Jangan lupa tekan ⭐ ya!
.
.
.Hembusan angin dingin memasuki kamar Jungkook. Ia sengaja memilih kamar yang mempunyai balkon agar bisa merokok dengan bebas seperti ini. Keadaanya sudah lebih baik, namun hatinya yang tidak baik. Dia harus menahan kemarahannya selama 3 minggu tinggal bersama musuh bebuyutannya.
Dia juga sudah bisa melakukan semuanya sendiri namun sang kakak belum memperbolehkannya masuk sekolah. Dia bukan tipe penurut, namun jika sang kakak yang memohon dengan linangan air mata akan sangat brengsek jika Jungkook membangkang.
Ah dia sebenarnya tidak suka sekolah, dia hanya suka para pria dan gadis yang menggoda imannya. Di sekolah dia mendapatkan banyak asupan untuk kebanggaan nya yang akan selalu berdiri menantang lubang mereka.
Tilulit tilulit
Jungkook segera mengangkat ponselnya tanpa melihat sang pemanggil.
"Hm?" sahutnya malas.
"Ini Jungkook?!"
Jungkook mengernyit dan melihat siapa yang memanggilnya. Dan dia semakin mengernyit kala melihat nama musuh bebuyutannya terpampang di layar ponselnya namun suara yang terdengar bukan suara Taehyung.
Yah tentu mereka bertukar nomor ponsel—terpaksa sebenarnya hanya untuk berhubungan jika Jungkook butuh sesuatu. Jangan lupakan Taehyung yang menjadi perawat dadakan Jungkook. Sebenarnya sekali lagi—Jungkook enggan melakukan drama ini, namun ini semua demi sang kakak tercinta. Kasih sayang dan cinta Jungkook kepada Seokjin amatlah besar. Karena pria cantik itulah yang menjadi ibu sekaligus ayah untuk Jungkook ketika kedua orang tuanya meninggalkan mereka.
"Ya ini aku. Kau siapa?" tanya Jungkook malas.
"Ah bagus! Tolong bantu aku! Taehyung mabuk berat dan aku tidak tahu di mana apartemennya. Dia benar-benar tidak sadar! Tolong aku ya ya ya?!"
"Dari mana—"
"Akan ku kirim alamatnya! Bye!"
Pip
Belum juga Jungkook membalasnya namun panggilan sudah dimatikan sepihak. Dia tidak tahu suara siapa itu, yang menjadi bahan pikiran Jungkook adalah apa selama ini teman-teman mereka tahu jika ia dan Taehyung tinggal satu atap?! Itu sangat menyebalkan baginya jika ada yang mengetahuinya.
Dan dia masuk ke dalam kamarnya lalu membaringkan tubuhnya dengan santai dan memejamkan matanya untuk tidur. Dia tidak peduli dengan Taehyung—
"Haish merepotkan!" gerutunya.
Dia beranjak dari tidurnya lalu mengambil jaket tebal dan kunci mobilnya. Ia paling malas jika membawa mobil, namun dia akan semakin kerepotan jika membawa motor dengan keadaan si sialan itu yang tidak sadarkan diri. Taehyung juga pasti membawa motornya bukan mobil.
Sebenarnya—Jungkook amat sangat malas dan tidak peduli dengan keadaan Taehyung. Namun dia teringat Namjoon yang sangat berjasa di kehidupan sang kakak. Karena pria gagah tersebut kehidupan sang kakak menjadi lengkap dan penuh kebahagiaan. Dia hanya ingin balas budi dan dalam bentuk menghormatinya saja! Bukan karena ia peduli dengan Taehyung! Ingat itu!
Tak lama mobilnya sampai di bar gay mewah di tengah-tengah kota. Dia segera masuk terburu karena cuaca sangat dingin. Dan dia menatap kesal pria yang berada di meja sembari menelungkupkan kepalanya tidak sadarkan diri.
Dengan kasar ia menarik tubuh Taehyung hendak di gendong di pundaknya. Namun terhenti saat Taehyung mulai meracau.
"Sepertinya aku mimpi." parau Taehyung menatap wajah Jungkook yang tertutup tudung jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCK! (Taekook/Vkook) END By : FujoHere8
Fanfiction⚠️ 21+ GAY AREA! MPREG! MISSGENDERING! ⚠️ Fucker vs Fucker Dua remaja yang saling mempertahankan posisi dominannya. Selalu bersaing, tidak pernah akur namun mereka menyimpan luka masa lalu bersama. top! Tae bott! Kook