*4*

2.9K 159 37
                                    

Alarm ponselku berbunyi, tepat jam 04.45 pagi. Meraih ponsel dan mematikan alarmnya. Meletakkan kembali ponsel seperti semula.

"Hhaahhhh~" seru ku seraya meregangkan otot-ototku.

Aku duduk sebentar di atas ranjang untuk mengumpulkan nyawa-nyawaku.

"Aduh, aku masih mengantuk," ucapku mengucek-ucek kedua mataku.

Tak berapa lama kemudian, aku bangun dari ranjang dan menghampiri kalender yang terpampang di samping cermin kamar.

Merobek tanggal yang sudah tidak berlaku.

"Hari Jumat??? Wah tidak terasa, besok weekend!" seruku bersemangat.

Tanpa membuang-buang waktu lagi, aku bergegas ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarku.

Melepas baju tidurku hingga sekarang aku polos sepolos-polosnya.

Aku berdiri tepat di bawah shower, perlahan memutar kran shower.

"Hhaahh~ segarnya."

Aku berdiam sejenak di bawah kucuran air yang keluar.

Lana. Aku memikirkan nama itu. Sejak kejadian beberapa waktu lalu, sudah 3 hari ini tepatnya aku tidak bertemu dengannya. Kau ke mana Lana? Bahkan disaat aku siap menjawab pertanyaanmu, kau menghilang tanpa jejak. Pikirku dalam hati. Ya, aku sudah bertekat untuk mengatakan yang sebenarnya, bagaimana yang aku rasakan saat tubuh Lana menghimpit tubuhku. Mengingat kejadian itu membuat pipiku memerah. ///// Kyaaa aku malu.

Kalau dipikir-pikir aku seperti kembali di jaman-jaman cinta monyet. Monyet aja punya cinta, kasian deh yang jones macem Author. *Arva minta banget dimutilasi* Lupakan masalah Author yang jones jones, pentingan juga ngebahas masalahku.

Baiklah, aku membayangkan wajah tampan Lana yang begitu menggairahkan saat itu. Kalau saat kejadian itu tidak di tempat ramai, mungkin saja aku sudah meminta Lana untuk menyantapku. Makin ngaco aja nih pikiranku. Jangan bilang aku mesum ya, aku tidak mesum. Yang mesum itu Author.

Benar-benar aku keracunan Lana, saat mandi aku ingat Lana, saat makan aku ingat Lana, saat minum aku ingat Lana, saat di kantor aku ingat Lana, saat tidur aku ingat Lana, bahkan saat sedang nyetor a.k.a BAB aku ingat Lana. Lupakan perumpamaan yang terakhir. Pokoknya apapun yang sedang aku lakukan, pasti selalu teringat Lana.

Aku merasakan sesuatu dari tubuhku bereaksi tidak biasanya. Saat itu juga aku melihat ke bawah. Aku tercengang, aku shock, aku kaget, bagaikan aku dipergoki sedang bercumbu oleh Erka. Ya Homogami! Apa yang terjadi??!! Aku frustasi. Bagaimana bisa kelaki-lakianku, kegagahanku a.k.a Arva Junior bisa terbangun dari tidurnya tepat disaat aku sedang memikirkan Lana??? Nak, kau boleh bangun dari tidurmu kalau sudah ada papamu nak. Kalau seperti ini, kasihan mama nak. Mama masih menjanda saat ini, nak. Ratapku dalam hati.

Baiklah, tidak ada jalan lain, aku harus menidurkannya kembali. Jangan nakal ya sayang, nurut kata mama. Kau harus tidur.

*_*_*_*_*

Sial! Gara-gara si junior bangun, aku jadi kesiangan. Dan sialnya lagi aku ketinggalan kereta. Aarrgghh~

Aku melihat jam tanganku, tidak keburu kalau aku sampai tepat waktu di kantor. Alamat terlambat lah ini. Terima nasib.

Kereta entah yang keberapa datang jam 07.45. Aku bersiap di peron, dan masuk ke dalam kereta. Di dalam kereta tidak begitu sesak dengan penumpang.

Aku berdiri bersandar dekat pintu kereta, mengambil ponsel di saku celanaku.

Aku mengirim pesan untuk Erka, memberitahunya kalau aku datang terlambat.

Give me your love...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang