Runyam

2K 277 16
                                    

Build pulang ke rumah keesokan harinya dengan wajah bengkak karena menangis semalaman. Dia pulang setelah memastikan ibu dan adiknya tidak ada di rumah.

Begitu memasuki kamar, dia kembali merenung akan nasibnya dengan Bible. Kenapa dia merasa begitu sesak saat memikirkan kalau dia dan Bible adalah saudara? Apa benar rasa ini hanya karena rasa marah dan tak terima sebab Bible adalah anak selingkuhan ayahnya? Atau karena sesuatu yang lain? Build menggeleng, menolak pemikiran yang kedua. Dia pun beranjak mandi untuk menyegarkan tubuh sekaligus pikirannya.

***

Setelah beberapa hari keluar dari rumah sakit, Bible kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa, namun dia kembali menjadi pendiam dengan wajah murungnya, bahkan lebih dari sebelumnya.

"Ingin ke kantin bersama?" Seperti biasa, Prim tak pernah bosan mengajak Bible bicara.

Bible hanya meliriknya tanpa suara, lalu bangkit dan pergi begitu saja. Prim menatap kepergian Bible dengan wajah sedih. Dia sudah yakin kalau dirinya jatuh cinta pada Bible.

Bible duduk di bangku paling sudut perpustakaan. Dia sama sekali tak ingin diganggu, makanya beberapa hari ini dia selalu duduk di sana. Kursi yang bahkan berdebu cukup tebal saat pertama kali dia duduki.

Bible merebahkan kepalanya di meja beralaskan tangan. Air matanya mengalir begitu saja. Pilu di hatinya benar-benar membuatnya begitu menderita. Ini pertama kalinya dia jatuh cinta, tapi mengapa harus begitu rumit? Padahal dari yang dia lihat, orang lain begitu menikmati kisah cinta mereka. Orang suruhannya pun masih belum menemukan apa-apa. Katanya, sangat sulit menemukan informasi tentang masa lalu orang tua Build juga orang tuanya. Seolah ada yang sengaja menutup rapat semuanya.

***

Build berjalan beriringan dengan Ruk setelah menjemputnya di tempat les.

"Padahal phi tidak perlu menjemputku."

"Tidak apa-apa, phi hanya khawatir padamu. Sangat bahaya untuk seorang gadis berjalan sendirian saat larut malam begini."

Ruk tersenyum, dia tau sesayang apa Build padanya.

"Kau masuklah dulu!" Ucap Build pada Ruk saat sudah sampai depan rumah.

"Memangnya phi mau kemana?"

"Phi lupa membeli sesuatu."

"Berarti phi harus kembali ke depan?"

Build mengangguk.

"Perlu ku temani?"

"Tidak perlu, kau masuk saja. Kau pasti lelah karena belajar seharian."

"Baiklah kalau begitu, aku masuk dulu. Jangan lama-lama!"

Build mengangguk. Kemudian setelah memastikan adiknya benar-benar masuk ke dalam, Build berbalik menatap sebuah sudut. Build merasa sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari rumahnya itu sedang mengawasinya, dan ini bukan pertama kalinya dia melihat mobil itu. Akhirnya dia pun mendekatinya.

Tok tok tok.

Build mengetuk kaca mobil itu pelan. Tapi tak ada respon sama sekali, dia pun tak dapat mengintip ke dalam karena mobil itu berkaca gelap, ditambah ini sudah malam.

"Hey, keluarlah! Aku tau di dalam ada orang." Seru Build.

Perlahan kaca mobil itu turun, dan Build melotot melihat siapa yang ada di balik kemudi.

"Paman Kim?"

Kim turun dari mobil tanpa kata.

"Jadi kau yang beberapa hari ini mengintaiku?"

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang