Mengepul

3.2K 439 11
                                        

Pagi hari, Bible mengetuk pintu kamar Build tapi tak ada jawaban. Ketika masuk, dia melihat Build masih tertidur dengan lelap. Semalam, mereka pulang larut karena Bible harus membawa Build yang merajuk berkeliling kota tanpa arah. Akhirnya Bible menutup pintu kamar itu lagi, membiarkan Build nyaman dalam tidurnya.

"Sarapan anda, Tuan Muda!" Kim tak bosan-bosan mengatakan itu setiap hari. Bible pun rasanya sudah lelah mendengarnya jadi dia hanya menatap Kim dengan malas.

"Bagaimana dengan Tuan Build?" Kim mengalihkan topik.

"Kau bisa menyiapkan makanan untuknya, berikan apa pun yang dia minta. Dan katakan padanya aku pulang terlambat hari ini."

"Baik, Tuan!"

***

Setibanya di kampus, Bible langsung disambut oleh Prim.

"Kemarin kau kemana?"

"I have something to do." Bible membuka bukunya dan memakai kacamatanya.

"Aku membawa bekal sarapan. Kau mau?" Prim menunjukan satu kotak makan berisikan roti lapis.

"No, thanks!"

"Tapi, aku tidak bisa menghabiskan semuanya." Prim menunjukan ekspresi sedih.

"Baiklah, berikan satu untukku!"

Wajah Prim langsung berubah ceria. Dia segera membuka kotak bekalnya dan memberikan satu roti pada Bible.

"Minumnya!" Prim meletakan satu soft drink di depan Bible. Bible hanya mengangkat alisnya, tau kalau Prim sebenarnya sengaja membawa dua porsi.

Sementara di rumah Bible, Build sudah segar sehabis mandi. Dia keluar kamar bersamaan dengan Kim yang hendak mengetuk pintu.

"Anda sudah bangun, tuan!"

"Jangan panggil aku tuan!"

"Anda adalah teman, Tuan Bible tentu saja anda adalah tuan kami."

"Ya sudah."

"Sarapan anda sudah siap!"

"Aku memang sudah lapar, hehe!" Build tersenyum lebar sembari mengusap-usap perutnya. Tentu saja, ini sudah hampir jam 10!

"Apa Bible ada kelas pagi?" Tanya Build mencoba mencairkan suasana, dia sedikit kurang nyaman ditatap begitu saat sedang makan.

"Ya, dan beliau bilang akan pulang terlambat."

"Kau sudah makan?" Tanya Build lagi. Pertanyaan bodoh macam apa itu, Build!

"Saya selalu sarapan pagi-pagi sekali, tuan."

Entah kenapa Build mendengarnya seperti sebuah sindiran karena dia bangun siang.

Beberapa saat hanya ada suara dentingan sendok dari Build. Dia mencoba tidak peduli pada Kim yang tak pernah melepaskan pandangan darinya.

"Sudah lama sekali tidak ada yang makan di sini." Ucap Kim tiba-tiba.

"Benarkah? Bible bilang sudah 5 tahun dia tidak makan di rumah."

"Ya, sejak tuan dan nyonya meninggal."

"Kalau boleh tau, apa yang terjadi pada orang tua Bible?" Build membuat wajah sepenasaran mungkin.

"Jika Tuan Bible belum menceritakannya pada anda, maka saya pun tidak berhak."

"Oke, tidak apa-apa!"

"Aku sudah selesai!" Build berdiri dengan tongkatnya.

"Aku akan melihat-lihat tempat ini, boleh?"

"Silakan, tuan! Perlu saya temani?"

"Tidak. Aku akan melakukannya sendiri."

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang