"Terlalu cepat, ya?"

3.9K 501 29
                                    

"Sarapan anda, Tuan Muda!" Seperti biasa Kim menyapa Bible di ujung tangga dengan pertanyaan yang sama setiap pagi.

"Kau..-" ucapan Bible terhenti saat ponselnya berdering.

Tertulis Tutor Build di layar ponselnya membuat sudut bibir Bible terangkat.

"Halo."

"Apa kau belum datang ke kampus?"

"Belum. Ada apa?"

"Aku ingin memberikan jadwal belajar kita. Tapi hari ini kelasku lumayan padat jadi hanya punya waktu pagi ini."

"Kau bisa mengirimkannya lewat pesan kalau memang sibuk."

"Euuh, kenapa tidak terpikirkan olehku?"

"Jadi sudah selesai kan?"

"Iya." Tut.. Build memutuskan panggilannya.

Bible tak bisa menahan senyum di wajahnya, tapi senyum itu langsung pudar ketika matanya bersitatap dengan Kim.

"Aku berangkat." Ucap Bible dengan kikuk, padahal Kim tidak mengatakan apapun.

"Aku senang melihat senyum anda yang mulai kembali, Tuan Muda. Semoga anda segera menemukan kebahagiaan anda kembali." Kim bergumam setelah Bible pergi. Usianya sudah tak muda lagi, sudah dekat waktunya untuk pensiun dan menikmati masa tuanya bersama keluarganya. Tapi sebelum itu, ia sangat ingin melihat Bible bertemu orang yang mampu memberikan warna dalam hidupnya.

***

Jadwal pertama yang Build berikan adalah sore hari setelah semua kelas selesai. Build memilih perpustakaan kampus sebagai tempatnya mengajar, dan Bible tak keberatan sama sekali.

"Kenapa sepi sekali." Gumam Build saat menunggu Bible mengerjakan soal yang dia berikan.

"Tentu saja sepi, ini sudah malam."

"Benarkah? Apa sebaiknya kita sudahi kelas kita hari ini?" Build adalah seorang penakut, berada di perpustakaan saat kampus mulai sepi mampu membuat seluruh tubuhnya merinding meski Bible bersamanya.

"Tanggung, hanya tersisa 30 menit lagi." Bible melihat pengatur waktu yang Build pasang.

"Baiklah kalau begitu." Build tetap melihat sekeliling dengan waspada. Bahkan penjaga perpustakaan sudah tidak ada di tempatnya.

"Kau takut?" Celetuk Bible tiba-tiba.

"Tidak." Jawab Build cepat, bahkan terlalu cepat.

Bible tak menanggapi, dia kembali mengerjakan tugasnya.

"Selesai." Bible menyerahkan bukunya pada Build.

"Ah kau sudah selesai ya, ayo kita pulang!" Build berdiri hendak membereskan tasnya, tapi Bible memegang tangannya.

"Kau tidak memeriksa pekerjaanku?"

"Nanti saja di rumah, dan hasilnya akan aku berikan di pertemuan selanjutnya." Build kembali membereskan barangnya.

"Ayo!" Ajak Build menarik lengan kemeja Bible tanpa sadar. Bible menatap tangan itu, detak jantungnya sedikit meningkat.

"Ayo, tunggu apa lagi!" Ucap Build lagi karena Bible tidak bergerak.

"Let's go!" Bible berjalan mendahului Build membuat Build sedikit berlari untuk menyusulnya.

"Bisakah pelan sedikit?" Padahal tinggi mereka hampir sama, tapi entah kenapa langkah Bible begitu lebar dan Build sedikit kesulitan mengimbanginya.

Bible menghentikan langkahnya untuk menunggu Build.

"Kau bisa jalan lebih dulu."

Build hendak melangkah, tapi mengurungkannya membuat Bible mengangkat alisnya.

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang