELAMAT DATANG KEMBALI SISWA-SISWI SMA NEO V. APEL PAGI INI AKAN DIMULAI DALAM 30MENIT LAGI, DIHARAPKAN UNTUK SEGERA BERAIAP-SIAP!"
Sambutan dari pengeras suara yang terpasang hampir pada setiap sisi gedung mulai bersautan, setibanya mobil yang dinaiki Junissa dan Cleia tepat didepan gerbang sekolah. Membuat kedua kakak beradik itu memutar bola matanya sekeluarnya mereka dari mobil, malas, kalau sudah mendengar kata apel. Tapi begitulah hari senin, akan dimulai dengan apel pagi apalagi ini apel pertama setelah libur panjang. Rasanya gak afdol kalau hari senin tanpa apel.
"Heh JUNISSA ROK KAMU TIDAK TERLALU PENDEK?" Seru seseorang berteriak dengan lantang setelah berjalan sebentar memasuki gerbang.
Injun menoleh, di belakangnya sudah ada Bu Sunny dengan wajah galaknya. Baru beberapa langkah memasuki gerbang, suara dari bu Sunny selaku guru BK langsung terdengar nyaring menyapa gendang telinganya. Heran Injun tadi pagi bu Sunny sarapan apa bisa sampe sekenceng itu suaranya.
Cleia lantas buru-buru menurunkan roknya sampai sedikit dibawah lutut. Untungnya rok dia lebih panjang sedikit daripada rok Injun, jadi agak mudah mengakalinya agar tidak kena tegur.
Pasalnya mereka, ett koreksi, Velaas squad memang langganan soal teguran mengenai rok yang terlalu pendek.
Habis jika terlalu panjang akan terasa gerah, begitu alasannya.
Tenang, mereka memakai celana pendek kok. Kalau gak pake nanti laki-laki senang dong.
"Hah? Rok saya pas kok bu. Sebatas lutut, kan?" Injun menunjukan perpotongan roknya yang memang sangatttt pas selutut. "Tuh bu selutut, pas." Ujar Injun mengedipkan sebelah matanya.
"Seharusnya roknya itu 5 centi dibaw---"
Cleia ngelirik Injun, "Ibu dikit lagi apel saya masuk dulu ya bu.." Injun menarik tangan Lele agar mengikutinya buru-buru meninggalkan bu Sunny, pasalnya jika bu Sunny sudah berbicara maka bisa-bisa apel kelar, pembicaraan itu belum tentu sudah kelar. Soalnya hobi bu Sunny itu ceramah, terbukti beliau terpilih menjadi guru pelatih untuk perlombaan debat, apapun itu temanya.
Memasuki suasana sekolah setelah liburan rasanya sedikit memacu adrenalin. Ada rasa degdegkan dan juga rindu, bagaimana tiap skenario terbentuk didalamnya layaknya percintaan, perdebatan, persahabatan, nano nano pokoknya.
Yap walaupun sekolah itu membosankan tapi tentu saja ada saatnya ketika rindu itu datang, rindu akan segala yang berhubungan dengan sekolah.
"Wohoo hari pertamaaa." Lele teriak waktu liat kak Echan sama kak Nana udah nungguin mereka berdua di lorong yang menuju ke kantin.
Suara teriakan Lele bikin semua orang yang lagi jalan geleng-geleng kepala, antara kangen dan juga kesel. Sedangkan kak Echan sama kak Nana udah nunduk aja, agak malu sih. Ya gimana, sepagi itu udah di kasih suara melengking memekakak telinga. Pagi-pagi tuh harusnya dapet sarapan, kan kenyang terus tidur waktu di kelas. Hehe.
"Wahh luar biasa banget yah." Kata Echan nyambut Lele.
"Lebay ah."
"Jangan gitu Njun, adek gue nih."
"Tau kak Injun, kita harus apresiasi semangatnya Lele." Tumben kan Nana agak positif gitu pembawaannya. "Yakan, ada jam kimia nih hahahaha."
"Akhhh kak Nanaaa jangan diingetin, jadi lemes deh Lele."
Injun seketika ngakak, tau banget dia adik bontotnya itu paling anti sama kimia. Terhitung udah 6 bulan sekolah di SMA Neo V tapi gak ada sama sekali pelajaran kimia yang nyangkut. Bahkan tu bocil gak segan-segan bolos pas pelajaran kimia. Gak tau belajar dari siapa, tau-tauan dia bolos. Alhasil tiap ada pr kimia dia bakal uring-uringan nyariin Nana, karena si Nana doang yang kayak udah ngebakar buku terus diminum abunya. Pinter banget dia kalo soal kimia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Little Monsters
FanfictionSuka cerita ini? You can follow me for more stories♡ Tentang mereka yang saling melindungi satu sama lain. Percayalah, mereka tidak seburuk kelihatannya. Tentang papa Suh, seorang single parent yang harus menjaga 4 buah hatinya. Injun, Echan, Nana...