*13*

1.8K 100 28
                                    

*Lana POV*

Aku sudah kembali ke meja kami. Dan aku memperhatikan dari kejauhan kalau Rey memandang kearah kami.

Maaf kan aku, Rey. Bukannya aku tak mengizinkan kau untuk bertemu dengan Erka. Tapi benar apa yang dikatakan Arva, sekarang bukan waktu yang tepat.

Aku memandang kearah Arva dan juga Erka. Arva memperhatikan Erka, tapi Erka hanya diam memandang tembok.

"Erka. Kau sedang tak enak badan?" Tanyaku melepas keheningan antara kami yang membuat Erka memandang kearahku.

"Tidak. Hanya memikirkan kerjaan saja." Jawabnya seraya membenarkan posisi duduknya. Kau pintar menyembunyikan sesuatu, Ka.

Aku memperhatikan Arva. Raut wajahnya seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu. Kau pasti mengkhawatirkan Erka, bukan?

"Permisi, pesanannya sudah siap." Tiba-tiba seorang pelayan datang membuyarkan apa yang aku pikirkan seraya menaruh pesanan kami dimeja.

"Ah ya, terima kasih." Kataku berterima kasih. Disusul oleh Arva. Erka hanya mengangguk.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, pelayan itu tersenyum dan meninggalkan meja kami.

Kami langsung menyantap makanan kami masing-masing.

"Bagaimana Erka makanan disini?" Tanyaku disela-sela acara makan kami.

"Enak. Rasanya tidak buruk. Sepertinya restoran ini benar-benar recomended." Jawabnya seraya meminum ice tea.

"Kau tidak kecewa dengan makanannya bukan?" Tanya Arva pada Erka. Aku menatap kearah Arva.

"Sama sekali tidak. Selera kau dan Lana tidak buruk." Jawabnya yang juga melirikku saat menyebut namaku. Aku hanya tersenyum.

"Sebenarnya restoran ini milik temanku." Kataku begitu saja. Aku melihat Arva kaget dan menatap kearahku seakan bilang "Apa yang kau katakan, Lana?!"

"Temanmu hebat sekali bisa mempunyai restoran yang cukup sempurna seperti ini." Balas Erka yang masih terus melanjutkan makannya. Aku melihat Arva yang bernafas lega dengan balasan Erka seraya tersenyum padaku.

Syukurlah Erka tak menanyakan siapa temanku. Jika dia bertanya aku bingung menjawabnya.

"Ya begitulah, Ka. Memang hebat ku pikir temanku itu." Kataku lagi seraya melanjutkan makanku. Rey memang orang yang hebat ku pikir.

Kami bertiga melanjutkan acara makan kami hingga habis tak bersisa.

Setelah aku selesai makan terlebih dahulu, aku izin pada Arva dan juga Erka untuk keluar sebentar.

"Arva, Erka. Aku izin sebentar keluar dulu ya. Aku ingin merokok dulu." Izinku pada mereka.

Aku melihat Arva menatapku dengan tatapan tidak percaya. Sepertinya dia tidak percaya kalau aku merokok.

"Lan, aku ikut ya." Kata Arva yang ingin ikut aku keluar. Bagaimana ini? Aku keluar kan untuk menemui Rey disana. Kalau Arva ikut, nanti Arva bertemu dengan Rey.

"Erka, tak apa kan kami tinggal keluar sebentar?" Tanya Arva pada Erka yang sudah siap-siap berdiri. Erka hanya mengangguk.

"Ayo, Lan." Ajak Arva seraya menggandeng tanganku dan meninggalkan Erka sendiri.

.

*Arva POV*

Lana meminta izin untuk keluar sebentar. Alasannya untuk merokok. Tapi aku tak percaya. Aku yakin ada hal lain kenapa Lana ingin keluar.

Give me your love...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang