Renia sedang berbaring tenang ketika Cleia tiba-tiba ngedobrak pintu kamarnya tanpa permisi. Mukanya sangat kusut dengan jejak air mata yang masih terlihat samar.
Bukan cuma Renia yang kaget melihat hal itu tapi Nana dan Chanssa yang sedang menemani dan menyuapi bubur pada Renia ikutan kaget.
"KOK GAK BILANG KALO UDAH PULANG!" Teriak Lele masih dengan suara yang bergetar. Totebag dan tas gemblok yang sedang dibawanya dibuang begitu saja ke sembarang tempat sedangkan tubuh anak itu sudah membaur bersama Kak Injun di kasurnya.
Hiks...
Injun memandang dua kembarannya bolak-balik seakan menuntut jawaban atas apa yang sedang terjadi saat itu, tapi percuma saja Nana dan Chansssa juga tidak tau apapun selain mereka meninggalkan Lele sendirian karena tidak kunjung menemukan bocah itu ketika hendak izin sore tadi.
Injun mengusap punggung Lele yang memeluk pinggangnya dengan sangat kencang, isakan halus masih terdengar walaupun wajah Lele terbungkam selimut yang sedang Injun kenakan.
Nana ikut mengusap kepala Lele penuh perhatian, "Lele mau cerita apa nangis dulu?"
"Siapa yang nangis, Lele gak nangis kok." Bantah gadis itu namun dengan wajah yang tetap disembunyikannya.
"Yaudah kalo mau nangis dulu, Kak Nana, Kak Echan, Kak Injun tungguin."
Hiks
Lele gak menjawab, dia tetap meluk pinggang Injun sambil menahan isakannya yang masih terdengar ditelinga kakak-kakaknya.
"Kak Echan ambilin susu mau? Biar kamu rileks."
Lele gak menjawab bikin Kak Echan bingung sama anak itu yang biasanya paling cepet nyaut kalo udah ditawarin susu.
"Lele.."
"Dibilang Lele gak nangis." Racaunya dengan wajah yang akhirnya terangkat dari pinggang Kak Injun.
"Iya iya gak nangis kok."
"Tapi mukanya merah."
"Itu cuma engap hidung Lele ketutup selimut."
"Tapi selimut Kak injun basah."
"Itu keringet Lele, kamar kak Injun panas."
Kak Echan ngambil tisu diatas meja terus bersihin muka Lele yang kusut sama campuran air mata dan keringat. Kuncir di rambutnya bahkan udah gak berbentuk lagi. Padahal Nana inget banget tadi pagi nguncir rambut Lele dengan sangat rapihnya ditambah poni agar terlihat lebih manis. Tapi penampakannya kini bahkan sudah tidak terlihat kuncir yang tersisir rapih lagi. Semua tergerai hancur.
"Nih mam." Tawar Nana isyarat untuk Lele membuka mulutnya namun di balas gelengen oleh Lele, "gak mau." Sergahnya tapi tetap saja pada akhirnya mulut itu mengunyah bubur yang Nana suapkan.
"Ituw kwan buwbuw kak Iwnjun." Kata Lele dengan mulut yang masih terisi bubur.
"Iya tapi kak Injun gak abis."
Lele noleh ke kak Injun dengan Nana yang masih sigap menyuapi Lele ketika mulutnya itu sudah kosong, sedangkan Kak Echan siap dengan tisunya untuk membersihkan mulut Lele dari sisa bubur. "Kak Injun udah gak mau?"
"Lele abisin aja."
"Humm padahal enak loh."
"Tadi katanya gak mau." Sindir Kak Echan menyikut Nana kode untuk meledek Lele.
"Kan kak Nana paksa jadi ya Lele telen daripada Lele lepeh, nih Lele muntahin nih di kasur kak Injun." Ledekan kali ini nampaknya tidak berhasil karena Lele sedang mode lebih menyebalkan dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Little Monsters
FanfictionSuka cerita ini? You can follow me for more stories♡ Tentang mereka yang saling melindungi satu sama lain. Percayalah, mereka tidak seburuk kelihatannya. Tentang papa Suh, seorang single parent yang harus menjaga 4 buah hatinya. Injun, Echan, Nana...