"Aarrggh.." Bible mengerang. Kepalanya terasa begitu pusing. Tangannya berusaha memijat tapi tak bisa digerakkan sama sekali. Dan begitu membuka mata, ternyata kedua tangannya diikat dengan rantai.
Bible mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi, dia ingat saat itu merasa pusing lalu tak ingat apa-apa lagi. Lalu, dia melihat ke sekelilingnya. Dia sedang berada di antara dua tiang yang dua-duanya terpasang rantai yang mengikat tangannya.
Lalu, matanya melihat Build tidur terduduk menyandar ke dinding.
"Biu, bangun!" Bible berusaha menghampiri Build, dia terlihat begitu khawatir melihat Build. Dia berpikir siapa kira-kira yang menculik dia dan kekasihnya.
"Biu sayang, bangun!"
Mata Build bergerak, lalu terbuka perlahan.
"Syukurlah kau bangun." Bible menghela nafas lega melihat kekasihnya tidak apa-apa.
"Auww, kau sudah bangun Bai sayang!" Build berdiri menyeringai menatap Bible.
"Biu?" Bible heran kenapa kekasihnya menatap dia seperti itu.
Build melangkah mendekati Bible dan berhenti tepat satu langkah di depan Bible.
"Apa yang terjadi?" Bible masih belum mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
"Kau masih belum mengerti?"
"..."
"Tak kusangka kau begitu bodoh, Bible!" Build tertawa terbahak. Bukan tawa yang selama ini Bible jatuh hati.
Bible menatap bingung pada Build.
"Baiklah, aku akan berbaik hati menjelaskan situasi ini padamu."
"Aku membawamu ke sini saat kau pingsan. Aku juga yang mengikatmu."
Bible diam sejenak. "Minuman..?"
"Sudah dapat clue'nya?"
"Kenapa kau melakukan ini?"
"Aahh, jadi kau ingin tau ya?" Build berjalan mengitari Bible, Bible mengikutinya dengan tatapan.
"Aku hanyaa..bersenang-senang?" Build tersenyum pada Bible.
Bible mengerutkan keningnya, benar-benar tak mengerti dengan ucapan Build.
Build menatap nakal pada Bible dari atas sampai bawah, lalu tangan lentiknya membuka satu per satu kancing kemeja yang Bible pakai hingga tubuh atas bagian depan Bible terbuka.
Lalu, Build mengambil sebuah tali tambang berukuran sedang, menggulungnya di tangan dan menyisakan sedikit juntaian di ujungnya. Dengan sedikit aba-aba, Build mulai mengayunkan tali itu dan memecutkannya ke perut Bible yang terbuka.
Bible menutup matanya, dahinya mengeryit kala merasakan cambukan dari Build, tapi mulutnya tertutup rapat.
Build terus mencambuk dada dan peut Bible dengan sekuat tenaga hingga kulit Bible memerah akibat cambukannya.
"Ah, sama sekali tidak seru!" Buil melemparkan tali tambang itu. Dia kesal karena Bible sama sekali tak bersuara meski sudah dicambuk hampir 20 kali.
"Kau sudah puas?" Tanya Bible.
"Tidak! Aku tidak akan pernah puas sampai kau begitu menderita dan memohon untuk mati."
"Aku rela mati di tanganmu. Tapi setidaknya beri tau aku apa alasan kau melakukan ini." Bible serius dengan kata-katanya. Entah mengapa melihat sisi Build yang ini malah membuatnya lebih jatuh cinta.
Build lebih mendekat lagi pada Bible sampai tubuh mereka bersentuhan. Jarinya menelusuri jejak-jejak luka yang baru saja dia buat. Bible mendesis merasakan sensasi perih dari sentuhan Build. Mata Build menatap tepat pada mata Bible, wajahnya ia dekatkan pada telinga Bible.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Level of Love
FanfictionHidup Bible si pemurung yang sunyi, sepi, dan abu-abu tiba-tiba mendapat hujan warna-warni dari seseorang pria imut yang selalu menjalani hidupnya dengan santai dan penuh senyuman.