Kejelasan

3.2K 447 22
                                    

Build terus mengubah posisi tidurnya. Ini sudah hampir jam 11 malam tapi dia masih belum bisa memejamkan matanya dan terjun ke alam mimpi. Tangannya meraih ponsel yang sedang diisi daya. Lihat, bahkan ponselnya sudah terisi penuh.

Suara motor terdengar masuk ke pekarangan rumah. Build bangkit dari posisi berbaringnya menjadi duduk. Dia menunggu, menunggu Bible membuka pintu kamarnya untuk sekedar memastikan kalau dirinya sudah tidur atau belum.

Pintu depan sudah terbuka dan terdengar Kim menyambut Bible seperti biasa.

"Aku akan melihat dia dulu." Sayup-sayup Build bisa mendengar suara langkah kaki mendekat ke arah kamarnya.

Build buru-buru merebahkan dirinya dengan posisi meringkuk menghadap pintu.

Ceklek

Pintu dibuka oleh Bible, dia melihat kamar itu sudah gelap dan hanya lampu tidur saja yang menyala.

"Apa nyaman tidur menghadap lampu seperti itu?" Bible mendekati Build, lalu mematikan lampu tidur itu.

Build membuka matanya, pura-pura dia terbangun dari tidur lelapnya.

"Ah, kau sudah pulang!" Build mengucek matanya.

"Maaf, aku membangunkanmu." Bible merasa buruk karena mengganggu Build.

"Tidak apa-apa, aku memang menunggumu."

"Benarkah? Kenapa?" Bible duduk di bibir ranjang, depan Build lalu menyalakan kembali lampu yang baru saja dia matikan.

"Dari mana saja?" Tanya Build sambil memainkan tangannya.

"Dosen untuk kelas besok tidak akan hadir, jadi dia menggantinya dengan hari ini."

"Tapi aku mendengar suara perempuan." Build benar-benar tak bisa menahan kepenasaranannya.

"Oh, itu. Tadi aku menemani Prim ke perpustakaan untuk mencari buku."

"Lalu?"

"Kami makan malam."

"Tadi saat aku menelpon itu sekitar jam 9. Makan malam apa yang memakan waktu dua jam." Build semakin meruncingkan bibirnya.

"Kenapa kau ingin tau?"

"Itu karena..."

Bible mengangkat alis, menunggu kelanjutan kalimat Build.

"Karena apa?"

"Karena..itu karena aku khawatir. Kau masih kecil, jangan keluyuran terlalu malam." Build menaikan nada bicaranya.

"Anak kecil ya?" Bible menggerakkan tubuhnya mendekat pada Build membuat Build melebarkan matanya.

"Ma..mau apa kau?"

Wajah Bible semakin mendekat, Build memejamkan matanya dengan erat. Tapi, wajah Bible melewati wajah Build dan berhenti tepat di samping telinga Build. Bahkan bibir Bible hampir menempel pada telinga Build.

"Lihat siapa yang babak belur karena berjalan sendirian. Bahkan saat iti belum terlalu malam." Setelah mengatakan itu Bible menjauhkan wajahnya.

Build membuka matanya, mencoba mencerna apa yang Bible bisiskkan. Sedetik kemudian dia memukul lengan Bible kesal karena ternyata Bible menggodanya.

"Kau mengejekku!"

Bible tertawa karena berhasil menggida Build hingga wajahnya merengut. Tangan Build hendak memukul lengan Bible lagi karena Bible tak berhenti tertawa, tapi tangan itu ditangkap oleh Bible.

"Ish!" Build mencoba melepaskan tangannya tapi Bible malah mengeratkam genggamannya, tawanya pun telah lenyap digantikan wajah serius memandangnya intens.

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang