*Arva POV*
Drrtt... Drrtt...
Aku merasakan ponselku bergetar. Aku merabah meja yang berada disamping ranjangku. Siapa yang menelpon jam segini?
Erka?
Setelah melihat nama Erka yang berada di layar ponsel pintarku, aku bergegas duduk sempurna diatas ranjang dan berdehem agar suaraku terdengar normal. Setidaknya suaranya normal jangan ikut-ikutan gak normal kayak orangnya.
Meski kenyataannya aku sangat mengantuk, aku mencoba menahan kantuk untuk menjawab telpon Erka.
"Halo, Erka. Hooaammm~" Sapaku setelah menggeser tombol berwarna hijau dan menempelkan ponselku ditelinga.
"Arva, maaf mengganggu tidurmu. Aku butuh teman bicara." Suara Erka dari seberang telpon.
"Ada apa, Ka? Kau ada masalah?" Tanyaku yang pada saat ini sudah duduk sempurna dipinggir ranjang.
"Tadi aku bertemu dengan Lana saat makan malam direstoran waktu itu." Jawab Erka. Lana? Bertemu dengan Rey sepertinya.
"Ah mungkin lebih enaknya besok aku ceritakan langsung." Lanjut Erka.
Apa-apaan ini Erka sudah membangunkanku dari tidur, terus dia malah tidak jadi bercerita???? Enyah lah kau Erka!!!
"Kau mengganggu tidurku, Erka! Dan malah sekarang kau tak jadi bercerita! Kau menyebalkan!!!"
Setelah mengatakan itu, aku langsung memutuskan sambungan telponnya dan menaruh ponselku kembali dimeja.
Yang tadinya aku ingin melanjutkan tidur, justru aku malah tidak bisa tidur. Aku memikirkan apa yanh Lana dan Erka ceritakan saat mereka bertemu.
Erka sudah membuatku penasaran. Sial kau Erka!
Aku ingin bertanya langsung pada Lana, tapi dia pasti sedang tidur. Kasihan juga kalau dia aku ganggu.
Jalan satu-satunya adalah aku harus sabar sampai nanti dikantor Erka menceritakannya.
Oke Arva, tidurlah sekarang. Jangan galau karena penasaran. Itu rasanya sakit! Aduh ngomong apa aku ini.
Akupun langsung menidurkan kembali tubuhku di ranjang kesayanganku dan kembali melanjutkan tidurku yang sempat terganggu Erka.
.
Aku sudah berada dikantor. Dan melihat meja kantor Erka masih kosong. Tandanya Erka belum datang. (Arva, nenek-nenek lagi sakaratul maut aja tau kalau meja Erka kosong berarti Erkanya belum datang).
Seperti biasa aku kembali mengecek-ngecek kerjaanku yang mungkin saja belum aku kerjakan. Tapi sayang, semuanya sudah aku kerjakan. Arva memang rajin, patut jadi 'Pegawai Teladan Tahun ini'
Tak lama kemudian aku melihat Erka datang dan memasuki ruangan.
Lah Erka wajahnya suram banget. Semoga aja ini anak moodnya tidak suram. Sudah seperti mati mau hidup juga mau. Wait, kok peribahasanya ada yang aneh. Ah biarlah intinya seperti itu.
Tanpa menyapaku terlebih dahulu, Erka langsung menuju meja kantornya dan menaruh tasnya lalu pergi lagi.
"Erka!" Panggilku yang membuat Erka memberhentikan langkahnya sebelum keluar dari ruangan.
Aku langsung menghampiri Erka, bertatapan, bukan. Lihat-lihatan, bukan. Berdiri berhadapan tapi saling tatapan.
"Kau mau kemana? Semalam apa yang mau kau ceritakan?" Tanyaku to the point. Tentu aku sangat ingin tau apa yang mau Erka ceritakan semalam sampai-sampai rela mengganggu bobo unyu ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Give me your love...
Ficção Geral[NOTE] : Cerita ini masamuneRei tulis pada tahun 2015 secara spontan saat sedang perjalanan pulang dari bekerja. Sempat vakum di tahun 2016 dan mencoba kembali publish di tahun 2017 namun publishnya jadi semaunya. Penggunaan bahasa tidak baku dan ga...