Amazing

3.6K 499 42
                                    


"Bagaimana dokter?"

Setelah menunggu hampir satu jam akhirnya dokter pun menghampiri Bible.

"Tidak ada luka dalam. Hanya memar di beberapa bagian dan juga kakinya terkilir. Selebihnya dia aman dan jika besok tidak ada keluhan lain pasien bisa pulang."

Bible menghembuskan nafas lega.

"Terimaksih dokter."

Bible menghampiri Build yang terlelap di ranjang rumah sakit. Dia baru sadar kalau sudut bibir Build robek dan pipinya memerah bekas telapak tangan.

"Akan kubalas kau Tankhun." Bible mengepalkan tangannya erat-erat dengan wajah penuh amarah. Tiba-tiba ponsel milik Build berbunyi.

'Mae' itu yang tertera di layar. Bible bingung harus mengatakan apa jika dia mengangkatnya. Tapi, kalau dia tidak mengangkat telpon itu pasti ibu Build akan khawatir anaknya belum pulang.

"Hallo.."

"Halo. Lho ini siapa? Bukankah ini ponselnya Build?"

"Iya, saya temannya Build, tante."

"Oh, lalu di mana Build?"

"Hmmm.. Build sedang tidur."

"Tidur?"

"Ya, tadi kami minum dan Build tertidur karena mabuk. Dan tidak ada yang bisa mengantarnya karena kami semua minum."

"Oh, yasudah kalau begitu, tante titip Build ya. Selamat malam!"

"Iya tante. Selamat malam!"

Bible kembali meletakan ponsel Build di sakunya. Dia melihat jam tangannya dan sudah hampir jam 12 malam. Bible merebahkan dirinya setelah mencuci wajahnya di toilet yang ada di kamar tersebut. Kamar itu adalah kamar vip yang hanya diisi satu orang pasien.

Jam 5 pagi, Build terbangun. Matanya melihat sekeliling yang masih gelap, hanya ada cahaya yang tembus dari luar. Akhirnya dia sadar kalau dia sedang di rumah sakit saat merasakan tangannya tersambung dengan selang infus. Dia mencoba bangun karena ingin pergi ke toilet, tapi badannya terasa begitu sakit di banyak bagian.

"Arrggh.." Build mengerang saking sakitnya saat dia mencoba bangun.

Bible langsung terjaga begitu mendengar erangan Build.

"Kau sudah bangun." Bible langsung menyalakan lampu lalu menghampiri Build.

"Jangan bangun dulu kalau masih sakit."

"Aku tidak tahan." Rintih Build membuat Bible khawatir.

"Apa? Sebelah mana? Biar aku panggil perawat!" Bible hendak menekan tombol darurat tapi segera dihentikan oleh Build.

"Bukan itu.. aku tidak tahan ingin ke kamar mandi." Ucap Build dengan wajah polosnya membuat Bible gemas tapi sekaligus lega.

"Ayo aku antar!"

Bible membantu Build untuk bangun dengan perlahan. Lalu dia mengambil tiang infus Build dan membawanya sambil memapah Build yang tertatih karena sebelah kakinya digips.

"Kau bisa tunggu di luar." Usir Build saat sudah masuk ke toilet.

"Memangnya kau bisa berdiri sendiri?" Bible menatap kaki Build yang digips, Build pun mengikuti arah pandang Bible.

"Mmmm, tapi kau jangan lihat!" Ucap Build malu-malu.

Bibir Bible berkedut menahan gemas.

"Tidak akan. Aku akan memejamkan mataku."

Setelah memastikan Bible benar-benar menutup matanya, barulah Build menurunkan celananya dan mengeluarkan urine yang sudah menumpuk itu.

"Aahh.." tanpa sadar Build mendesah saking leganya, tapi tanpa sengaja matanya bertemu dengan mata Bible yang sudah terbuka.

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang