Racun

2.6K 377 29
                                        

Kim kembali ke rumahnya setelah enam bulan. Dia langsung menemui istrinya yang dia yakini sedang berada di taman belakang rumah saat sore seperti ini.

Dan benar saja, dia melihat wanita yang telah puluhan tahun menemaninya itu sedang memandang ke arah bunga-bunga yang mekar dengan cantiknya.

"Angin sore tidak baik untuk kesehatanmu." Kim memasangkan mantel yang dia pakai ke pundak istrinya.

"Kim? Kau pulang?" Ning sang istri tersenyum senang kala tau suaminya pulang setelah sekian lama. Kim ikut tersenyum melihat Ning tersenyum, garis-garis keriput sama sekali tak mengurangi kecantikan di wajahnya.

"Maaf, apa aku pergi terlalu lama?"

"Biasanya kau pulang dalam tiga bulan, tapi kali ini kau keterlaluan."

"Aku tau. Maafkan aku." Kim merangkul Ning cukup erat.

"Apa kau belum bisa berhenti? Rasanya kau sudah terlalu tua untuk mengurus semua tentang keluarga itu."

"Tidak, belum saatnya. Ada yang masih harus aku tuntaskan."

"Benarkah? Apa lagi memangnya? Bukankah Tuan Muda Bible sudah cukup umur untuk diberikan tanggung jawab perusahaan?"

"Benar, tapi bukan itu saja masalahnya."

"Lalu apa?" Ning mengerutkan keningnya.

Kim diam sejenak sebelum menjawab.

"Sepertinya aku tidak perlu membebanimu dengan pekerjaanku. Kau cukup tetap berada di sampingku menemaniku."

Ning tersenyum.
"Kalau begitu cepatlah kau selesaikan tugasmu, agar kita bisa menikmati hari tua bersama. Anak kita bahkan selalu mengomel karena kau terlaku fokus pada keluarga Sumetikul."

"Aku berjanji, semuanya akan segera selesai. Ayo kita masuk!"

Kim dan Ning berjalan masuk dengan saling merangkul satu sama lain.

***

"Kau sedang apa?" Tanya Bible sambil memerhatikan Build yang sejak tadi tidak diam.

"Aku sedang membereskan barangmu. Bukankah dokter bilang besok kau sudah bisa pulang?"

"Biarkan saja! Nanti aku akan menyuruh bodyguardku melakukannya. Lagipula ini masih sore, bisa saja aku masih membutuhkan barang itu."

"Barang yang mana yang akan kau butuhkan?"

"Aku tidak tau."

"Tadi kau bilang masih butuh barang itu. Barang yang mana?" Build mulai kesal.

"Maksudku, aku mungkin akan membutuhkan sesuatu nanti."

"Oohh, yasudah." Build meletakkan barang yang sedang ia pegang tanpa mengembalikannya ke tempat semula. Bible ingin protes tapi takut Build merajuk.

Build duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Kau ingin makan apa malam ini?" Tanya Build tanpa melihat Bible.

"Kau bertanya padaku?" Kaget Bible.

"Memangnya di sini ada siapa lagi?" Kesal Build.

Bible tersenyum.

"Terserah kau saja, apa pun akan ku makan jika kau yang pesan."

"Cih, kalau begitu aku akan pesan racun tikus." Sarkas Build. Bible hanya terkekeh.

Kemudian Build seperti mendapatkan ide dari ucapannya sendiri.

"Haruskah aku racuni dia agar aku bisa bebas? Ah, sepertinya itu ide bagus!"

"Setidaknya kau bisa ucapkan itu dalam hatimu." Ucap Bible mengerucutkan bibirnya.

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang