Satu hari telah berlalu didunia manusia.
Donghyuck turun dari ruang istirahatnya dirumah nenek dan mendapati Minhyung yang sedang membantu nenek memindahkan pot-pot pohon bunga dihalaman belakang untuk dibawa keteras toko.
"Kamu lagi?" Donghyuck mendecak kesal melihat Minhyung yang sedang sibuk-sibuknya.
"Hyuck, kamu sudah bangun. Buatkan air hangat untuk nak Minhyung," ujar sang nenek yang sedang merapikan tanaman bunga ditokonya.
Donghyuck mengulum bibir ragu. "Baik, Nek." jawabnya kemudian dan tersenyum manis pada sang nenek.
Sekembalinya dirinya. Dia menyerahkan secangkir air teh hangat dan berkata, "Kamu bahkan tidak perlu minum."
Minhyung mengambil cangkir teh pemberiannya dan langsung meneguknya habis. "Lumayan," katanya kembali menyerahkan cangkir kosong tersebut.
"Aneh." Donghyuck mengernyit bingung, menatap kearah Minhyung yang sedang duduk di kursi kecil sembari memangkas daun-daun pada pohon bunga yang rusak.
Donghyuck berdiri disisi Minhyung yang sibuk. Dia kembali membuka suara, "Auramu terlalu pekat. Tidak baik ada ditempat ini."
Segera Minhyung menyembunyikan aura gelapnya. Dia mendongak, menatap Donghyuck dan berkata santai, "Sudah?"
"Apa?"
"Auraku. Apa masih terlihat dimata indahmu itu?" tanyanya kembali memangkas daun-daun pohon bunga.
Donghyuck mengernyit, "Untuk apa kamu berbuat baik seperti ini? Ini bukanlah sesuatu yang biasa kaum kalian lakukan. Haruskah aku percaya padamu?"
Pergerakan tangan Minhyung terhenti. Dia kembali menoleh pada Donghyuck, "Tidak ada yang memintamu untuk percaya padaku."
"Lagipula aku bosan," sambungnya beranjak dari posisinya duduk.
"... Nak Minhyung sudah mau pulang?" Nenek berjalan menghampiri mereka.
Minhyung tersenyum, meletakkan kembali alat pangkas bunga keatas meja. "Tidak ada yang menerimaku disini," ucapnya melirik kearah Donghyuck.
"Nak Minhyung diterima kok disini. Ya kan, Hyuck?" Atensi nenek teralih pada Donghyuck. Dia tersenyum tulus sampai bola matanya tak terlihat.
Donghyuck menghela napas. "Tapi, Nek..."
"Hyuck, bukankah kamu yang mengatakan jika kita harus menebarkan kebaikan kepada sesama. Menebarkan rasa cinta dan kasih kepada orang-orang yang kita temui?" Sang nenek mencoba menyakinkannya.
Donghyuck membatin, 'Itu benar, Nek. Tapi dihadapanmu saat ini, adalah Raja Iblis. Setitik aura amarahnya bisa menyebabkan kebencian hingga ratusan tahun. Dia berbahaya, Nek. Pria dihadapanmu saat ini itu sangat berbahaya.'
"Nenek benar," ucapnya mengangguk.
Minhyung yang mendengar jawabannya lagi-lagi tersenyum. "Lalu, apa yang harus kita lakukan lagi?" tanyanya bersemangat.
Donghyuck mulai pasrah, sedangkan sang nenek tersenyum kecil sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
Satu bulan telah berlalu.
Mengetuk-ngetuk pinggiran kursi dengan jemarinya, Minhyung menunggu waktu untuk berbunyi.
Dia merasa tak sabar. Datang kembali kedunia manusia dan bertemu lagi dengan Dewi Cinta yang cantiknya tiada tara.
Sungguh sangat cantik dan indah.
Waktu dialam iblis dan dunia manusia sangat berbeda. Satu hari didunia manusia sama dengan dua jam dialam iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
10000; SURREPTITIOUS || MARKHYUCK [ END ]
Fanfiction[ Completed ] || Fantasy Fiction •GS to BxB •Surreptitious - Dengan arti lain, Rahasia. Summary : Lee Minhyung, Raja Iblis tingkat ketujuh yang dikurung Kaisar Langit selama 10 ribu tahun, akhirnya terbebas. Saat terbebas, dirinya justru terikat den...