Aku terbangun dari tidurku. Melihat jam yang terletak di meja samping ranjangku. Masih jam 02.00 pagi.
A..aaww. Rintihku ketika merasakan kepalaku sakit.
Aku melihat ke sekeliling kamarku mencari-cari Erka. Aku teringat semalam aku tertidur di pelukan Erka ketika aku menangis. Meminta dilepaskan, aku malah jatuh tertidur.
Aku melihat Erka tertidur di sofa panjang yang berada di dalam kamarku, tanpa selimut.
Aku berinisiatif mengambil selimut di dalam lemari pakaianku. Menghampiri Erka untuk menyelimuti tubuhnya.
Ceroboh sekali kau. Nanti kau bisa masuk angin, Erka. Kataku seraya menyelimuti tubuh Erka yang tertidur dengan tangan terlipat di depan dadanya.
"Terima kasih untuk malam ini, Erka," bisikku pelan tepat di telinga Erka. Aku melihat Erka menggerakkan tubuhnya, seperti merasa terusik dengan bisikanku.
Aku langsung menjauhkan posisiku dari Erka. Menuju ranjangku untuk tidur lagi.
"Kau itu memang bodoh." Aku seperti mendengar suara Erka. Lantas aku mengurungkan niat untuk menuju ranjangku. Aku melihat Erka, dia masih tertidur dengan posisi yang sama.
Erka mengigau? Lantas siapa yang disebut "kau" itu?
Karena penasaran, aku mendekati Erka. Seraya duduk di sofa yang sama dengannya.
"Aku jelas-jelas mengkhawatirkanmu! Tapi kau justru mengatakan kalau aku ini menghiraukanmu," lanjut Erka masih mengigau. Erka, siapa yang kau maksud? Aku kah? Atau seseorang yang lain?
"Sekarang siapa yang jahat, Ar? Aku atau kau?" lanjutnya. Meski hanya mengigau, suara Erka seperti tidak mengigau. Dari nada bicaranya dia seperti marah. Tunggu, tadi dia menyebutkan "Ar"??? Ar? Untuk Arva, bukan? Arva itu kan, AKU.
*_*_*_*_*
Matahari mengintip di balik jendela kamarku, perlahan aku membuka mataku. Menetralkan penglihatanku. Aku meraih jam dan melihatnya. Jam menunjukkan pukul 07.30 pagi. Aku harus menyiapkan sarapan untukku dan juga Erka.
Aku melihat ke arah sofa panjang yang Erka tiduri, tapi aku tidak melihat Erka di sana. Kemana Erka? Apa dia sudah bangun?
Aku merapikan ranjangku dan melipat selimut yang aku gunakan untuk menyelimuti Erka. Setelah rapi, aku keluar kamar.
Aku seperti mencium harum makanan. Apa Erka di dapur sedang membuat sarapan?
Aku langsung menuju dapur dan benar Erka sedang membuat sarapan.
"Kau sudah bangun rupanya," katanya seraya melihatku.
"Hu'um seperti yang kau lihat," jawabku sambil menuju lemari es untuk mengambil jus jeruk dan meminumnya.
"Aku membuat nasi goreng dan omelet untuk sarapan. Terlihat sederhana memang, tapi kupikir cocok untuk sarapan," katanya lagi yang masih berkutat membuat sarapan.
"Tak masalah apapun itu asal masih bisa dimakan," kataku yang mendekat ke meja dapur.
"Perlu bantuankah?" tawarku seraya melihat ke arah Erka.
"Tidak perlu, kau duduk saja di kursi makan. Biar aku selesaikan ini. Kau hanya menggangguku saja, At," jawabnya cuek. Berniat baik membantu malah dibilang mengganggu. Hhuh!
"Pagi-pagi kau membuat moodku jadi buruk, Ka," kataku seraya menuju meja makan.
"Moodmu memang selalu buruk, kurasa," katanya lagi tanpa melihat ke arahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Give me your love...
General Fiction[NOTE] : Cerita ini masamuneRei tulis pada tahun 2015 secara spontan saat sedang perjalanan pulang dari bekerja. Sempat vakum di tahun 2016 dan mencoba kembali publish di tahun 2017 namun publishnya jadi semaunya. Penggunaan bahasa tidak baku dan ga...