Mulai Menyingkap Topeng

3.4K 421 35
                                    

Pagi menyongsong, Bible terbangun kala suara ketukan terdengar dari luar. Bible tersenyum melihat Build berada di pelukannya. Wajahnya polos seperti anak berumur 3 tahun. Dengan gemas, Bible menciumi wajah Build sampai Build terganggu karena ulahnya.

"Mmmm.." Build mengeluh kesal karena tidurnya terganggu.

"Bangunlah, ini sudah pagi."

"Biarkan aku tidur lebih lama." Build membalikan badannya jadi memunggungi Bible. Bible terkekeh melihat tingkah pria yang sekarang telah menjadi kekasihnya itu.

Senyum jahil muncul di wajahnya, Bible menelusuri punggung polos Build dengan jari telunjuknya.

"Diamlah, nong!" Build mengerang kesal tanpa membuka matanya.

Bible semakin nakal, dia mengganti jarinya dengan bibirnya, memberikan ciuman kupu-kupu di sekitar punggung Build.

"Sshhh.." Build mendesis, bulu-bulu ditubuhnya berdiri. Apalagi saat Bible menjilat tengkuknya, rasanya seperti ada banyak serangga diperutnya.

Tok, tok, tok!

Ketukan pintu kembali terdengar. Bible menghentikan aksinya, lalu bangun untuk membuka pintu. Sebelum itu dia menggunakan dulu celana panjangnya. Build terkikik di balik selimut.

"Bisakah kau tidak mengganggu Kim!" Bible tak perlu melihat siapa yang mengetuk pintu, karena tidak akan ada yang berani selain dia.

"Maaf, tapi ini sudah pukul 9. Kemarin anda bilang akan mengantar Tuan Build ke rumah sakit."

Blam!

Bible menutup pintu tanpa menjawab ucapan Kim. Dia segera mendekati Build yang sepertinya kembali terlelap, terdengar dari dengkuran halusnya.

"Build, ayo bangun! Hari ini jadwalmu untuk melepaskan gips."

Build malah mengubah posisinya.

"Kalau kau tidak bangun, aku akan melakukannya lagi."

"Oke aku bangun!" Build langsung bangkit dengan kecepatan penuh.

"Ayo kita mandi!" Bible membantu Build berdiri, lalu tanpa aba-aba dia menggendong Build di depan.

"Hei, hei, hei, apa yang kau lakukan!"

"Membantumu ke kamar mandi, apa lagi?"

Bible menurunkan Build di dudukan kloset.

"Yasudah, sana keluar!" Usir Build.

"Kenapa? Aku juga mau mandi."

"Bersama?" Build bertanya dengan panik.

"Why not?"

"Tidak! Lebih baik kita mandi sendiri-sendiri saja."

"Akan lebih cepat jika kita mandi bersama." Bible tersenyum nakal menatap Build dari kepala hingga kaki lalu kembali ke matanya membuat Build menelan ludah.

"Tapi, ini masih sakit." Build menunduk, tak berani menatap Bible. Antara malu dan takut mengecewakan.

"Ahahaha, aku hanya bercanda!" Bible mengangkat dagu Build agar kembali menatapnya.

"Maaf."

"Hei, kenapa harus minta maaf. Aku bukan orang mesum yang harus setiap saat melakukannya."

"Benarkah?"

"Tentu saja! Kita hanya akan mandi bersama agar kita tidak terlambat menemui dokter."

Build pun mengangguk tersenyum, lalu membiarkan Bible membantunya membuka pakaian dan memandikannya.

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang