Size

3.6K 507 66
                                    

Pintu terbuka, Build segera menetralkan kembali raut wajahnya. Tapi ternyata itu buka Bible, melainkan seorang perawat.

"Selamat pagi, tuan! Anda sudah bangun ternyata."

"Pagi, sus!"

"Anda sudah tampak segar."

Build hanya tersenyum menanggapi ucapan perawat itu.

Perawat itu membuka infus yang terpasang di tangan Build. Build hanya diam saja sambil memainkan ponselnya dengan tangan lainnya.

"Anda akan diperiksa oleh dokter sekali lagi. Jika tidak ada masalah, anda boleh pulang hari ini."

"Begitu. Terimakasih, sus."

"Sama-sama."
"Ohya tuan, anda benar-benar beruntung mempunyai kekasih yang begitu perhatian."

"Kekasih?"

"Iya. Laki-laki yang membawa anda kemari. Dia terlihat begitu gelisah dan khawatir ketika anda masih ditangani dokter. Dia bahkan membentak seorang perawat karena harus mengantri ketika anda akan dirotgen."

Benarkah Bible seperti itu?

"Kalau begitu saya permisi."

Perawat itu pun keluar, bersamaan dengan itu Bible datang dengan satu kantong kertas di tangannya.

"Ohh, perawat tadi melepas infusmu."

Build mengangguk. Dia kembali dalam mode diam.

"Aku membeli sandwich kau mau?"

Build menggeleng.

"Kau ini kenapa?"

"..."

"Apa kau marah padaku?" Tanya Bible.

Build menggeleng.

"Lalu kenapa sejak tadi kau diam saja? Kau bahkan menghindari tatapanku."

Build hanya menunduk, memainkan jari-jari tangannya. Persis seperti seorang balita yang dimarahi ibunya.

Bible mengangkat dagu Build agar menatapnya.

"Lihat aku! Katakan apa yang salah."

Build tetap bungkam, hanya saja sekarang dia berani menatap Bible.

"Kau marah tentang apa yang kulakukan tadi?"

"Tidak." Jawab Build lebih seperti berbisik.

"Lalu kenapa kau mendiamkanku? Hm?"

"Akuu.."

Bible menunggu dengan sabar ucapan lambat Build.

"Aku malu!" Lagi, Build menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Bible terpana, senyum mengembang melihat tingkah menggemaskan seniornya itu.

"Hei, hei, hei!" Bible membuka tangan Build yang menutupi wajahnya.

"Kenapa kau harus malu?"

"Tentu saja aku malu! Itu adalah pertama kalinya ada orang yang melakukannya untukku!" Nada bicara Build naik.

"Benarkah?"

Build mengangguk.

"Itu artinya kau belum pernah melakukannya dengan siapapun?"

"Tentu saja! Memang kau pikir aku laki-laki seperti apa?" Build sedikit sewot.

"Dengan seorang wanita?"

"Sudah kubilang aku bukan laki-laki seperti itu! Hanya.."

"Hanya apa?"

"Aku hanya pernah melakukannya dengan tanganku sendiri." Build kembali menunduk malu.

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang