Cahaya

4.5K 532 24
                                        

"Bukankah harusnya seperti ini?" Prim mengoreksi bagian tugas yang Bible kerjakan.

Ya, Bible akhirnya terpaksa mengerjakan tugas kelompok dengan Prim karena ulahnya sendiri yang kemarin tiba-tiba pergi. Mereka mengerjakan tugas itu di taman kampus.

"Benarkah? Aku salah ternyata, maaf."

"It's okay, satu kesalahan tidak berarti apa-apa."

Bible diam mendengar kata-kata yang Prim lontarkan.

"Tapi karena satu kesalahan aku kehilangan segalanya." Gumam Bible.

"Apa katamu?" Prim merasa Bible bicara tapi tak bisa mendengarnya.

"Tidak. Aku akan membenahi lagi bagianku." Bible mengambil laptopnya dan mulai memeriksa ulang tugasnya.

Pada saat yang sama, Build dan Jeff berjalan bersama melewati taman itu. Build melihat Bible dan tanpa sadar kakinya melangkah mendekati juniornya itu.

"Oii Bil-(begitu teman-teman Build memanggilnya), mau kemana?" Jeff bingung karena Build tiba-tiba berbelok.

"Hei, nong nong apa kalian sedang mengerjakan tugas?" Tanya Build dengan senyuman lebarnya.

"Phi Build, sawadhikha!" Prim memberi salam pada Build dan Build membalasnya.

"Iya phi, kami sedang mengerjakan tugas kelompok." Prim menyikut Bible karena dia tak menyapa Build, bahkan melirik pun tidak.

Akhirnya Bible memberi salam pada Build tanpa bersuara.

Build heran dengan sikap dingin Bible, padahal jelas-jelas kemarin dia membantunya tapi sekarang seperti tak kenal sama sekali.

"Bagaimana tugasnya? Apakah kalian butuh bantuan?" Tanya Build ikut duduk di depan mereka.

"Sedikit, phi."

"Tidak, kami bisa mengerjakannya sendiri." Bible menyanggah ucapan Prim.

"Auww, bagaimana bisa kau mengatakan seperti itu, tadi saja kau salah menghitung di sini." Prim menunjuk bagian yang Bible salah kerjakan.

Build tersenyum samar melihat Bible yang tampak kikuk.

"Bagaimana? Masih tidak perlu bantuan?" Tanya Build sedikit angkuh.

"Tidak. Tadi aku hanya keliru." Bible menutup laptopnya lalu berdiri.
"Kita lanjutkan lagi nanti setelah kelasku selesai. Dan ingat, kita tak perlu bantuan siapapun." Sebelum pergi, Bible memberikan tatapan sinisnya pada Build.

"Maafkan temanku, phi. Dia mememang seperti itu orangnya." Prim bicara seolah dia telah mengenal lama Bible, padahal dia saja baru kemarin bisa bicara dengan Bible.

"Tidak apa-apa, semua orang sudah tau bagaimana sifatnya." Lagi-lagi Build hanya tersenyum dan sama sekali tak mengambil hati akan sikap Bible.

"Kalau begitu aku permisi, phi. Sawadhikha!" Prim pergi setelah memberi salam.

Build menatap kepergian Prim dengan tatapan kosong. Otaknya memikirkan Bible yang sama sekali berbeda dengan yang kemarin sore. Kemarin dia bahkan mengatakan kalau dirinya adalah kekasihnya, tapi hari ini dia begitu dingin.

"Sedang apa kau sendirian di sini?" Jeff datang menepuk pundak Build.

"Ai Jeff, kemana saja kau? Kenapa lama sekali menyusulku?"

"Hehe, maaf. Tadi ada panggilan alam, jadi aku harus ke toilet." Jeff mengusap-usap perutnya.

"Dasar.."

"Memang ada apa tadi tiba-tiba ke sini?"

"Tidak ada. Sudah, ayo ke kantin!"

"Auw, dasar aneh!" "Hei, Bil! Tunggu aku!" Jeff kembali mengejar sahabatnya.

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang