Sakit Meski Bukan Pertama Kali

3.2K 408 38
                                    

"Bagaimana? Apa kau merasakan sesuatu?" Build menyeringai pada Bible yang mengerutkan dahinya, memandang tak percaya pada Build.

"Ini.." Bible segera mengambil minum dari meja karena merasa mual.

"Itulah pentingnya membaca." Build tak kuasa menahan geli melihat wajah lucu Bible yang kebingungan. Build melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Botol itu bukanlah berisi racun seperti yang Bible pikirkan, melainkan obat maag milik Build yang harusnya ia minum sebelum makan. Dia membelinya karena sejak tadi pagi perutnya terasa tidak nyaman.

"Kau mengerjaiku!" Sentak Bible ketika dia sadar dengan apa yang terjadi.

"Kau sendiri yang tidak mau mendengarku." Tawa puas Build menggema karena berhasil mengerjai Bible.

Bible benar-benar malu sekarang. Apa yang harus dia lakukan? Build sendiri masih saja terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

"Wajahmu pucat." Build baru menyadarinya saat tawanya mereda.

"Aku mual."

"Kau minum semuanya?"

Bible mengangguk.

"Ya ampun. Ayo ke toilet!" Build menarik tangan Bible.

"Cepat muntahkan!"

"Tidak bisa." Ucap Bible, lemah.

Build berkacak pinggang, bingung harus bagaimana. Wajah Bible semakin pucat.

"Buka mulutmu!" Seru Build.

Bible bingung tapi tetap menurut.

"Buka yang lebar! Aaa!" Build memberi contoh pada Bible lalu setelah itu dia memasukan dua jarinya ke dalam mulut Bible hingga ke tenggorokan. Bible langsung merasa tersedak dan saat itu juga memuntahkan isi perutnya. Build memijat tengkuk Bible dengan lembut.

"Sudah?" Tanya Build.

Bible mengangguk dengan wajah merah dan mata berair. Tanpa di duga, Build mencuci tangannya lalu menyeka wajah Bible.

"Ayo!" Build membantu Bible kembali ke kamar.

"Minumlah!" Build menyerahkan air mineral pada Bible.

"Sekarang, ayo kita makan!"

"Kau saja, perutku masih tidak nyaman."

"Tidak, kau harus makan! Aku minta maaf karena sudah mengerjaimu." Build menyerahkan nasi box yang tadi dia pesan untuk Bible. Bible menerimanya dengan tersenyum, lalu mereka duduk di sofa.

"Tapi sebenarnya itu bukan sepenuhnya salahku. Kau sendiri yang berspekulasi." Celetuk Build saat mereka sudah makan beberapa suap.

"Kau sendiri yang mengatakan ingin meracuniku."

"Kau percaya aku bisa melakukan itu?"

"Tentu saja! Kau bahkan tega menyekap dan menyiksaku. Tentu saja aku juga percaya kalau kau akan tega meracuniku."

Build terdiam, rasa bersalah merayap ke hatinya. Apalagi melihat Bible mengatakannya dengan nada biasa saja membuatnya semakin merasa jahat.

"Maaf."

"Hah?" Bible tak mendengar dengan baik.

"Aku minta maaf." Ulang Build.

"Karena ingin meracuniku?"

"Karena menyakitimu." Build menundukan kepalanya.

Bible sendiri merasa takjub, Build adalah orang yang keras kepala dengan gengsi setinggi langit, tapi sekarang dia minta maaf?

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang